Inflasi Terjaga, Perekonomian Kuat

 

Oleh: Mahpud Sujai, Analis Kebijakan Madya di BKF Kemenkeu *)

 

Perkembangan ekonomi global saat ini penuh dengan ketidakpastian, terutama dibarengi dengan naiknya harga komoditas yang menyebabkan peningkatan inflasi di berbagai negara. Ancaman inflasi tidak hanya mengancam banyak negara di dunia, namun juga membayangi kondisi perekonomian domestik. Meskipun saat ini inflasi dalam negeri masih terkendali, namun perkembangan ke depan tetap harus terus diwaspadai.

Inflasi dalam negeri saat ini tetap dalam kondisi stabil dan cenderung dalam tren menurun. Saat ini, tren penurunan infasi di awal tahun 2023 tercatat sebesar 5,28 persen  year on year atau 0,34 persen month to month. Tingkat inflasi tersebut masih dalam batas wajar bahkan cenderung rendah jika dibandingkan dengan inflasi negara-negara lain di dunia. Namun, stabilnya tingkat inflasi ini masih perlu diwaspadai karena terjadinya pergerakan infasi di berbagai negara yang dipengaruhi oleh dinamika ekonomi global.

Terdapat tiga hal utama yang perlu diwaspadai dalam menjaga stabilitas infasi, yaitu  perkembangan nilai tukar, dinamika iklim cuaca, dan kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga komoditas. Perkembangan nilai tukar menjadi faktor penting yang harus diwaspadai untuk menjaga kestabilan tingkat inflasi. Nilai tukar yang tidak stabil dapat menciptakan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok yang akan mengerek tingkat inflasi. Ketergantungan terhadap beberapa produk impor juga sangat dipengaruhi oleh stabilitas nilai tukar.

Faktor kedua yang harus diwaspadai adalah dinamika iklim cuaca. Cuaca yang tidak menentu akan sangat mempengaruhi rantai pasok makanan dan kebutuhan pokok. Pengaruh perubahan iklim menyebabkan kondisi cuaca yang sangat rentan terutama terkait produksi pangan. Produksi hasil pertanian sangat bergantung pada kondisi cuaca. Ancaman kekeringan maupun curah hujan yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan gagal panen, yang pada akhirnya mengancam kestabilan pasokan bahan pangan.  Ketika terjadi gagal panen, maka pasokan hasil pertanian akan berkurang yang menyebabkan harga akan melonjak tinggi yang berujung pada melonjaknya tingkat inflasi.

Kebijakan pemerintah dalam mengatur harga kebutuhan pokok juga sangat mempengaruhi stabilitas tingkat inflasi. Kebijakan pemerintah yang masih mengatur administered price untuk beberapa harga kebutuhan pokok seperti harga BBM, beras, gas dan listrik menyebabkan tingkat inflasi lebih terkendali. Namun, ketika pemerintah akan menaikan harga produk tersebut, maka cenderung akan diikuti oleh kenaikan harga barang-barang yang lain yang tentu saja akan memicu kenaikan tingkat inflasi.

Pemerintah terus berupaya untuk menjaga kestabilan tingkat inflasi. Upaya pemerintah dalam mengendalikan infasi dilakukan melalui bauran kebijakan fiskal dan moneter untuk menjaga Indeks Harga Konsumen. Sejumlah komoditas yang menyumbang tingkat inflasi tinggi seperti  kelompok makanan, minuman, dan tembakau harus terus dipantau fluktuasi harganya dan diupayakan dalam kondisi yang stabil.

Pemerintah memproyeksikan bahwa inflasi akan melandai  di semester kedua tahun 2023 sebagai respon atas kebijakan pengetatan moneter dan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Pemerintah mentargetkan bahwa inflasi di tahun infasi 2023 akan berada di kisaran angka 5,6 persen. Namun dalam jangka beberapa tahun ke depan, pemerintah telah menargetkan untuk mencapai infasi di angka 3 persen.

Perkembangan inflasi awal tahun 2023 ini masih sangat menggembirakan meskipun kondisi perekonomian global  belum terlihat kepastian pemulihannya. Tingkat inflasi di berbagai Negara dapat berbeda-beda tergantung dengan produk atau kebutuhan yang sangat penting bagi perekonomian Negara tersebut. Dalam kasus Indonesia, komoditas yang sangat penting dan merupakan penyumbang infasi bulanan terbesar antara lain adalah beras, cabai merah, ikan segar, cabai rawit, dan rokok kretek flter. Produk tersebut merupakan contoh beberapa komoditas utama penyumbang inflasi secara bulanan.

Penurunan infasi atau harga yang stabil dan cenderung menurun mencerminkan penguatan pemulihan ekonomi domestik. Kondisi tersebut terjadi sebagai dampak dari tekanan yang berasal dari respon kebijakan, yaitu pengetatan moneter dan kenaikan suku bunga oleh otoritas moneter. Kebijakan tersebut memberikan harapan baru bagi perekonomian sebagai dampak dari kombinasi kebijakan yang jauh lebih positif dari penurunan infasi dan penguatan pemulihan.

Ketidakpastian kondisi perekonomian yang berdampak langsung terhadap inflasi menyebabkan otoritas fiskal dan moneter sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan. Namun setidaknya kondisi saat ini terlihat mulai membaik dibandingkan dengan kondisi tahun lalu jika dilihat secara global. Volatilitas perekonomian Negara-negara di dunia membuat pengambil kebijakan harus selalu selalu konsisten mempersiapkan hal- hal baru dan sinergi dalam rangka membangun ketangguhan perekonomian  dan pertumbuhan jangka panjang.

Target pemerintah tahun ini untuk menahan inflasi di kisaran 3 hingga 4 persen sangat tergantung dari kondisi perekonomian global dan konsistensi otoritas moneter dan fiskal dalam mengimplementasikan kebijakan suku bunga dan pengendalian harga. Karena tren inflasi ke depan sepertinya masih menantang, maka semua pihak harus terus bekerjasama secara efektif untuk menjaga kestabilan tingkat inflasi yang pada akhirnya akan tercapai pertumbuhan ekonomi yang efektif dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat. *)Tulisan ini merupakan pendapat pribadi

BERITA TERKAIT

Pemberantasan Narkoba Tanggung Jawab Kolektif Selamatkan Bangsa

    Oleh: Khalilah Nafisah, Pengamat Sosial Kemasyarakatan   Isu peredaran narkoba di Indonesia terus menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada…

Kesiapan Total Pemerintah Tekan Ancaman Karhutla

    Oleh: Ratna Soemirat,  Ahli Tata Kelola Lingkungan Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan,…

Paket Stimulus Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Oleh: Dhita Karuniawati,  Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Dalam upaya mempercepat pemulihan dan mendorong pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Opini

Pemberantasan Narkoba Tanggung Jawab Kolektif Selamatkan Bangsa

    Oleh: Khalilah Nafisah, Pengamat Sosial Kemasyarakatan   Isu peredaran narkoba di Indonesia terus menunjukkan tren yang mengkhawatirkan. Pada…

Kesiapan Total Pemerintah Tekan Ancaman Karhutla

    Oleh: Ratna Soemirat,  Ahli Tata Kelola Lingkungan Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) menjadi ancaman serius bagi lingkungan, kesehatan,…

Paket Stimulus Baru Dorong Pertumbuhan Ekonomi

    Oleh: Dhita Karuniawati,  Peneliti di Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia   Dalam upaya mempercepat pemulihan dan mendorong pertumbuhan…