NERACA
Jakarta - PT Bayan Resources Tbk (BYAN) melalui dua anak usahanya melakukan transaksi afiliasi dengan total nilai mencapai Rp306,15 miliar. Dua entitas tersebut, yakni PT Fajar Sakti Prima (FSP) dan PT Kalimantan Citra Bara (KCB). Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perseroan menyebutkan, kontrak baru tersebut berupa pemberian jasa pelaksana konstruksi atas pengaspalan jalan pengangkutan sepanjang 93,4 kilometer dan Side Dump Loops di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur kepada PT KCB. Menurut Direksi BYAN, alasan dilakukan transaksi karena FSP berkeinginan untuk melapisi permukaan dan mengaspal jalan angkut batubara miliknya dari kilometer 6,6 sampai kilometer 100 jalan pengangkutan sepanjang 93,4 kilometer dan Side Dump Loops di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Hal ini dilakukan untuk memperlancar jalur distribusi logistik batubara milik FSP dari hulu hingga hilir.
Adapun ruang lingkup perjanjian jasa tersebut meliputi pelaksanaan pengaspalan jalan pengangkutan termasuk namun tidak terbatas pada persiapan lahan, pencampuran, pengangkutan, penyebaran, dan pemadatan lapisan permukaan serta penghamparan aspal HMA (Hot Mix Asphalt dan pemberian marka jalan.
Menurut Direksi BYAN, perjanjian jasa ini dibuat untuk jangka waktu 24 bulan yang terdiri atas segmen 1 dan segmen 2. Adapun pekerjaan segmen 1 memiliki nilai kontrak Rp102,64 miliar dan pekerjaan segmen 2 sebesar Rp203,51 miliar. Transaksi ini, menurut Direksi BYAN, merupakan transaksi afiliasi karena terdapat anggota Direksi PT FSP yang juga menjabat sebagai anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT KCB. Dato Dr. Low Tuck Kwong selain menjabat sebagai Direktur Utama PT FSP juga menjabat sebagai Komisaris PT KCB.
Sementara Jenny Quantero selain menjabat sebagai Direktur PT FSP, juga menjabat sebagai Direktur PT KCB. Meski demikian, transaksi ini bukanlah transaksi material karena nilainya masih di bawah 20% dari ekuitas Perseroan per 31 Desember 2023.Sekedar informasi, PT Fajar Sakti Prima (FSP), adalah anak usaha Bayan Resources (yang bergerak di bidang pertambangan batubara. Sedangkan PT Kalimantan Citra Bara (KCB), bergerak di bidang jasa pertambangan dengan sub bidang usaha jalan pertambangan, jembatan dan penerowongan (tunneling).
Tahun inni, BYAN menargetkan produksi batu bara sejumlah 55 juta-57 juta ton, naik dari estimasi realisasi 2023 sebesar 48 juta ton. BYAN pun menjadi produsen batu bara ketiga terbesar di Indonesia, di bawah PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) dengan produksi sekitar 80 juta ton, dan PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) sekitar 64 juta ton.
Manajemen BYAN menyebutkan pihaknya akan memacu produksi batu bara pada 2024 menjadi 55 juta-57 juta ton. Dengan demikian, volume produksi BYAN terus naik dari 2023 48 juta ton, 2022 39 juta ton, 2021 38 juta ton, dan 2020 30 juta ton. Volume produksi batu bara pada 2024 berpotensi naik 15%-20% karena ekspansi tambang North Pakar di Tabang.
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…