NERACA
Jakarta – Melorotnya harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di pasar membuat nilai investasi para investor besar ikut tergerus, tidak terkecuali bagi Telkomsel yang merupakan anak usaha dari PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM). Namun menepis kabar perseroan rugi investasi, direktur utama Telkomsel Hendri Mulya Syam menegaskan, pihaknya berhasil mengantongi nilai sinergi dengan GOTO mencapai Rp 507 miliar.
Disampaikannya, synergy value Telkomsel-GoTo telah mendorong percepatan dan memperkuat positioning ekosistem digital Telkomsel. "Hingga September 2022, synergy value yang dihasilkan mencapai Rp507,3 miliar atau tumbuh 50,3% secara tahunan," ujarnya di Jakarta, kemarin.
Dimana dari synergy value yang telah terbangun antara Telkomsel bersama GoTo, telah memperkuat layanan berbasis digital, mendorong inovasi, dan meningkatkan pengalaman bagi konsumen dan pelaku usaha kecil (UMKM) di Indonesia. Hal ini turut mendorong performa lini bisnis utama Telkomsel, serta mengembangkan potensi inovasi kolaborasi layanan bersama. Di antaranya Paket Swadaya Telkomsel atau paket data internet khusus untuk mitra driver Gojek dan merchant GoFood, digitalisasi mitra reseller/outlet Telkomsel di ekosistem GoShop serta solusi layanan Call Masking dari Telkomsel nGage.
Sementara itu, Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah menegaskan dalam melakukan investasi digital, TelkomGroup fokus tidak hanya kepada capital gain semata. Namun, lebih pada potensi synergy value yang dihasilkan baik bagi TelkomGroup maupun BUMN. "Saat ini synergy value Telkomsel-GoTo yang dihasilkan sudah cukup besar bahkan tumbuh di atas 50% daripada tahun lalu," tutur Ririek.
Lebih lanjut, kata dia, hal yang sama juga berlaku pada MDI dimana synergy value yang dihasilkan dari investasi MDI ke startup memiliki nilai yang lebih besar daripada capital gain. Sebelumnya, Presiden GOTI, Patrick Cao mengungkapkan, fluktuasinya harga saham GOTO dipengaruhi oleh berbagai faktor, namun tidak terbatas pada kondisi makro ekonomi, pasar modal, kompetisi, dan kinerja perusahaan.
Meski begitu, Patrick mengakui positifnya kinerja fundamental tersebut belum terefleksikan dalam pergerakan harga saham. Hal tersebut merupakan situasi yang di luar kontrol manajemen GOTO, serta imbas berakhirnya periode lock-up yang membuat terjadinya kenaikan jumlah saham yang beredar di pasar.”Mengakibatkan peningkatan transaksi jual beli saham. Hal ini dapat dikarenakan oleh beberapa hal, antara lain investor awal yang masuk di harga saham yang lebih rendah yang merealisasikan keuntungan,”jelasnya.
Patrick melanjutkan, terjadi juga berakhirnya masa investasi atau fund life untuk investor finansial. Ditambah lagi dengan siklus kebutuhan likuiditas di akhir tahun atau kebutuhan likuiditas lainnya.”Banyak dari variabel ini merupakan hal-hal di luar kontrol dan pengetahuan perusahaan,” kata Patrick.
Di luar dari itu, menurutnya, perusahaan akan terus mendorong pertumbuhan bisnis secara berkelanjutan melalui produk dan layanan berkualitas, meningkatkan engagement dari quality users, serta melakukan kegiatan bisnis secara lebih efisien, untuk mempercepat langkah kami menuju profitabilitas.”Selain itu, kami juga terus melakukan penjajakan dengan potential investor baru, terutama menuju peluang masuknya GoTo ke dalam indeks global di paruh pertama tahun 2023,” terangnya.
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…
NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI), emiten rumah sakit PT Cipta Sarana Medika Tbk. (DKHH)…
Di usianya ke-53, PT Blue Bird Tbk meluncurkan kampanye #53laluDiandelin sebagai bentuk komitmen untuk terus meningkatkan kualitas layanan dan dapat…
NERACA Jakarta – Perkuat struktur permodalan guna mendanai ekspansi bisnisnya, PT Acset Indonusa Tbk (ACST) bakal menambah modal lewat skema…
Mengulang kesuksesan di tahun sebelumnya, TelkomGroup kembali menyelenggarakan Digiland 2025, perhelatan tahunan yang menjadi wadah kolaborasi teknologi, olahraga, edukasi, hingga…