Wujudkan Indonesia Jadi Produsen Halal Terkemuka Di Dunia

NERACA

Jakarta - Wakil Presiden (Wapres) RI, K.H. Ma’ruf Amin pagi ini memimpin Rapat Pleno III Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).

Dalam rapat pleno kali ini, Wapres selaku Ketua Harian KNEKS mengingatkan kembali bahwa target Indonesia di tahun 2024 adalah menjadi Produsen Halal Terkemuka Dunia. Untuk itu, diperlukan langkah-langkah konkret untuk dapat mewujudkan cita-cita besar tersebut.

“Hari ini fokus kita adalah mengevaluasi perkembangan capaian hingga akhir 2022, dan menentukan langkah-langkah percepatan,” tutur Wapres RI, K.H. Ma’ruf saat membuka rapat.

“Saat ini menjadi waktu yang sangat baik untuk mewujudkan visi dimaksud, diantaranya membuka lebih banyak lapangan kerja, mengentaskan kemiskinan, dan meningkatkan kesejahteraan yang diharapkan memberikan manfaat yang inklusif bagi seluruh masyarakat Indonesia,” imbuh Wapres RI, K.H. Ma’ruf.

Wapres RI, K.H. Ma’ruf pun mengingatkan bahwa pada Rapat Pleno, 20 Mei 2022 lalu, dan memberikan arahan yang mencakup beberapa hal seperti pengembangan industri halal dan optimalisasi KIH, penyusunan data ekonomi syariah, penguatan proses bisnis sertifikasi halal, percepatan sertifikasi halal UMK, akselerasi pengembangan bisnis syariah, dan pembentukan KDEKS.

“Saya juga menekankan bahwa tugas ini adalah tugas bersama. Oleh karena itu, kita harus bekerja sama dan bekerja lebih cepat mendukung penuh program-program yang dirancang,” urai Wapres RI, K.H. Ma’ruf.

Lebih lanjut Wapres RI, K.H. Ma’ruf menyampaikan, keberhasilan dalam menjadikan Indonesia menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024 akan memberi banyak dampak positif bagi negara dan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi dan keuangan syariah.

“Perwujudan visi Indonesia sebagai produsen halal terkemuka di dunia dapat mendorong industri ekonomi dan keuangan syariah sebagai arus baru ekonomi Indonesia di tingkat domestik maupun global,” papar Wapres RI, K.H. Ma’ruf.

Oleh karena itu, Wapres RI, K.H. Ma’ruf memberi arahan kepada seluruh peserta rapat yang hadir agar dapat secara konsisten bersinergi dan berkolaborasi, baik antar kementerian/lembaga/instansi, para anggota KNEKS maupun non-anggota KNEKS, untuk mewujudkan akselerasi pengembangan ekonomi syariah serta mewujudkan visi Indonesia di 2024, yang bersifat multidimensi ini.

“Agar capaian-capaian dapat terus diakselerasi sehingga diharapkan akan memberikan efek pengganda (multiplier effect),” imbau Wapres RI, K.H. Ma’ruf.

Wapres RI, K.H. Ma’ruf menambahkan, “utamanya dalam membantu menghadapi tantangan ekonomi dunia pasca pandemi ini.”

Lebih lanjut,

Dalam upaya pemulihan ekonomi global, ekonomi syariah telah diangkat menjadi agenda utama di berbagai negara. Hal ini merupakan salah satu bagian penting dari kebijakan pemulihan ekonomi pasca pandemi. Ekonomi syariah dan industri halal juga telah dilihat sebagai sumber mesin pertumbuhan baru, baik di tingkat domestik maupun global.

Terkait hal tersebut, Pemerintah berupaya mengakselerasi pengembangan industri halal nasional dan mewujudkan visi “Indonesia sebagai Produsen Halal Terkemuka di Dunia”. Memanfaatkan bonus demografi yang dimiliki dan sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia tentunya juga mampu menjadi market terbesar produk halal dunia.

“Indonesia, sebagai rumah umat muslim terbesar penduduknya 229,6 juta pada tahun 2020, mempunyai pengeluaran umat muslim (untuk produk dan layanan halal) mencapai USD184 miliar di tahun 2020 dan diperkirakan pada tahun 2025 menjadi US281.6 miliar. Jadi ini merupakan pasar yang besar,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Bahkan berdasarkan data The State of the Global Islamic Economy Report 2022 bahwa indikator ekonomi syariah Indonesia terus membaik, di mana Indonesia berhasil menjadi peringkat ke-4 di dunia. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen produk halal terbesar di dunia yang mencakup 11,34 persen dari pengeluaran halal global.

Di sektor makanan halal, Indonesia merupakan konsumen terbesar kedua di dunia, sementara di sektor kosmetik halal menjadi konsumen terbesar keempat di dunia. Dengan besarnya potensi demografi, Pemerintah juga akan mendorong masyarakat Indonesia untuk menggunakan dan menumbuhkan kebanggaan terhadap produk halal buatan negeri sendiri.

Melihat potensi market yang sangat besar baik dari dalam maupun luar negeri, repositioning perlu dilakukan agar Indonesia tidak hanya menjadi target pasar, tetapi juga mampu mendorong peningkatan produksi produk halal. Untuk itu, pengembangan industri halal akan terus diakselerasi secara berkelanjutan dalam rangka memenuhi demand dari dalam dan luar negeri.

 

 

BERITA TERKAIT

Kembangkan Ekosistem Pasar Tradisional Melalui Digitalisasi Berbasis AI

NERACA Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bekerja sama dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan platform…

Stok CBP Tembus 4 Juta Ton, Ekspor Beras Kembali Terbuka

NERACA Jakrta – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.…

Juni 2025, Harga Referensi Biji Kakao Naik

NERACA Jakarta – Harga Referensi (HR) biji kakao periode Juni 2025 ditetapkan sebesar USD9.591,52/MT, meningkat sebesar USD1.207,77 atau 14,41 persen…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kembangkan Ekosistem Pasar Tradisional Melalui Digitalisasi Berbasis AI

NERACA Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bekerja sama dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan platform…

Stok CBP Tembus 4 Juta Ton, Ekspor Beras Kembali Terbuka

NERACA Jakrta – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.…

Juni 2025, Harga Referensi Biji Kakao Naik

NERACA Jakarta – Harga Referensi (HR) biji kakao periode Juni 2025 ditetapkan sebesar USD9.591,52/MT, meningkat sebesar USD1.207,77 atau 14,41 persen…