Hindari Polarisasi di Masyarakat

 

 

Hindari polarisasi di tengah masyarakat akan mampu untuk bisa mencegah kemungkinan peningkatan paham radikal, terlebih menjelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang.

Narasi dan argumentasi yang berpotensi untuk mampu membawa pengaruh akan ideologi yang berasal dari transnasional memang seringkali dihembuskan oleh para kelompok yang intoleran dan juga radikal di ruang publik. Untuk bisa menanggulangi adanya hal tersebut, menjadi sangat penting adanya peranan dari kelompok agamis yang moderat.

Hal tersebut dikarenakan kelompok agamis yang moderat memang harus mampu memberikan adanya kontra narasi yang mampu menyasar kepada semua kalangan, khususnya untuk para generasi muda, yang mana mereka merupakan generasi yang sedang mencari jati dirinya dan sangatlah mudah untuk terindoktrinasi atau terkena cuci otak dari banyaknya narasi yang dibuat oleh propagandis kelompok radikal.

Terkait dengan hal itu, Co-founder Peace Generation, Irfan Amelee menjelaskan, frekuensi akan partisipasi para anak muda memang harus jauh ditingkatkan dan menjadi lebih sering lagi. Lantaran, algoritma yang bekerja dalam mesin pencarian di internet atau ruang digital memang akan selalu memprioritaskan sesuatu yang banyak serta sering diterbitkan.

Sehingga, jumlah konten untuk melakukan kontra narasi sendiri memang hendaknya harus bisa jauh lebih banyak. Karena jika diibaratkan sebagai sebuah wadah, maka apabila telah dimasukkan setitik zat pewarna saja, maka untuk bisa membersihkannya kembali diperlukan air jernih dengan jumlah yang jauh lebih banyak lagi dari sebelumnya sehingga air dalam wadah itu bisa kembali jernih.

Akan tetapi, persoalan pun terus datang dan menjadi semakin kompleks, pasalnya karakteristik dari para generasi muda penerus bangsa Indonesia justru sering dihadapkan pada berbagai macam perdebatan yang sama sekali tidak produktif di dunia maya. Sebagai salah satu contoh adalah mengenai perdebatan benar atau salah, halal atau haram saja, hingga Pancasila atau khilafah dan lain sebagainya perdebatan yang kurang produktif sebenarnya.

Dari momentum dan karena telah membaca situasi demikian, maka justru dmanfaatkan dengan sangat baik oleh para kelompok yang intoleran dan radikal sehingga mereka mampu terus tidak mengenal lelah berupaya menggambarkan bahwa seolah-olah Pancasila sebagai suatu kemunduranbangsa dan khilafah adalah solusi terbaiknya.

Menurut Kepala DetasemenKhusus (Densus) 88, Marthinus Hokum mengatakan bahwa menjelang pelaksanaan pesta demokrasi dan kontestasi politik dalam gelaran Pemilihan Umum (Pemilu) pada tahun 2024 mendatang, memang tensi politik yang meninggi serta adanya fenomena kasus polarisasi yang terjadi di tengah masyarakat justru akan semakin meningkatkan potensi akan penyebaran paham radikal hingga terorisme semakin menjamur.

Terlebih, ketika misalnya narasi tersebut didampingi dengan adanya praktik politik identitas dengan mengusung sengaja akan identitas parsial dari salah satu kandidat calon yang hendak maju dalam kontestasi Pemilu. Karena jika cara demikian terus digunakan, maka akan terjadi sebuah perang identitas, lantaran pihak tertentu yang intoleran dan radikal akan dengan sengaja melihat dan memandang kelompok identitas lain berada di bawah derajat mereka atau secara inferoir dan hanya kelompok mereka saja yang berada di atas serta paling benar atau menjadi superior.

BERITA TERKAIT

Mimpi Besar Terancam Macet

  Program 3 (tiga) juta rumah yang digagas pemerintahan Prabowo-Gibran memang memiliki tujuan mulia: menyediakan hunian layak bagi rakyat, mengentaskan…

Dewan Kesejahteraan Buruh

    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan mengambil langkah strategis dengan melibatkan unsur pengusaha dan serikat pekerja dalam pembentukan Dewan…

Waspadai Narasi Negatif

    Perekonomian Indonesia kembali menunjukkan performa yang solid pada kuartal I-2025, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 4,87 persen (yoy). Capaian ini…

BERITA LAINNYA DI Editorial

Mimpi Besar Terancam Macet

  Program 3 (tiga) juta rumah yang digagas pemerintahan Prabowo-Gibran memang memiliki tujuan mulia: menyediakan hunian layak bagi rakyat, mengentaskan…

Dewan Kesejahteraan Buruh

    Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan mengambil langkah strategis dengan melibatkan unsur pengusaha dan serikat pekerja dalam pembentukan Dewan…

Waspadai Narasi Negatif

    Perekonomian Indonesia kembali menunjukkan performa yang solid pada kuartal I-2025, dengan mencatat pertumbuhan sebesar 4,87 persen (yoy). Capaian ini…