NERACA
Jakarta – Dorong pertumbuhan likuiditas harga saham di pasar, rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO) menyetujui pemecahan nilai nominal saham (stock split). Aksi korporasi ini juga untuk memenuhi ketentuan free float. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Manajemen Sucaco menjelaskan pemegang saham menyetujui rencana stock split dengan rasio pemecahan 1:4 dalam RUPSLB. Nominal saham yang awalnya Rp1.000 menjadi Rp250 per saham. Rapat juga menyetujui perubahan Pasal 4 ayat 1 dan ayat 2 anggaran dasar perseroan sehubungan dengan pelaksanaan pemecahan nilai nominal saham (stock split), sehingga modal dasar perseroan ini ditetapkan sebesar Rp500 miliar terbagi atas 2 miliar saham masing-masing saham bernilai nominal Rp250.
Dari modal dasar tersebut telah ditempatkan dan disetor sebesar 41,12% atau sebanyak 822.333.600 saham, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp205.583.400.000 oleh para pemegang saham. Tujuan Sucaco dalam melaksanakan stock split adalah untuk meningkatkan jumlah saham yang beredar dan menurunkan harga per lembar saham agar menjadi lebih terjangkau bagi para investor. Tindakan ini diharapkan dapat meningkatkan likuiditas saham SCCO.
Selain itu, stock split juga bertujuan untuk memenuhi persyaratan Peraturan Bursa No. I-A Tahun 2021 tanggal 21 Desember 2021 terkait pemenuhan saham Free Float. Dengan demikian, perseroan tidak akan menerbitkan efek bersifat ekuitas selain saham. SCCO sendiri masuk dalam papan pantauan khusus dengan kriteria 6 sejak 31 Januari 2024. Kriteria 6 adalah tidak memenuhi persyaratan untuk dapat tetap tercatat di bursa sebagaimana diatur Peraturan Nomor I-A dan I-V terkait Saham Free float. Sebagai informasi tambahan, aturan perubahan dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mewajibkan perusahaan tercatat memiliki saham free float minimal sebanyak 50 juta saham atau setara dengan 7,5% dari jumlah saham yang tercatat pada 21 Desember 2023. Sebelumnya, per Desember 2023, jumlah saham SCCO tercatat di BEI sebanyak 205.583.400 (205,58 juta) saham. Saham masyarakat 32,26 juta saham atau 15,70% dan masyarakat non warkat 19,03 juta atau 9,26%. Dengan demikian, total saham masyarakat 32,28 juta saham, di bawah ketentuan free float 50 juta saham.
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…