Indocement Catat Pendapatan Neto Tumbuh 9,9%

Di kuartal tiga 2022, emiten produsen semen merek Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk membukukan pendapatan neto meningkat 9,9% menjadi Rp11.660,9 miliar dari kuartal III/2021
sebesar Rp10.608,7 miliar yang disebabkan oleh kenaikan harga jual pada Maret, Juni, dan
September/Oktober 2022. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Namun sebaliknya, laba periode berjalan turun 21,6% dari Rp1.208,3 miliar menjadi Rp946,9 miliar untuk kuartal III/2022. Tidak hanya itu, volume penjualan domestik (semen dan klinker) secara keseluruhan sebesar 12,4 juta ton pada kuartal III/2022, turun 294 ribu ton atau -2,3% dari volume kuartal III/2021.

Kondisi yang sama juga pada volume penjualan semen domestik (tanpa klinker) tercatat sebesar 11,5 juta ton, turun 432 ribu ton atau -3,6% dibandingkan volume pada kuartal III/2021 yang menyebabkan pangsa pasar domestik perseroan menjadi 24,8%. Tidak hanya itu, penjualan ekspor menurun -17,5% dari 333 ribu ton pada kuartal III/2021 menjadi 275 ribu ton di Kuartal III/2022.

Kemudian beban pokok pendapatan pada kuartal III/2022 meningkat 17% dari -Rp7.016,4 miliar menjadi Rp8.218,5 miliar karena kenaikan biaya energi, terutama dari harga batu bara, mengurangi marjin laba bruto menjadi 29,5% di kuartal III/2022 dari 33,9% di kuartal III/2021.

Perseroan terus meningkatkan pemakaian konsumsi bahan bakar alternatif dari 12,2% pada akhir
tahun 2021 menjadi 18,4% pada September 2022, termasuk peningkatan penggunaan batu bara
berkalori rendah (LCV) dari 88% menjadi 91%. Peningkatan beban usaha sebesar -3,0% dari -Rp2.319,4 miliar menjadi -Rp2.389,1 miliar disebabkan oleh kenaikan biaya transportasi dan penyusutan dari penyewaan aset-aset mencakup penambahan sewa pada tahun 2022.

Selain itu, perseroan mengungkapkan penurunan pendapatan (Beban) operasi lain-neto sebesar -19,2% dari Rp137,8 miliar menjadi Rp111,4 miliar pada kuartal III/2022 disebabkan oleh penurunan dari keuntungan penjualan material sisa (scrap). Akibatnya, pada kuartal III/2022, marjin laba usaha turun dari 13,3% menjadi 10,0% dan marjin EBITDA berkurang dari 22,3% menjadi 17,5%.

Perseroan mencatatkan pendapatan Keuangan-Neto yang lebih rendah 75,4% dari Rp112,8 miliar di
Kuartal III/2021 menjadi Rp27,7 miliar karena posisi kas yang lebih rendah dari program pembelian
saham kembali. Beban Pajak Penghasilan-Neto menurun 21,9% dari Rp331,9 miliar menjadi Rp259,3 miliar disebabkan oleh penurunan laba.

BERITA TERKAIT

Bersama Bank Maluku Malut - Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank

PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…

Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah - BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua

Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Bersama Bank Maluku Malut - Bank DKI Resmi Bentuk Kelompok Usaha Bank

PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…

Resmi Akuisisi Bank Victoria Syariah - BTN Syariah Ditargetkan Jadi Bank Syariah Terbesar Kedua

Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…

Kejar 10 Ribu Rumah Rendah Emisi - BTN Pertemukan Produsen Material dan Developer

Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…