Mandiri Sekuritas Targetkan IHSG 7.510

NERACA

Jakarta– Dihadapkan kondisi ekonomi di tahun 2023 yang masih menantang, Mandiri Sekuritas optimis industri pasar modal masih mencatatkan pertumbuhan. Bahkan perseroan menargetkan indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) akhir 2023 berada di level 7.510 secara moderat atau sebagai base scenario.

Untuk skenario bear dan bull, IHSG masing-masing diprediksi menyentuh level 6.340 dan 7.820 tahun ini.“Tahun lalu, pertumbuhan EPS emiten mencapai 45%, sedangkan tahun ini hanya 5% dan 2024 sebesar 10%,” ujar Head of Equity Research Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer di Jakarta, kemarin.

Tim analis saham Mandiri Sekuritas mematok price earning ratio (PER) IHSG sebesar 14,7 kali tahun ini. PER ini diperingkat ulang (re-rating) di tengah kondisi global tahun ini yang lebih volatile. Sebab, komposisi sektor komoditas terhadap IHSG diproyeksi turun.

Sebagai sentimen positif, Mandiri Sekuritas menilai, kebijakan kenaikan suku bunga oleh bank sentral melampaui puncaknya. Dengan begitu, nilai tukar dolar diprediksi ikut melemah. Adapun terkait ancaman resesi global, Adrian meyakini, Indonesia sebagai emerging market lebih menarik dibandingkan develop market.

Pada saat dolar berhenti menguat, emerging market akan diuntungkan, karena nilai tukar mata uangnya menguat.“Kami juga masih mencermati earnings growth ini akan mengalami normalisasi, sehingga secara indeks level kita perkirakan dibandingkan earnings growth-nya pertumbuhannya untuk Mandiri Sekurtitas Universe itu sekitar 2%,” ujarnya.

Untuk rekomendasi, Mandiri Sekuritas memfavoritkan saham-saham dari sektor barang konsumsi primer atau fast moving consumer goods (FMCG), perunggasan atau poultry, dan semen. Saham dari sektor-sektor ini patut diperhatikan bila harga saham-saham komoditas menurun.“Ketiga sektor itu adalah unggulan kami. Mungkin FMCG dan poultry sudah bertahan, meski indeks turun dan semen juga kami sudah masukkan ke top picks. Ketiga sektor ini so far return-nya sudah cukup baik dibandingkan IHSG yang turun,” papar Andrian.

Mandiri Sekuritas memandang, kondisi pasar saham tahun ini akan lebih menantang dari sisi situasi. Sebab, pertumbuhannya diprediksi akan lebih rendah, yang juga akan terefleksikan pada pertumbuhan laba bersih emiten di BEI yang akan lebih kecil dibandingkan 2022. Hal tersebut juga disebabkan peralihan (shifting) dari sektor komoditas yang menjadi juara tahun lalu dan tahun ini akan mengalami normalisasi. “Dengan demikian, pertumbuhan IHSG akan lebih challenging tahun ini. Namun menyikapi ini, kita lihat ini tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di luar Indonesia,” kata dia.

BERITA TERKAIT

Bersama Bank Maluku Malut - Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank

PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…

Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah - BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua

Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Bersama Bank Maluku Malut - Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank

PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…

Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah - BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua

Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…