Industri Fesyen Indonesia Mampu Menyerbu Pasar Dunia

NERACA

Jakarta – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menegaskan kehadiran Jakarta Fashion Week (JFW) harus dapat menumbuhkan industri fesyen di tanah air dan sekaligus mampu menyerbu pasar  global. Sehigga dalam hal ini pemerintah juga berkomitmen mendukung dan memfasilitasi pertumbuhan industri fesyen Indonesia.

Selain itu, pemerintah juga terus mendukung pelaku usaha, khususnya dalam bidang fesyen agar lebih besar. Hal ini merupakan tugas Kementerian Perdagangan (Kemendag) untuk membantu menyerbu pasar internasional.

"Kalau pelaku usaha mampu menyerbu pasar dunia, artinya kami berhasil," kata Zulkifli Hasan atau biasa disapa Zulhas.

Zulhas percaya industri fesyen Indonesia mampu menyerbu pasar dunia. "Fesyen Indonesia tidak kalah dari negara manapun karena mempunyai sumber daya dengan talenta yang luar biasa. Oleh karena itu, saatnya Indonesia menyerbu pasar dunia," ungkap Zulhas

Seperti diketahui, pertumbuhan ekspor produk fesyen Indonesia terus menunjukkan progres yang menggembirakan. Pada  periode  Januari –Agustus  2022, ekspor industri  kreatif  ini  meningkat  sebesar  34,92  persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

Indonesia menempati posisi ke-16 sebagai eksportir fesyen dunia dengan pangsa pasar sebesar 1,69 persen.

Adapun negara tujuan utama ekspor produk fesyen Indonesia antara lain Amerika Serikat, Swiss,  Jepang, Tiongkok, dan Jerman.

Lebih lanjut, industri fesyen nasional semakin tumbuh dan berkembang, baik dari sisi kualias, variasi warna dan ragam produknya. Namun gencarnya isu lingkungan global telah memengaruhi berbagai sektor industri, termasuk industri fesyen.

“Hal ini ditandai dengan munculnya tren sustainable fashion. Tak lagi hanya berfokus pada sisi estetika, namun sekarang tren fesyen juga memandang penting efek lingkungan dari proses produksinya,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Doddy Rahadi.

Sebagai tren baru, warna alam juga berkembang di industri batik dan non-batik seperti jumputan, tritik, shibori, tenun dan lain-lain. Meski begitu, perkembangan warna alam juga mempunyai tantangannya sendiri, salah satu diantaranya adalah tidak adanya acuan atau standar warna alam dalam bentuk katalog. Hal ini berbeda dengan warna sintetis, katalog warna sintetis telah disediakan oleh pabrik yang memproduksinya.

Katalog Warna Alam

Sehingga untuk menjawab tantangan ini, Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) berinovasi untuk menciptakan aplikasi website katalog warna alam yang diberi nama NADIN (Natural Dyes Indexation). Aplikasi ini dapat diakses dengan mengunjungi nadin.batik.go.id. Saat ini, NADIN berisikan 656 contoh warna alam yang berasal dari sembilan bahan baku pewarna alam yang dapat digunakan dalam produksi kain batik dan non-batik

Lebih lanjut, Kemenperin secara aktif terus mendorong tumbuhnya industri fesyen dengan menggunakan pendekatan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan secara global.

“Dengan adanya aplikasi katalog warna alam ini, akan menumbuhkan kreasi pelaku industri Fesyen berbasis pewarna alam yang kemudian banyak digemari oleh masyarakat. Selain mampu memberikan warna khas yang eksotik, pewarna alam ini tentunya lebih ramah lingkungan. Fesyen warna alam juga menyuguhkan warna pastel yang nyaman dipandang,” ungkap Doddy.

Katalog warna alam tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri kriya tekstil. Bahkan, dengan adanya NADIN, pelaku industri juga dapat dengan mudah mewarnai kainnya sesuai dengan warna yang diinginkan. “Industri tidak perlu lagi melakukan coba-coba warna yang menghabiskan waktu dan biaya, karena pada katalog NADIN dilengkapi dengan contoh warna yang dilengkapi dengan resep warna dan kode warna digital,” jelas Doddy.

Katalog NADIN diharapkan dapat menjadi referensi untuk mencari inspirasi memperkaya variasi warna alam baru pada kain. Ke depannya katalog warna ini dapat bermanfaat lebih untuk pelaku industri fesyen nasional dan dapat digunakan untuk komunikasi antara pelanggan, desainer dan produsen kain warna alam. Sehingga pelanggan dan desainer dapat memilih warna yang tersedia di NADIN, produsen kain tinggal memproduksi sesuai dengan resep yang telah disediakan.

Tidak hanya itu, BSKJI juga  mengupayakan dukungan berupa layanan jasa bagi industri, salah atunya industri tekstil. Langkah nyata ini guna menjawab berbagai tantangan dan permasalahan yang sedang dihadapi pelaku industri, terutama di masa pemulihan ekonomi.

 

 

BERITA TERKAIT

Pengusaha UMKM Diajak Masuk Ekosistem Digital

NERACA Banjarmasin – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Helvi Moraza mengajak para pengusaha UMKM (usaha mikro kecill dan…

Prabowo"Putin Teken Empat Kesepakatan Strategis

NERACA St. Petersburg — Indonesia dan Rusia menegaskan komitmen memperkuat hubungan bilateral melalui penandatanganan empat kerja sama strategis lintas sektor.…

Masyarakat Berhak Mendapatkan Gas Elpiji yang Sesuai

NERACA Sleman – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengapresiasi SPBE (Sistem Pengisian Berbasis Elektronik) Rewulu yang telah menerapkan Standar Operasional Prosedur…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Pengusaha UMKM Diajak Masuk Ekosistem Digital

NERACA Banjarmasin – Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Helvi Moraza mengajak para pengusaha UMKM (usaha mikro kecill dan…

Prabowo"Putin Teken Empat Kesepakatan Strategis

NERACA St. Petersburg — Indonesia dan Rusia menegaskan komitmen memperkuat hubungan bilateral melalui penandatanganan empat kerja sama strategis lintas sektor.…

Masyarakat Berhak Mendapatkan Gas Elpiji yang Sesuai

NERACA Sleman – Menteri Perdagangan Budi Santoso mengapresiasi SPBE (Sistem Pengisian Berbasis Elektronik) Rewulu yang telah menerapkan Standar Operasional Prosedur…