NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, perusahaan migas PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) terus mengembangkan dan juga diversifikasi bisnis. Teranyar, perseroan akan membangun pabrik amonia yang saat ini dalam persiapan front-end engineering design."Jadi, di satu sisi teknikal kita sedang menyiapkan persiapan pembangunan konstruksi plannya,"kata Direktur RAJA,Sumantri Suwarno di Jakarta, kemarin.
Di sisi lain, katanya, perusahaan juga terus menerus memastikan kesiapan gas bumi sebagai bahan baku dari amonia.Perseroan menyebut bisnis amonia ini dapat menghasilkan pendapatan, sesuai dengan harga jualnya dan kapasitas produksinya. "Kalau misalnya amonia US$400/ton per tahun, revenue bisa sampai US$280 juta (Rp4,34 triliun)," ujarnya.
Dia mengestimasikan, besaran tersebut dengan asumsi pabrik amonia nanti akan memiliki kapasitas produksi 700.000 ton setiap tahunnya. Disampaikannya pula, pendapatan akan bergantung pada pergerakan harga amonia yang cukup dinamis dengan permintaan."Penjualan amonia tergantung permintaan pasar dalam dan luar negeri dengan memberikan harga yang baik. Namun, juga terdapat faktor aturan dari pemerintah terkait proporsi ekspor," katanya.
Kemudian penjualan dalam negeri juga akan mempengaruhi porsi maupun tujuan penjualan amonia yang dihasilkan nanti.Tahun lalu, RAJA mendirikan anak usaha baru bernama PT Banggai Ammonia Indonesia. Anak usaha itu bergerak di bidang industri kimia dasar organik yang bersumber dari Minyak Bumi, Gas Alam dan Batu Bara.
Sementara Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi menambahkan, perseroan siap mengakselerasi pengembangan bisnis seiring dengan kinerja perseroan yang positif pada kuartal terakhir."Kami akan melakukan akselerasi pengembangan bisnis yang ekspansif serta dan mengoptimalkan hasil investasi untuk memberikan nilai tambah kepada pemegang saham,"ungkapnya.
Selain itu, lanjut Djauhar, perseroan juga sedang mempersiapkan pengembangan bisnis dan diversifikasi bisnis yang nantinya bertujuan untuk menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi bagi perseroan dengan memasuki lini bisnis petrokimia dan energi baru terbarukan.
Di kuartal tiga 2023, perseroan perseroan membukukan laba bersih US$ 12,6 juta atau naik 123% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu US$ 5,6 juta. Pendapatan bersih perseroan mengalami kenaikan sebesar 26% dari US$ 87 juta pada tahun lalu menjadi US$ 110 juta. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan tersebut yakni kenaikan penjualan gas baik dari gas pipa maupun CNG, terutama dengan adanya penambahan pelanggan baru di Pulau Sumatera.
Selain itu, kenaikan kontribusi dari sektor infrastruktur gas juga memberikan kontribusi yang cukup baik terutama dari toll fee pada pipa gas dan pipa minyak mentah milik perseroan. Realisasi belanja modal perseroan hingga kuartal III 2023 telah mencapai US$ 41 juta atau setara dengan 82% dari total US$ 50 juta yang dianggarkan untuk keperluan belanja modal pada 2023.
Belanja modal yang telah disiapkan itu telah digunakan untuk pengembangan bisnis perseroan pada tahun ini. Sampai dengan kuartal III, perseroan fokus pada pengembangan bisnis yang saat ini sudah dijalankan perseroan. Adapun proyek yang sudah berjalan pada 2023 adalah proyek pembangunan mother station (CNG) di Grobogan Jawa Tengah, proyek pembangunan pipa gas PT IKPP di Riau, proyek eksplorasi blok minyak di wilayah Sumatera dan pembelian hak partisipasi blok minyak di wilayah Sumatera.
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melalui anak perusahaannya, PT Komala Indonesia menambah armada berupa satu…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
NERACA Jakarta -Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Jaya Trishindo Tbk (HELI) melalui anak perusahaannya, PT Komala Indonesia menambah armada berupa satu…