NERACA
Jakarta – Bersiap melantai di pasar modal dengan target dana jumbo, PT VKTR Teknologi Mobilitas Tbk (VKTR) memiliki target bisnis yang besar. Dimana perseroan menargetkan kenaikan kapasitas perakitan bus listrik dari 500 unit menjadi 3.000 unit per tahun.
Direktur Utama VKTR, Gilarsi W Setijono mengatakan, perseroan akan mengalokasikan sebanyak 39,93% dari dana IPO saham dengan target Rp 1,13 triliun untuk belanja modal peningkatan kapasitas perakibat kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB).
Gilarsi menambahkan, perseroan berkomitmen mengembangkan fasilitas perakitan menjadi lini manufaktur handal bagi KBLBB bus dan truk. Saat ini, perusahaan yang akan menggunakan kode saham VKTR itu telah mulai menggunakan fasilitas KBLBB untuk unit bus di Tri Sakti, Jawa Tengah, dengan kapasitas perakitan 500 unit per tahun.”Dengan demikian, diharapkan perseroan akan dapat memenuhi ketentuan TKDN (tingkat kandungan dalam negeri) yang ditetapkan pemerintah, dan menjadi produk nasional yang dapat kita banggakan bersama,”ujarnya di Jakarta, kemarin.
Saat ini, TransJakarta mengoperasikan 52 bus listrik merek BYD yang seluruhnya diperoleh dari VKTR. Dalam satu tahun, 30 bus dari anak perusahaan Bakrie & Brothers ini telah beroperasi dan membawa hampir 10 juta penumpang dan telah digunakan sejauh 2,8 juta kilo meter.
Bus-bus tersebut juga mengurangi lebih dari 3,100 ton emisi CO2, serta membantu penghematan biaya operasional TransJakarta sebesar 85% setiap hari. Hal ini merupakan salah satu hasil dari upaya perseroan untuk memperkuat dan mengembangkan kemitraan strategis dengan pelaku industri kendaraan listrik terbesar di dunia, BYD Auto. "Saat ini, kami mendatangkan bus tipe K-9 secara CBU (completely built-up) langsung dari pabrik BYD di Shenzhen, Tiongkok. Tahap selanjutnya, kami mulai merintis proses pembangunan fasilitas perakitan di Indonesia dengan mitra perusahaan perakitan lokal yang berpengalaman di bidangnya,” jelas Gilarsi.
Dia menginformasikan, selain bus listrik, perseroan juga merambah bisnis truk listrik. Menurut Gilarsi, potensi pasar truk di Indonesia terus bertumbuh, diperkirakan pasar truk listrik akan melebihi 111.000 unit per tahun mulai tahun ini.
Komisaris Utama VKTR sekaligus Direktur Utama Bakrie & Brothers, Anindya Novyan Bakrie meyakini, prospek bisnis pengembangan ekosistem kendaraan listrik terbilang besar. Hal ini didukung perubahan besar industri kendaraan global yang bertransisi menuju energi bersih dan ramah lingkungan.
Sejalan dengan itu, melalui Perpres Nomor 55 Tahun 2019, pemerintah berkomitmen melakukan percepatan terbentuknya ekosistem KBLBB untuk transportasi jalan di Indonesia.“VKTR akan fokus mengembangkan bisnis KBLBB di segmen kendaraan komersial seperti bus dan truk. Berdasarkan data, kebutuhan bus di Jakarta saja mencapai lebih dari 10.000 unit hingga 2030. Jika menghitung potensi seluruh Indonesia, maka 10.000 unit dapat menjadi 20 kali lipat lebih besar,”kata Anindya.
NERACA Jakarta- Kembangkan ekspansi bisnisnya, PT PAM Mineral Tbk. (NICL) tengah siapkan akuisisi PT Sumber Mineral Abadi (SMA) guna mendongkrak…
NERACA Jakarta — Pasar IPO diyakini masih tumbuh meski di tengah kondisi pasar yang volatil dan bahkan pihak PT Bursa…
NERACA Jakarta -Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (19/5) sore ditutup menguat di tengah pelemahan…
Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…