NERACA
Jakarta- Tahun ini, BCA Sekuritas menurunkan target indeks harga saham gabungan (IHSG) menjadi pada kisaran 7.200-7.300 dari sebelumnya pada 7.600-7.700. Hal tersebut disampaikan Head of Research BCA Sekuritas, Andre Benas di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pandangan bearish ini disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut adalah kurangnya kebijakan fiskal di Indonesia, tidak ada kejelasan foreign direct investment (FDI), dan inflasi yang masih cukup rendah. "Mestinya upside dari IHSG sudah tidak terlalu banyak ya," ujarnya.
Pandangan tersebut ditambah dengan saham-saham perbankan yang saat ini telah meningkat cukup tinggi. Andre menyebut selama ini pendorong laju positif bagi IHSG datang dari saham-saham perbankan. Dia melanjutkan, IHSG bisa saja bergerak naik apabila presiden baru, Prabowo Subianto, tiba-tiba memberikan katalis makro yang luar biasa pada Oktober mendatang. Menurutnya, hal itu dapat memberikan angin segar bagi IHSG.
Adapun, untuk sektor-sektor pilihan dari BCA Sekuritas pada semester II/2024 ini adalah retail, poultry, batu bara, transportasi, dan kesehatan. BCA Sekuritas memilih sektor retail karena melihat kalangan menengah atas masih bisa melakukan spending atau belanja, terutama di kebutuhan sehari-hari.
Selanjutnya, poultry karena BCA Sekuritas saat ini melihat harga raw material seperti biji jagung telah mengalami penurunan. Selain itu, lanjutnya, pemerintah juga telah memberikan peraturan yang cukup baik untuk pemain poultry. "Jadi ini bagus untuk industri poultry-nya," ujarnya.
Untuk batu bara, Andre menjelaskan, sektor ini masih bisa memberikan return yang cukup bagus, terutama dari dividennya. Sementara itu, untuk sektor kesehatan, BCA Sekuritas melihat katalis terhadap sektor ini datang dari kenaikan premi asuransi yang mendorong pemilik asuransi untuk melakukan cek kesehatan lebih rutin.
Apa yang diproyeksikan BCA Sekuritas berbanding tebalik dengan PT Maybank Sekuritas Indonesia (Maybank Sekuritas) yang memproyeksikan IHSG hingga akhir tahun 2024 akan tembus di level 8.000 dengan beberapa faktor mendukung target tersebut,”Dengan Federal Reserve mulai menurunkan suku bunga, tekanan inflasi akan mereda. Bank Indonesia juga kemungkinan akan menurunkan suku bunga, meski tidak bersamaan dengan FED. Tekanan terhadap rupiah juga akan berkurang,”kata Presiden Direktur Maybank Sekuritas, Wilianto Ie.
Dia menambahkan, ekonomi mulai pulih dan sejak akhir tahun lalu, pertumbuhan kredit perbankan sudah bagus dan lebih cepat daripada pertumbuhan deposito dan dana pihak ketiga. Namun, Wilianto mengingatkan bahwa dalam 2-3 tahun ke depan, likuiditas perbankan mungkin akan mulai ketat lagi. “Sekarang ini kita masih melihat bahwa sektor perbankan, consumer, dan banyak saham di berbagai sektor sudah undervalued,” jelasnya.
Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…
Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…
Perluas dampak positif bagi masyarakat dalam pemberdayaan, FWD Group Holdings Limited (FWD) resmi memperpanjang kemitraan selama tiga tahun bersama JA…
Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…
Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…
Perluas dampak positif bagi masyarakat dalam pemberdayaan, FWD Group Holdings Limited (FWD) resmi memperpanjang kemitraan selama tiga tahun bersama JA…