Konversi Sepeda Motor Listrik Diberikan Insentif

Jakarta – Pemerintah memiliki target mengurangi emisi hingga nol karbon atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Salah satu upayanya adalah mendorong penggunaan sepeda motor listrik, termasuk melakukan konversi motor listrik.

NERACA

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki target untuk melakukan konversi motor berbahan bakar minyak (BBM) menjadi motor listrik sebanyak 50 ribu unit pada tahun 2023 dan 150 ribu unit di tahun 2024.

Adapun untuk mengakselerasi program tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023, yang mengatur pemberian insentif bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi motor BBM ke listrik.

"Jadi jika memang ada yang berminat untuk melakukan konversi sepeda motor listrik ini akan mendapatkan bantuan dari Pemerintah sebesar Rp 7 juta rupiah. Menurut perkiraan kami saat ini, biaya untuk konversi sepeda motor sekitar Rp 15-17 juta rupiah, dengan adanya insentif ini, maka masyarakat hanya perlu mengeluarkan sisanya sekitar Rp 8-10 juta saja," ujar Kepala Balai Besar Survei dan Pengujian Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (BBSP KEBTKE) Senda Hurmuzan Kanam.

Senda juga mengatakan bahwa saat ini jumlah sepeda motor di Indonesia terbanyak ketiga di dunia. Diproyeksikan, pada tahun 2025, jumlah sepeda motor di Indonesia sebanyak 150 juta, dengan rincian 139 juta unit sepeda motor BBM, 5 juta unit sepeda motor listrik baru, dan 6 juta unit sepeda motor konversi.

"Saking besarnya jumlah sepeda motor kita, menghabiskan bensin sekitar 800 ribu barel perhari, sementara produksi minyak mentah kita hanya 600 ribu barel, dari konsumsi itu kita harus impor sekitar 800 ribu barel, karena konsumsi BBM kita sekitar 1,5 juta barel perhari, dan sebagian besar dikonsumsi sepeda motor. Jadi kalau berhasil melakukan konversi sepeda motor BBM menjadi sepeda motor listrik, diharapkan kita nanti tidak perlu lagi impor BBM, karena dari sisi energi pun kita cukup, kita punya banyak sumber energi baru dan terbarukan (EBT)," ungkap Senda.

Saat ini, lanjut Senda, sudah ada 24 bengkel yang tersedia yang siap melayani proses konversi, salah satunya BBSP KEBTKE. Selanjutnya ada 23 bengkel swasta yang tersebar di seluruh Jawa dan siap menerima program konversi.

"Jadi tahun ini targetnya ada 50 ribu unit yang akan dikonversi dan anggarannya sudah tersedia dari Pemerintah, sekitar Rp 350 miliar. Jadi bantuan ini siap untuk dilaksanakan dan diberikan kepada masyarakat yang tertarik untuk melakukan konversi," ujar Senda.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Usman Kasong  pun mengakui konversi motor listrik adalah langkah penting Pemerintah untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan menangani perubahan iklim global. "Dengan menggantikan motor bahan bakar fosil konvensional dengan motor listrik yang ramah lingkungan, kita dapat mengurangi polusi udara, menghemat bahan bakar, dan bergerak menuju transportasi yang berkelanjutan," jelas Usman.

Program nasional konversi motor listrik bertujuan untuk mempercepat adopsi motor listrik di seluruh negeri. Sejalan dengan regulasi yang ditetapkan pemerintah, program ini melibatkan berbagai upaya, mulai dari penyediaan insentif bagi konsumen, pengembangan infrastruktur pengisian, hingga edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat.

Pemerintah sendiri terus melakukan upaya percepatan untuk membangun ekosistem kendaraan listrik di Indonesia serta mendukung rencana aksi transisi energi menuju energi bersih. Untuk itu, pemerintah tengah menyusun berbagai strategi guna meningkatkan keinginan masyarakat mensukseskan program ini.

"Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023 dan Peraturan Menteri ESDM Nomor 3 Tahun 2023, Pemerintah memberikan insentif bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi motor BBM ke listrik," ujar Staf Ahli Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yudo Dwinanda Priaadi.

Yudo melanjutkan, insentif yang diberikan berupa bantuan yang diberikan Pemerintah adalah sebesar Rp7.000.000 per unit dan berdasarkan Permen ESDM Nomor 3 Tahun 2023 ditegaskan bahwa target penerima bantuan Pemerintah di tahun 2023 adalah sebanyak 50.000 unit dan tahun depan menjadi 150.000 unit.

Yudo menegaskan, untuk mencapai target tersebut dibutuhkan dukungan dan kolaborasi di antara berbagai pihak. "Kementerian Perhubungan dan Polri sebelumnya telah menyatakan dukungannya terhadap program konversi motor listrik dan kami sangat mengapresiasi karena hal tersebut. Dan itu sangat berarti sekali bagi kami," pungkas Yudo.

 

 

BERITA TERKAIT

Di Indonesia, Wuling Telah Produksi 3.000.000 Unit Mobil Listrik dan 40.000 Unit EV

NERACA Cikarang – PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) telah memproduksi 3.000.000 unit electric vehicle (EV) secara global, di mana sebanyak 40.000 unit…

MMKSI Optimis Hadapi Tantangan Pasar Otomotif Indonesia

NERACA Jakarta – PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) pada tahun fiskal 2024 berhasil mencatat penjualan 71.451 unit…

Yamaha Mio M3 Tampil dengan Warna Baru

NERACA Jakarta – Skutik Mio yang legendaris karena menjadi salah satu model skutik yang membuat tren penggunaan skutik semakin populer…

BERITA LAINNYA DI Otomotif

Di Indonesia, Wuling Telah Produksi 3.000.000 Unit Mobil Listrik dan 40.000 Unit EV

NERACA Cikarang – PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) telah memproduksi 3.000.000 unit electric vehicle (EV) secara global, di mana sebanyak 40.000 unit…

MMKSI Optimis Hadapi Tantangan Pasar Otomotif Indonesia

NERACA Jakarta – PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) pada tahun fiskal 2024 berhasil mencatat penjualan 71.451 unit…

Yamaha Mio M3 Tampil dengan Warna Baru

NERACA Jakarta – Skutik Mio yang legendaris karena menjadi salah satu model skutik yang membuat tren penggunaan skutik semakin populer…