NERACA
Jakarta – Diversifikasi dan menambah portofolio bisnis menjadi pilihan bagi perseroan dalam menangkap peluang pasar guna mendorong pertumbuhan bisnis. Langkah inilah yang dilakukan PT Indika Energy Tbk (INDY) melalui anak usahanya PT Bioneer Indika Group (BIG) dan PT Indika Medika Nusantara (IMAN) yang mendirikan perusahaan baru bernama PT Bioneer Indika Diagnostik (BID) yang bergerak di bidang distribusi alat kesehatan (Alkes).
Sekretaris Perusahaan Indika Energy, Adi Pramono dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, pendirian BID oleh BIG dan IMAN merupakan langkah perseroan secara grup untuk ekspansi dan diversifikasi usaha ke sektor kesehatan di Indonesia. Sebagai informasi, cucu perusahaan baru INDY tersebut telah dibangun pada 19 Januari 2023."Pendirian BID tersebut telah dinyatakan dalam Akta Pendirian No. 35 tertanggal 19 Januari 2023 yang dibuat di hadapan Ungke Mulawanti, SH., M.Kn., Notaris di Bekasi,”ujarnya.
Akta Pendirian tersebut, saat ini sedang dalam proses permohonan perubahan data perseroan kepada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Bioneer Indika Group menjadi pemegang saham mayoritas Bioneer Indika Diagnostik sebesar Rp 31,48 miliar atau 99,96% sedangkan Indika Medika Nusantara memegang 0,03% saham BID atau senilai Rp 10 juta.
BIG merupakan perusahaan patungan dengan Bioneer Corporation, manufaktur alat kesehatan dari Korea Selatan. BIG bergelut di bidang penyediaan jasa konsultasi manajemen, khususnya kesehatan. INDY dan Bioneer masing-masing memiliki 50% saham di BIG. Emiten yang selama ini identik dengan sektor batu bara tersebut, tengah gencar melakukan diversifikasi bisnis. Terbaru, anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), yakni PT Indika Multi Properti (IMP) melaksanakan penyertaan saham dalam PT Natura Aromatik Nusantara (NAN).
NAN adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri minyak atsiri. Perusahaan memproduksi aroma chemicals, essential oils, dan natural extracts. Perusahaan yang didirikan pada 2014 ini, telah mengembangkan jejak global dengan basis pelanggan di Asia, Eropa, dan Amerika."Penyertaan saham dilakukan oleh IMP dalam bentuk pengambilan saham-saham baru yang dikeluarkan oleh NAN dan pembelian saham dari pemegang saham saat ini dengan total keseluruhan nilai transaksi Rp 179,61 miliar,” ungkap Adi Pramono.
Dia menambahkan, setelah penyertaan saham berlaku efektif, maka IMP akan memiliki 46% saham NAN. Manajemen menuturkan, penyertaan saham ini merupakan langkah strategis perseroan secara grup untuk melakukan ekspansi usaha ke industri minyak atsiri di Indonesia. Asal tahu saja, dalam bisnis sektor pertambangan, INDY begitu optimis dalam memacu pertumbuhan.
Teranyar, perseroan menargetkan produksi batu bara mencapai 32,8 juta ton di tahun 2023 ini. Target produksi ini turun jika dibandingkan dengan tahun 2022 lalu. Head of Corporate Communication Indika Energy, Ricky Fernando seperti dikutip bisnis pernah mengatakan, target produksi batu bara INDY tahun ini sebanyak 31 juta ton akan disumbang dari Kideco. "Produksi sebesar 1,8 juta ton dari Multi Tambangjaya Utama atau MUTU," ujarnya.
PT Wira Laju Rejeki sebagai pemegang saham mayoritas dari PT Wahana Lancar Rejeki, telah melakukan transaksi pembelian saham PT Avia…
NERACA Jakarta – Di tahun 2022, PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun atau naik 25,77%…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2022, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) membukukan pendapatan Rp 32,95 miliar, naik 215%…
PT Wira Laju Rejeki sebagai pemegang saham mayoritas dari PT Wahana Lancar Rejeki, telah melakukan transaksi pembelian saham PT Avia…
NERACA Jakarta – Di tahun 2022, PT Plaza Indonesia Realty Tbk. (PLIN) mencatatkan pendapatan sebesar Rp1,09 triliun atau naik 25,77%…
NERACA Jakarta – Sepanjang tahun 2022, PT Cakra Buana Resources Energi Tbk (CBRE) membukukan pendapatan Rp 32,95 miliar, naik 215%…