Indo Tambangraya Cetak Laba Rp 18,2 Triliun

NERACA

Jakarta- Sepanjang tahun 2022, emiten batu bara PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) mencetak laba bersih US$1,2 miliar atau setara Rp18,2 triliun (kurs Jisdor Rp15.218 per dolar AS) . Torehan tersebut merupakan rekor selama pandemi bergulir. Pasalnya emiten batu bara itu meraih US$39,47 juta atau setara dengan Rp554 miliar pada 2020. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan di Jakarta, kemarin.

Perseroan juga membukukan peningkatan 75% terhadap pendapatan bersihnya, yakni dari US$2,07 miliar di 2021, menjadi US$3,63 miliar pada 2022 atau setara Rp55,3 triliun. Anak usaha ITMG Indominco Mandiri (IMM) memberikan kontribusi US$1,05 miliar terhadap pendapatan bersih ITMG, disusul Trubaindo Coal Mining (TCM) sebesar US$1,27 miliar. Lalu Bharinto Ekatama sebesar US$1,59 miliar, Jorong Barutama Greston (JBG) sebesar US$103,91 juta, dan Kitadin sebesar US$48,5 juta.

Naiknya pendapatan ITMG juga turut membuat naik beban pokok pendapatan menjadi US$1,74 miliar. Beban pokok ini naik 50,12 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,16 miliar. Asal tahu saja, melandainya harga batu bara menjadi alasan analis bila kinerja PT Indo Tambangraya Mega Tbk bakal turun tahun ini dibandingkan tahun lalu

Analis UOB KayHian Sekuritas, Limartha Adhiputra memproyeksi, pada tahun ini laba bersih ITMG akan turun 29,8% dari estimasi tahun lalu. Pada 2022, Limartha memperkirakan laba bersih ITMG akan mencapai US$1,2 miliar, naik 147,5% secara year-on-year (YoY). Namun di tahun ini, laba bersih emiten pertambangan batubara ini akan menyusut menjadi US$ 826,4 juta.

Tak lain dan tak bukan, penyebabnya adalah normalisasi harga batubara, yang tahun ini diperkirakan akan kembali normal di rentang US$ 260 sampai US$ 280 per ton.  Sejalan, UOB KayHian memperkirakan, harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) Indo Tambangraya akan turun 24,3% YoY menjadi US$ 143 per ton dari sebelumnya US$ 189 per ton. Rendahnya ASP ini bermuara pada estimasi menurunnya pendapatan ITMG, yang diperkirakan lebih rendah 22,3% dari tahun lalu menjadi sebesar US$2,8 miliar pada tahun 2023. EBITDA  milik ITMG juga diperkirakan turun 27,3% yoy menjadi US$ 1,2 miliar dari US$ 1,7 miliar pada 2022.

Meski ASP diperkirakan menurun, UOB KayHian memperkirakan ITMG memproduksi 17,7 juta ton batubara pada tahun 2023, naik 5% yoy dari target produksi batubara tahun 2022 sebesar 16,9 juta ton.

BERITA TERKAIT

Sukses di Thaiiland, Ichitan Green Tea Dipasarkan di Indonesia

Setelah meraih kesuksesan sebagai merek teh hijau nomor satu di Thailand dengan penjualan lebih dari ratusan juta botol per bulan,…

Hadir di Forklift Indonesia 2025 - XCMG Forklift Pasarkan Forklift Elektrik Terbaru Kunpeng

XCMG Forklift tampil pada pameran FORKLIFT INDONESIA 2025 di Jakarta pada 21-23 Mei 2025. Kehadiran XCMG Forklift selama pameran ini…

Eksistensi 17 Tahun SRC - Perjalanan Perkuat UMKM Indonesia Menjadi Lebih Baik

Selama 17 tahun, Sampoerna Retail Community (SRC) telah menjadi bagian penting dalam perjalanan transformasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sukses di Thaiiland, Ichitan Green Tea Dipasarkan di Indonesia

Setelah meraih kesuksesan sebagai merek teh hijau nomor satu di Thailand dengan penjualan lebih dari ratusan juta botol per bulan,…

Hadir di Forklift Indonesia 2025 - XCMG Forklift Pasarkan Forklift Elektrik Terbaru Kunpeng

XCMG Forklift tampil pada pameran FORKLIFT INDONESIA 2025 di Jakarta pada 21-23 Mei 2025. Kehadiran XCMG Forklift selama pameran ini…

Eksistensi 17 Tahun SRC - Perjalanan Perkuat UMKM Indonesia Menjadi Lebih Baik

Selama 17 tahun, Sampoerna Retail Community (SRC) telah menjadi bagian penting dalam perjalanan transformasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)…