NERACA
Jakarta – Pada kuartal tiga 2022, PT Phapros Tbk (PEHA) mencatatkan laba bersih Rp 17,12 miliar atau tumbuh 57,33% dari edisi yang sama tahun lalu Rp10,88 miliar. Emiten farmasi dan juga anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk ini menuyebutkan, laba bersih ini dikontribusi atas kenaikan penjualan bersih produsen Antimo ini yang naik 14,24% menjadi Rp876,43 miliar dari Rp767,17 miliar pada 9 bulan tahun lalu. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur Utama Phapros, Hadi Kardoko, perseroan optimistis masih bisa mencetak pertumbuhan dua digit di kuartal IV/2022 dengan melihat historis pertumbuhan yang naik signifikan dibanding tahun lalu. Apalagi produk andalan Phapros seperti Antimo semakin luas diterima oleh pasar dalam negeri sehingga terus memberikan kontribusi terbesar dalam kinerja keuangan.
Menurutnya, kondisi makro dan mikro ekonomi yang mulai membaik menjadi salah satu faktor pendorong bisnis Phapros kembali normal, selain tentunya strategi perusahaan untuk terus melakukan penetrasi pasar dan memproduksi obat-obatan dan alat kesehatan berbasis riset. "Pulihnya sektor pariwisata membuat produk travel convenience kami, Antimo, juga tumbuh signifikan di atas 100% dibandingkan tahun lalu. Termasuk beberapa produk pareto di sektor peresepan seperti gigi, alergi dan lainnya,” tutur Hadi.
Selain laba periode berjalan dan aset lancar, penjualan bersih Phapros juga tumbuh sebesar 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara ekuitas perusahaan juga tumbuh sebesar 1%. Di sisi lain pertumbuhan saham Phapros pada triwulan ketiga tahun ini berada di level hijau, yaitu menyentuh angka 2,29% dengan nilai saham meningkat 53%.
Hadi melihat bahwa para investor menilai saham Phapros menjadi salah satu portofolio yang harus dikoleksi untuk tabungan jangka panjang karena terus bertumbuh. “Mereka melihat Phapros berkomitmen untuk terus menjaga kualitas produk-produk yang dimiliki, sehingga meningkatkan kepercayaan pelanggan. Strategi kami hingga akhir 2022 ini masih fokus pada customer intimacy, dan ini yang menjadi faktor kenapa saham Phapros layak untuk disimpan,” tambah Hadi.
Technical Analyst BCA Sekuritas Achmad Yaki Yamani mengatakan prospek saham industri farmasi di kuartal IV/2022 ini masih akan baik karena meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencegah penyakit dengan mengkonsumsi suplemen dan vitamin. “Saham emiten farmasi dan healthcare masih berpotensi untuk dibeli saat mencapai harga terendah atau buy on weakness, dan trading saham terutama pada emiten rumah sakit, healthcare dan farmasi yang punya porsi penjualan produk suplemen vitamin yang cukup besar,” ujarnya.
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…