NERACA
Jakarta -Di tahun 2022 kemarin, emiten farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF) membukukan rugi bersih sebesar Rp170,04 miliar atau memburuk dibanding tahun 2021 yang memukukan laba bersih sebesar Rp302,27 miliar. Dampaknya, saldo laba telah ditentukan penggunaanya menyusut 11,47% menjadi Rp2,022 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemaarin.
Selain itu, penjualan bersih KAEF amblas 25,2% yang tersisa Rp9,606 triliun. Pemicunya, penjualan obat generik produk sendiri anjlok 59,1% yang tersisa Rp864,52 miliar. Selain itu penjualan obat ethical produk pihak ketiga amblas 4,2% yang tersisa Rp2,961 triliun. Demikian juga dengan penjualan alat kesehatan, jasa klinik, lab klinik produk pihak ketiga turun 13,1% menjadi Rp1,776 triliun.
Bahkan di tahun 2022, tidak lagi mencatatkan penjualan vaksin. Padahal pos ini mencapai Rp1,384 triliun pada tahun 2021. Walau beban pokok penjualan dapat ditekan 28,9 persen menjadi Rp6,013 triliun. Tapi laba kotor turun 18,2% menjadi Rp3,592 triliun. Tak hanya itu beban usaha juga ikutan meningkat mencapai Rp3,286 triliun.
Dampaknya, laba usaha anjlok 43,3% yang tersisa Rp558,07 miliar. Terlebih, beban keuangan menyentuh Rp520,6 miliar. Sehingga laba sebelum pajak amblas 87,5% sisa Rp49,622 miliar. Selain itu, beban pajak penghasilan mencapai Rp143,94 miliar. Sehingga rugi tahun berjalan dari operasi yang dilanjutkan tercatat sebesar Rp94,326 miliar.
Meski demikian penjualan obat over the counter pihak ketiga tumbuh 3,1% menjadi Rp1,845 triliun. Begitu juga dengan penjualan obat generik pihak ketiga terkerek 2,08% menjadi Rp977,22 miliar. Sementara itu, total kewajiban bertambah 4,6% menjadi Rp11,014 triliun. Salah satu pemicunya, utang bank jangka pendek membengkak menjadi Rp4,304 triliun.
Ditambah utang jangka pajang yang jatuh tempo dalam satu tahun melonjak menjadi Rp2,073 triliun. Sebaliknya, jumlah aset lancar hanya tercatat sebesar Rp8,051 triliun. Pada sisi lain, jumlah ekuitas bertambah 29,1% menjadi Rp9,339 triliun. Untuk tahun ini, perseroan melihat bahwa prospek industri farmasi dan layanan kesehatan pada tahun 2023 masih mengalami pertumbuhan, mengingat kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang menjadi perhatian seluruh pihak.
Di awal tahun 2023, perseroan telah melakukan beberapa strategi untuk meningkatkan kinerja, antara lain; aktivitas pemasaran yang masif dan penetrasi pasar. Selain itu, Kimia Farma juga telah melakukan Non Deal Roadshow (NDR) dengan para investor untuk mendapatkan bisnis baru yang akan dikembangkan di tahun ini.
Setelah meraih kesuksesan sebagai merek teh hijau nomor satu di Thailand dengan penjualan lebih dari ratusan juta botol per bulan,…
XCMG Forklift tampil pada pameran FORKLIFT INDONESIA 2025 di Jakarta pada 21-23 Mei 2025. Kehadiran XCMG Forklift selama pameran ini…
Selama 17 tahun, Sampoerna Retail Community (SRC) telah menjadi bagian penting dalam perjalanan transformasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…
Setelah meraih kesuksesan sebagai merek teh hijau nomor satu di Thailand dengan penjualan lebih dari ratusan juta botol per bulan,…
XCMG Forklift tampil pada pameran FORKLIFT INDONESIA 2025 di Jakarta pada 21-23 Mei 2025. Kehadiran XCMG Forklift selama pameran ini…
Selama 17 tahun, Sampoerna Retail Community (SRC) telah menjadi bagian penting dalam perjalanan transformasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…