Proses IPO Pertamina Geothermal Sesuai Target

NERACA

Jakarta -Pemerintah melalui Kementerian BUMN memastikan rencana IPO PT Pertamina Geothermal Energy (PGE) akan tetap berjalan sesuai rencana di kuartal tiga 2023. Apalagi anak usaha dari Pertamina (Persero) ini sudah melakukan pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),”Yang pasti kita sudah persiapkan semuanya untuk pendaftaran untuk bisa melakukan IPO,”kata Wakil Menteri BUMN I, Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, kemarin.

Sebelumnya, rencana perseroan untuk melantai di bursa efek akhir tahun lalu mesti ditunda setelah sentimen penguatan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve yang belakangan membuat ketidakpastian di pasar modal domestik. Seperti diketahui, PGE menjadi salah satu perusahaan energi panas bumi terbesar di dunia berdasarkan total kapasitas terpasang. Saat ini, PGE memiliki kapasitas sebesar 672 megawatt (MW), targetnya dalam 5 tahun ada penambahan kapasitas 600 MW.

Apalagi, PGE sudah memegang sejumlah kontrak pengadaan tenaga listrik dengan PLN. Dalam prosesnya, PGE sedang menyampaikan usulan rentang harga IPO kepada OJK,”Dengan rencana penambahan 600 megawatt 5 tahun ke depan, ini menjadi quick win bagi pertumbuhan PGE di EBT, saat ini prosesnya sudah pendaftaran ke OJK, di tahap ke-1 dan ke-2. Target pelaksanaan di kuartal I/2023," kata dia.

Kendati demikian, Pahala mengatakan, dirinya belum dapat menerangkan lebih detail ihwal rencana penawaran umum perdana salah satu perusahaan panas bumi dengan aset terbesar di dunia tersebut. “Kita kalau lagi mau ke market itu memang jangan dulu ada pemberitaan karena nanti semua ini kan ke OJK,”ujarnya.

Pahala menambahkan, berdasarkan laporan keuangan per 2021, pendapatan PGE tercatat US$369 juta setara Rp5,71 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS) dengan EBITDA margin 78,7%. Angka EBITDA margin tersebut, menurutnya, cukup menggiurkan. Selain itu, Pahala juga menegaskan belum ada rencana membawa PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum untuk melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2023. Inalum dalam waktu dekat lebih memilih aksi korporasi lain untuk pendanaan.

Disampaikan Pahala, KBUMN belum berencana Inalum untuk melantai di bursa efek tahun ini. Inalum lebih berfokus untuk menarik permodalan lewat obligasi berdenominasi valuta asing atau global bond, serta pendanaan mandiri setelah resmi berpisah secara struktural dari Grup MIND ID, BUMN Holding Industri Pertambangan. “Belum ada rencana untuk IPO, permodalannya nanti bisa dilakukan melalui sendiri, bisa juga melalui penerbitan global bond dan mekanisme lainnya,”ungkapnya.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…