NERACA
Jakarta – Sepanjang tahun 2023, PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) membukukan laba bersih Rp39,07 miliar turun 25,8% dibandingkan laba tahun sebelumnya Rp52,66 miliar. Perseroan menjelaskan, penurunan laba bersih disebabkan oleh anjloknya pendapatan ARKO hingga 27,87% selama tahun berjalan. Pendapatan emiten yang bergerak di bidang energi baru terbarukan (EBT) itu parkir di posisi Rp178,79 miliar lebih rendah dbandingkan dengan tahun sebelumnya Rp247,88 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, segmen yang berkontribusi paling besar adalah jasa konstruksi yang mencapai Rp123,03 miliar dan penjualan listrik Rp45,13 miliar. PT PLN tercatat menjadi klien utama perseroan dengan kontribusi pendapatan sebesar Rp168,17 miliar. Seiring dengan turunnya pendapatan, beban pokok AKRO juga tercatat turun 13,2% menjadi Rp104,82 miliar. Meski begitu, laba kotor perseroan tercatat turun 41,81% pada 2023 menjadi Rp73,96 miliar dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp127,11 miliar.
Setelah dikurangi pajak dan beban-beban lainnya, laba per saham ARKO turun dari posisi tahun lalu Rp20 menjadi Rp13. Sementara itu, total liabilitas tercatat naik dari Rp547,93 miliar pada 2022 menjadi Rp719,72 miliar pada akhir 2023. Adapun total asset perseroan mencapai Rp1,15 triliun naik dari posisi tahun lalu Rp947,94 miliar. Hal itu berkat ditopang oleh asset keuangan dari proyek konsesi Rp698,99 miliar.
Sebelumnya, PT Arkora Hydro Tbk. (ARKO) melaporkan telah mendirikan anak usaha baru bernama PT Arkora Energi Mandiri pada 13 Feruari 2024. Pendirian anak usaha tersebut dilakukan ARKO melalui anak-anak perusahaan. Corporate Secretary ARKO, Prisca Lumban Tobing bilang, anak usaha ARKO yakni, PT Arkoda Pembangkitan Hijau (APH) dan PT Arjuna Hidro (AH) telah mendirikan anak usaha baru yang bernama PT Arkora Energi Mandiri (AEM). Baik Arkora Pembangkitan Hijau dan Arjuna Hidro adalah anak usaha yang secara langsung dimiliki 99% oleh ARKO.
Prisca merincikan, Arkora Pembangkitan Hijau memegang 2.499 saham Arkora Energi Mandiri atau setara 99,96% kepemilikan dengan total modal Rp2,49 miliar. Sisanya sebanyak 1 saham atau 0,04% dimiliki oleh Arjuna Hidro dengan nilai Rp1 juta. "Pendirian PT AEM tersebut telah dicatatkan dalam Akta Pendirian Nomor 23 tanggal 13 Februari 2024, dan telah mendapatkan pengesahan sebagai badan hukum oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia," kata Prisca.
Pendirian perusahaan PT AEM melalui AHP dan AH yang menjadi pemegang saham, lanjut Prisca, menjadikan perseroan secara tidak langsung memiliki kepemilikan saham kepada PT AEM sebesar 99%. Sebagai informasi, ARKO memiliki potensi kapasitas terpasang pembangkit listrik energi terbarukan (EBT) sebesar 220 megawatt yang tertuang dalam daftar rencana proyek (pipeline).
Presiden Direktur Arkaro Hydra, Aldo Artoko pernah bilang, sepanjang 2023 ARKO memiliki pipeline sebesar 220 megawatt atau naik 120 Megawatt, naik 120% dibandingkan periode tahun lalu sebesar 110 megawatt.“Dari pipeline tersebut tersebar di 4 pulau besar, mayoritas site baru yang dibidik didominasi di Kalimantan,”ujarnya.
Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…
PLN Icon Plus menyatakan komitmennya dalam mendukung upaya Pemerintah Provinsi Bali dalam mewujudkan kemandirian energi berbasis energi terbarukan dan percepatan…
Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…
Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…
PLN Icon Plus menyatakan komitmennya dalam mendukung upaya Pemerintah Provinsi Bali dalam mewujudkan kemandirian energi berbasis energi terbarukan dan percepatan…
Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…