NERACA
Mendengar layang-layang mungkin sebagian orang akan langsung teringat kepada cerita atau permainan semasa kecil. Layang-layang, siapa yang tidak pernah memainkannya? Ya sebagian orang memang pastilah sudah pernah memainkannya, terbuat dari kerangka kayu dan berbahan kertas atau kain. Layang-layang diterbangkan angin dan diikatkan dengan tali untuk alat untuk mengendalikannya. Permainan tempo dulu ini tak ada matinya, hingga kini layang-layang tetap dimainkan oleh banyak orang, khususnya saat musim dengan angin yang cukup kencang atau pancaroba.
Terdapat berbagai tipe layang-layang permainan. Yang paling umum adalah layang-layang hias (dalam bahasa Betawi disebut koang) dan layang-layang aduan (laga). Terdapat pula layang-layang yang diberi sendaringan yang dapat mengeluarkan suara karena hembusan angin. Selain itu layangan pun bisa sebagai alat aduan, biasanya pada layang-layang aduan. Tali yang digunakan berbeda dengan tali biasanya, tali aduan mayoritas sangat tajam, dan bila tidak hati-hati dapat melukai tangan kita, biasanya disebut benang gelasan.
Di beberapa daerah Nusantara layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu, biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian. Layang-layang paling sederhana terbuat dari helai daun yang diberi kerangka dari bambu dan diikat dengan serat rotan. Layang-layang semacam ini masih dapat dijumpai di Sulawesi. Diduga pula, beberapa bentuk layang-layang tradisional Bali berkembang dari layang-layang daun karena bentuk ovalnya yang menyerupai daun.
Setiap daerah memang memiliki karakter layang-layamg yang berbeda-beda. Kita dapat menemukannya semuanya di Museum Layang-Layang, lokasinya, di Jalan H. Kamang No.38 Pondok labu, Jakarta Selatan. Museum Layang-Layang Indonesia memiliki berbagai koleksi dari seluruh pelosok Nusantara dan Mancanegara, termasuk laying-layang tradisional dan modern.
Mulai dari layang-layang miniatur berukuran 2 centimeter, hingga yang berukuran besar. Di dalam Museum Layang-Layang ini kita juga dapat menonton video tentang Layang-Layang dan belajar membuat dan melukis Layang-Layang.
Pemilik Museum Layang-Layang ini adalah Endang Ernawati yang juga penggemar Layang-Layang dan barang-barang antik. Dia juga seorang pakar kecantikan yang menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985 dengan membentuk Merindo Kites & Gallery dan sudah mengikuti berbagai festival layang-layang di dalam dan luar negeri. Disebabkan rasa cintanya yang sangat mendalam terhadap Layang-Layang, maka dia pun mendirikan Museum Layang-Layang pada 2003.
Halaman museum ini sangat luas. Lantai halamannya tampak warna-warni karena digambari lukisan layang-layang berbagai warna dan bentuk. Di halaman luas inilah biasanya anak-anak berlarian mencoba menerbangkan layang-layang buatan mereka sendiri. Siapapun yang masuk ke museum, akan ditemani oleh seorang pemandu yang menjelaskan sejarah dan latar belakang cerita setiap layang-layang.
Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…
The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…
Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…
Liburan ke Jepang Makin Ramai, Howliday Tracel Tawarkan Private Trip Eksklusif NERACA Jakarta - Organisasi Pariwisata Jepang (JNTO) telah…
The Apurva Kempinski Bali Luncurkan Program Powerful Indonesia : Bhinneka Tunggal Ika NERACA Jakarta - The Apurva Kempinski Bali…
Hadir di 4 Wilayah, The Pokemon Company Umumkan Proyek Pikachu's Indonesia Journey NERACA Jakarta - The Pokémon Company, perusahaan…