NERACA
Jakarta – Emiten maskapai penerbangan, PT AirAsia Indonesia Tbk (CMPP) mencatatkan kinerja negatif di paruh pertama 2024. Dimana rugi perseroan tercatat Rp1,29 triliun atau meningkat hingga 7 kali lipat atau 643,92% dibandingkan rugi priode yang sama tahun lalu sebesar Rp 174,21 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.
Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine mengatakan, perseroan selalu berupaya melakukan langkah-langkah proaktif untuk menegaskan komitmennya dalam berinovasi secara berkelanjutan dan mencari peluang baru, guna meningkatkan kinerja perusahaan. Manajemen mengungkapkan, jika tidak mencakup rugi selisih kurs dari transaksi dalam mata uang asing, AirAsia mencatatkan kerugian Rp 581,91 miliar.
Hasil ini bahkan disebut-sebut mengalami perbaikan kerugian sebesar 5 pts, jika dibandingkan total rugi pada paruh pertama tahun lalu. Namun dari kinerja topline, perseroan sebenarnya mencetak kenaikan pendapatan 24% menjadi Rp 3,78 triliun sepanjang Januari-Juni 2024, dibandingkan semester yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,05 triliun.“Kenaikkan pendapatan AirAsia Indonesia didorong peningkatan jumlah penumpang sebesar 21% dengan total 3,32 juta penumpang dan tingkat keterisian penumpang (load factor) naik 4 pts atau 87% dibandingkan semester I-2023,” jelas Veranita.
Sebagian besar pendapatan berasal dari operasi penerbangan, dengan kontribusi penjualan tiket kursi pesawat sebesar Rp 3,2 triliun. Kemudian diikuti oleh pendapatan dari bagasi dan pelayanan penerbangan sebesar Rp 518,8 miliar, serta pendapatan ancillary sebesar Rp 33,3 miliar dan kargo Rp 26,5 miliar.
Sedangkan pendapatan per kilometer kursi yang tersedia (RASK) tercatat naik sebesar 8% atau Rp 685 miliar, dengan peningkatan jumlah penerbangan sebanyak 15% atau 2.900 penerbangan. Jakarta menjadi sumber pendapatan utama senilai Rp 1,63 triliun, diikuti Denpasar senilai Rp 1,38 triliun. Sementara itu, Surabaya dan Medan masing-masing mencatat angka Rp 488,54 miliar dan Rp 278,84 miliar.
Adapun peningkatan pendapatan usaha semester I-2024 tercatat sebesar 24% atau sebesar Rp 733 miliar, diikuti dengan peningkatan biaya operasional sebesar 19% dari tahun sebelumnya atau Rp 665 miliar.“Biaya yang dimaksud tidak mencakup laba/rugi selisih kurs dari transaksi dalam mata uang asing,” jelas manajemen.
Demi mencari peluang baru perseroan telah membuka rute baru, yang tidak hanya mencakup kawasan ASEAN, tetapi juga ke Australia. Dalam enam bulan pertama tahun ini, AirAsia Indonesia telah meresmikan dua rute baru, yaitu Denpasar-Lampung dan Jakarta-Kota Kinabalu. Sementara itu, pada Agustus 2024, AirAsia akan meresmikan empat rute internasional baru, yaitu Jakarta-Bandar Seri Begawan, Denpasar-Kota Kinabalu, Denpasar-Phuket, dan Denpasar-Cairns.“Hal ini akan diikuti dengan pembukaan rute-rute baru lainnya ke beberapa negara di Asia pada semester II-2024,” imbuh Veranita.
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…
Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…
Komitmen mendukung transisi energi dengan berbagai inisiatif terus dilakukan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN). Teranyar, perseroan menyelenggarakan program pelatihan…
Perhelatan marathon bergengsi BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 telah sukses digelar pada Minggu, 29 Juni 2025, diikuti oleh…
Beberapa hari jelang dilaksanakannya ajang BTN Jakarta International Marathon (BTN JAKIM) 2025 pada Minggu, 29 Juni 2025, para peserta lomba…