Saham Investor Asing di BSI Naik Jadi 53%

NERACA

Jakarta- PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI mencatat komposisi kepemilikan saham institusi asing di perseroan naik menjadi 53% per April 2024 dibandingkan priode yang sama tahun lalu sebesar 44,3%. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Group Head Investor Relations BSI, Rizky Budinanda mengatakan, perseroan juga mencatatkan market cap tembus Rp131 triliun dan menempatkan BSI masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank dari sisi kapitalisasi pasar pada bulan April 2024."Kami bersyukur sekarang ini sejalan dengan kinerja perusahaan yang semakin solid dan kegiatan marketing yang kami lakukan kepada investor domestik dan asing terus meningkatkan kepercayaan publik,"ujar Rizky.

Sampai dengan April 2024, BSI membukukan pertumbuhan laba sebesar 15,05% YoY menjadi Rp2,24 triliun yang didorong oleh pembiayaan yang tumbuh secara dobel digit sebesar 18% (YOY) menjadi Rp251,6 triliun dan kualitas yang terjaga dengan NPF Net di 0,57%. Fee Based Income juga mengalami pertumbuhan yang signifikan hingga 30% (YoY) terutama didorong oleh transaksi melalui e-channel maupun treasury.

Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat naik sekitar 9,41 % menjadi Rp293,25 triliun di periode yang sama. CASA juga meningkat menjadi 61,21%, yang ditopang oleh naiknya tabungan wadiah, sehingga turut menjaga Cost of Fund (CoF) relatively flat secara bulanan. Adapun pada aspek beban operasional, terlihat turun 0,63% (YoY) dan cost to income ratio membaik ke level 47,51 dibanding posisi bulan Maret 2024.

Sebelumnya, dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) BRIS memutuskan pembagian dividen tunai sebesar 15% dari laba bersih tahun buku 2023 atau senilai Rp855,56 miliar atau setara Rp18,54 per lembar saham.“Yang penting angka ini dua kali lipat dibandingkan tahun lalu. yang hanya Rp9 per lembar saham. BSI berkomitmen membagikan dividen yang lebih menarik lagi ke depan,”kata Direktur Finance and Strategy BSI, Ade Cahyo Nugroho di Jakarta, kemarin.

Sementara Direktur Utama BSI, Hery Gunardi menjelaskan bahwa sebesar 20% dari laba bersih atau senilai Rp1,14 triliun akan disisihkan sebagai cadangan wajib. Kemudian sebesar 65% atau senilai Rp3,70 triliun (dari laba bersih) digunakan sebagai saldo laba ditahan. Dalam RUPST, perseroan juga menyetujui laporan tahunan dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris serta pengesahan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2023.

 

BERITA TERKAIT

BEI Luncurkan Media Edukasi - Tingkatkan Pemahaman Soal Waran Terstruktur

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…

RMK Energy Kemas Laba Bersih Rp51,5 Miliar

NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…

Melesat Tajam, Laba Elang Mahkota Capai Rp 3,6 Triliun

NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

BEI Luncurkan Media Edukasi - Tingkatkan Pemahaman Soal Waran Terstruktur

NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…

RMK Energy Kemas Laba Bersih Rp51,5 Miliar

NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…

Melesat Tajam, Laba Elang Mahkota Capai Rp 3,6 Triliun

NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…