Indika Energy Cetak Laba US$ 452,67 Juta

NERACA

Jakarta -Sepanjang tahun 2022, PT Indika Energy Tbk (INDY) membukukan laba bersih senilai US$ 452,67 juta atau melonjak 692% dibanding tahun 2021 yang tercatat US$ 57,719 juta. Hasil itu melambungkan laba per saham dasar ke level US$ 0,0869 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level US$ 0,0317. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dipublikasi di Jakarta, kemarin.

Sementara pendapatan naik 41,2% menjadi US$ 4,334 miliar yang ditopang peningkatan nilai ekspor batu bara sebesar 60,7% menjadi US$ 3,346 miliar. Dimana pendapatan kontrak jasa pertambangan dan migas terkerek 37,1% menjadi US$ 358,17 juta. Tapi penjualan batu bara ke dalam negeri menyusut 15,6% menjadi US$ 511,65 juta.

Kemudian beban pokok kontrak dan penjualan membengkak 34,07% menjadi US$ 2,884 miliar. Tapi laba kotor tetap naik 57,9% menjadi US$ 1,45 miliar. Menariknya, INDY pada tahun 2022 tidak lagi mencatatkan rugi bersih tahun berjalan dari operasi yang dihentikan. Sedangkan pos ini pada tahun 2021 mencatat rugi US$ 144,1 juta. Sehingga, laba bersih tahun berjalan melonjak 709% menjadi US$ 510,77 juta.

Perseroan juga mencatat total kewajiban berkurang 19,7% menjadi US$ 2,253 miliar. Pada sisi lain, jumlah ekuitas bertambah menjadi US$ 1,34 miliar. Tahun ini, INDY menargetkan produksi batu bara dapat mencapai hingga 34 juta ton. Target ini tercatat masih sama dengan produksi tahun 2022. "Rencana produksi Kideco di tahun 2023 masih menunggu persetujuan dari RKAB tersebut, tetapi diperkirakan akan sekitar 31-34 juta ton," kata Head of Corporate Communication Indika Energy Ricky Fernando seperti dikutip bisnis.

Produksi batu bara INDY dilakukan melalui anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung. Pada tahun 2021, Kideco tercatat mampu memproduksi sebanyak 35,7 juta ton batu bara. Adapun tahun 2022, Kideco menurunkan target produksi batu baranya dari realisasi 2021 menjadi 34 juta ton.

Lebih lanjut, INDY memproyeksikan harga batu bara pada tahun 2023 tetap berada pada level positif. Sebelumnya, Ricky menuturkan INDY melihat bisnis batu bara hingga akhir tahun 2022 kemungkinan akan tetap stabil. Menurutnya, hal ini ditunjang oleh harga batu bara yang tinggi dan kemungkinan akan tetap berada di level tinggi hingga akhir tahun ini. Meski demikian, dia menyebut tantangan utama dalam sektor ini adalah curah hujan yang cukup tinggi hingga akhir 2022.

BERITA TERKAIT

Proyek IKN Katalis Positif Penjualan Semen

NERACA Jakarta -Geliat pembangunan infrastruktur dan utamanya proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memberikan katalis positif terhadap pertumbuhan semen…

Investor Pasar Modal di Sulsel Tumbuh 8,1%

NERACA Makassar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan jumlah investor pasar modal di Sulawesi Selatan (Sulsel) per Maret 2023 mencapai…

IMPC Bagikan Dividen Tunai Rp 162,8 Miliar

NERACA Jakarta – Berhasil torehkan kinerja positif sepanjang tahun 2022 kemarin, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) memutuskan membagikan dividen…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Proyek IKN Katalis Positif Penjualan Semen

NERACA Jakarta -Geliat pembangunan infrastruktur dan utamanya proyek pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara memberikan katalis positif terhadap pertumbuhan semen…

Investor Pasar Modal di Sulsel Tumbuh 8,1%

NERACA Makassar - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan jumlah investor pasar modal di Sulawesi Selatan (Sulsel) per Maret 2023 mencapai…

IMPC Bagikan Dividen Tunai Rp 162,8 Miliar

NERACA Jakarta – Berhasil torehkan kinerja positif sepanjang tahun 2022 kemarin, PT Impack Pratama Industri Tbk (IMPC) memutuskan membagikan dividen…