Kinerja keuangan PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) di kuartal pertama 2023 masih negatif. Baik laba dan pendapatan, emiten tambang emas ini terkoreksi. Disebutkan, pendapatan perseroan dari kontrak dengan pelanggan turun 29,46% menjadi US$56,51 juta atau setara Rp846,35 miliar dibandingkan dengan US$80,12 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin menjelaskan, penurunan pendapatan terutama disebabkan penurunan pada pos penjualan domestik dari US$47,10 juta pada kuartal pertama 2022 menjadi hanya US$6,42 juta pada kuartal pertama 2023. Angka tersebut mencerminkan penurunan hingga 86,37%. Sementara itu, penjualan ke luar negeri tercatat naik dari US$33,02 juta pada kuartal I/2022 menjadi US$50,08 juta pada periode yang sama tahun ini.
Di samping itu, beban pokok penjualan ARCI mengalami penurunan dari US$54,94 juta pada kuartal I/2023 menjadi US$35,82 juta pada kuartal I/2023. Dengan demikian, ARCI mengantongi laba kotor senilai US$20,68 juta atau turun 17,87% dari periode yang sama tahun lalu senilai US$25,18 juta. Adapun, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada periode tiga bulan pertama tahun ini hanya mencapai US$4,84 juta atau Rp72,48 miliar. Jumlah ini turun hingga 48,78% dibandingkan dengan tahun sebelumnya mencapai US$9,45 juta.
Di tengah penurunan kinerja, ARCI mencatatkan kenaikan total aset pada kuartal pertama 2023 menjadi US$731,78 juta, dibandingkan US$717,81 juta pada akhir 2022. Total liabilitas dan total ekuitas sama-sama mengalami peningakatan. Hingga akhir Maret 2023, tercatat total liabilitas ARCI mencapai US$478,93 juta, atau naik dari Desember 2022 sebesar US$470,06 juta. Sementara itu, total ekuitas ARCI tercatat naik peningkatan dari US$247,75 juta pada akhir Desember 2022 menjadi US$252,85 juta pada akhir kuartal I/2023.
Emiten properti, PT Duta Pertiwi Tbk. (DUTI) membidik prapenjualan senilai Rp2,18 triliun pada 2025. Target itu lebih rendah dibanding realisasi…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) berencana memperkuat pasar minuman non-alkohol seiring dengan bertumbuhnya konsumsi Gen Z dan Milenial…
Danai pengembangan bisnis dan termasuk anak usaha, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) memperoleh pinjaman senilai Rp2 triliun. Dalam siaran…
Emiten properti, PT Duta Pertiwi Tbk. (DUTI) membidik prapenjualan senilai Rp2,18 triliun pada 2025. Target itu lebih rendah dibanding realisasi…
Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC) berencana memperkuat pasar minuman non-alkohol seiring dengan bertumbuhnya konsumsi Gen Z dan Milenial…
Danai pengembangan bisnis dan termasuk anak usaha, PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) memperoleh pinjaman senilai Rp2 triliun. Dalam siaran…