Laba Bersih Indah Kiat Pulp Paper Naik 62,92%

NERACA

Jakarta- Di tahun 2022, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) membukukan laba bersih senilai US$ 857,51 juta atau naik 62,92% dibanding tahun 2021 yang tercatat sebesar US$ 526,36 juta. Hasil itu mendongkrak laba per saham dasar ke level US$ 0,15674 per lembar, sedangkan di akhir tahun 2021 berada di level US$ 0,09621. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Emiten produsen kertas ini menyebutkan, penjualan bersih hanya meningkat 13,8% menjadi US$ 4,002 miliar. Rinciannya, penjualan ke pasar dalam negeri tumbuh 16,5% menjadi US$1,786 miliar yang ditopang 95% penjualan ke pihak berelasi yakni PT Cakrawala Mega Indah senilai US$ 1,704 miliar. Kemudian nilai ekspor terkerek 11,74% menjadi US$ 2,216 miliar.

Walau beban pokok penjualan membengkak 5,4% menjadi US$ 2,412 miliar. Tapi laba kotor tetap terangkat 29,3% menjadi US$ 1,589 miliar. Menariknya, laba selisih nilai tukar mata uang asing melonjak 482% menjadi US$ 67,354 juta. Ditambah pendapatan lain lain yang naik 175% menjadi US$ 80,058 juta.

Alhasil, laba sebelum beban pajak penghasilan melonjak 58,6% menjadi US$ 1,047 miliar. Sementara itu, total kewajiban berkurang 4,2% menjadi US$ 4,035 miliar. Pada sisi lain, jumlah ekuitas meningkat 17,6% menjadi US$ 5,605 miliar. Sebelumnya, Samuel Sekuritas proyeksikan kinerja keuangan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk masih positif di tahun 2023. Hal tersebut seiring kenaikan harga jual produk pulp dan kertas setelah pembukaan kembali perekonomian China.

Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi dan Daniel A Didjaja menjelaskan dalam risetnya 20 Februari 2023, INKP memiliki pertumbuhan yang stabil pada tahun 2023 hingga 2024. "Volume produksi pulp kertas sulit untuk naik di mana utilitas atau pemanfaatan fasilitas produksi pada 2022 sudah mencapai 98% dan bertahan pada 2023-2024," tulisnya dalam risetnya.

Permintaan produk pulp dan paper, diperkirakan akan sedikit naik dengan potensi adanya re-opening di China setelah masa Covid-19 yang berpotensi menopang harga pulp acuan tetap tinggi. Dengan adanya tren kenaikan harga jual, laba bersih INKP diprediksi meningkat menjadi US$ 680 juta pada 2023 dibandingkan perkiraan tahun 2022 sebesar US$ 632 juta. Sementara pendapatan diprediksi naik menjadi US$ 3,77 miliar pada 2023 dari perkiraan tahun 2022 sebesar US$ 3,65 miliar.

 

BERITA TERKAIT

Bersama Bank Maluku Malut - Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank

PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…

Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah - BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua

Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Bersama Bank Maluku Malut - Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank

PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…

Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah - BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua

Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…