Ketika Bisnis Tak Sekedar Cari Cuan - Inovasi Ekosistem Gojek Berikan Angin Segar Geliat UMKM

Palugada atau apa lu mau gw ada, pengalaman inilah yang dirasakan Wawan (27) pengguna setia layanan Gojek, platform on-demand penyedia terdepan di Indonesia. Dimana aktivitas kesehariannya sangat dimudahkan dengan layanan Gojek, mulai dari penggunaan transportasi tanpa harus bermacet-macetan, bisa pesan beragam makanan atau kirim paket, bisa transaksi apapun hingga urusan investasi. “Layanan Gojek menjadi layanan yang diandalkan dalam aktivitas sehari hari. Apalagi saat pandemi, dimana aktivitas masyarakat dibatasi, Gojek menjadi solusinya untuk pesan makanan ada fitur Gofood dan kirim barang pakai Gosend. Lalu untuk investasi beli reksa dana, ada fitur Goinvest dengan nilai investasi terjangkau,”ujarnya.

Menurutnya, satu aplikasi beragam solusi gambaran tepat untuk platform Gojek. Pasalnya, beragam inovasi layanan dan fitur yang dihadirkan cukup membantu kebutuhan masyarakat. Tidak hanya itu, primanya layanan Gojek didukung para drivernya yang benar benar memperhatikan protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus corona membuat konsumen, menurut pria lajang ini merasa aman dan tidak perlu was was terkena virus di luar sana. Selain itu, kemudahaan pembayaran pakai gopay juga membantu bagi konsumen yang tidak bawa uang tunai, terlebih fitur ini juga dimaksudkan untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19.

Bahkan pasca pandemi, Wawan yang merupakan karyawan perusahaan periklanan ini masih nyaman transaksi dengan dompet digital atau e-wallet Gopay karena memiliki beragam mitra merchant dengan banyak promo dan juga bisa jadi metode pembayaran di berbagai offline merchant. Tak heran, dirinya lebih banyak menggunakan transaksi beli makanan atau barang lewat Gopay dibandingkan dengan uang tunai atau cash. Begitu mudahnya transaksi lewat Gopay tanpa harus cape antri, ribet, lebih efisien, aman dan bisa dilakukan kapanpun dimanapaun membawa perubahan prilaku sosial di masyarakat, khususnya generasi milenial dan termasuk dirinya yang lebih bergantung menggunakan transaksi digital ketimbang dengan uang tunai.

Saat ini, transaksi menggunakan dompet digital bukan lagi sekedar tren tapi juga kebutuhan. Di musim pagebluk dua tahun lalu, ketika mobilitas masyarakat dibatasi untuk menekan penyebaran virus corona, layanan digital menjadi tumpuan masyarakat dalam menunjang aktifitas mulai dari sekolah dan bekerja. Ya, begitu mudahnya atau user frendly transaksi digital menggunakan aplikasi Gojek di smartphone membuat sebagian generasi milenial akan lebih memilih ketinggalan dompet ketimbang handphone atau smartphone. Pasalnya, smartphone sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia mulai bangun tidur hingga tidur lagi.

Menawarkan banyak kemudahan dengan berbagai fasilitas aplikasi pembayaran makin memudahkan untuk bertransaksi cukup dengan sentuhan tangan. Tak ayal, bagi milenial di zaman serba non tunai ini smartphone menjadi teknologi yang diandalkan untuk menunjang segala aktivitas.

Santi (25), salah satu karyawan di perusahaan asuransi mengatakan, kalau ditanya lebih pilih ketinggalan ponsel atau dompet, Dirinya lebih pilih ketinggalan dompet karena urusan keuangan masih bisa ditangani aplikasi Gojek. “Mending ketinggalan dompet. Soalnya bisa bayar pakai smartphone dengan berbagai aplikasi, termasuk Gojek dengan fitur Gopaynya sekarang," ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Tama (28) yang merupakan seorang pegawai swasta berkantor di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan ini mengatakan bahwa ketinggalan dompet lebih baik dibanding ketinggalan smartphone. “Gue mending ketinggalan dompet daripada ketinggalan handphone,”tuturnya.

Diakuinya, saat ini segala transaksi sudah bisa menggunakan handphone dan termasuk menarik uang. Misalnya saja untuk transportasi, dari kosnya dia bisa menggunakan layanan Gojek yang bisa dibayar dengan dompet digital. Untuk keperluan makan, dia juga bisa menggunakan jasa pesan antar dari layanan Gofood. Kalaupun dia harus membeli makanan di tokonya lansung, dia hanya perlu mencari toko yang bisa menerima pembayaran dengan layanan QR Code. Saat ini semua terasa mudah baginya, apalagi aplikasi Gojek menawarkan beragam solusi.

 

Andalan Masyarakat

 

Berdasarkan riset terbaru Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) menyebutkan masyarakat Indonesia atau lebih dari 80% konsumen konsisten menggunakan aplikasi Gojek. Hal ini pun membuat ekosistem Gojek terus menunjukkan kontribusi positif pada perekonomian nasional setiap tahunnya.

Kata Peneliti LD FEB UI, Alfindra Primaldhi, riset ini merupakan penelitian keempat terkait dampak ekosistem Gojek yang UI lakukan setiap tahunnya. Ekosistem Gojek memiliki solusi teknologi dan non-teknologi yang membantu mitra driver dan UMKM lebih tangguh dan lebih cepat memulihkan ekonominya melalui peningkatan pendapatan pada 2021, dibandingkan 2020."Hasil riset kali ini menyebutkan kalau ekosistem Gojek menjadi salah satu pilihan konsumen untuk tetap produktif. Mereka juga merasa aman menggunakan layanan dalam ekosistem ini,”ujarnya.

Kepercayaan dan loyalitas tersebut membuat konsumen menganggap biaya aplikasi yang dikenakan oleh GoFood dan GoSend sebagai sesuatu yang sesuai dan terjangkau. Konsumen beranggapan biaya yang mereka keluarkan sepadan dengan kualitas layanan yang diterima. Selain itu masyarakat pun menggunakan seperempat penghasilannya di ekosistem Gojek.

Ketangguhan dan peningkatan pendapatan tersebut membuat kontribusi ekonomi ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial (di luar Tokopedia) diperkirakan menjadi 1,6% dari PDB Indonesia, atau sekitar Rp 249 triliun di 2021. Kontribusi ekonomi ini meningkat 60% dibandingkan tahun sebelumnya.

Temuan menarik lainnya, yakni kemampuan ekosistem Gojek membantu mitra-mitranya tetap tumbuh di masa pandemi. Dengan begitu mereka optimis terhadap pemanfaatan platform online sebagai tempat mencari nafkah. Temuan-temuan utama riset terkait mitra driver dan mitra UMKM antara lain, peningkatan pendapatan mempercepat pemulihan di tahun kedua pandemi dan pendapatan Mitra UMKM GoFood rata-rata naik 66% di 2021 dibandingkan 2020.

Selain itu, Mitra driver GoCar dan GoRide mengalami peningkatan pendapatan di tahun 2021 sebesar 24% dan 18% dibandingkan pada 2020. Ini menandakan pelaku sektor informal yang berada dalam ekosistem digital turut merasakan sekaligus berkontribusi ke pemulihan ekonomi. Riset ini juga menyebutkan optimisme terhadap platform online sebagai tempat mencari nafkah. Dengan hampir seluruh mitra driver dan mitra kurir memprioritaskan fleksibilitas waktu dalam kemitraan dengan Gojek.

Selain itu, 4 dari 5 mitra driver menyatakan mereka tetap dapat memiliki pendapatan untuk menafkahi diri dan keluarga melalui kemitraan dengan Gojek. Apalagi 4 dari 5 mitra kurir menyatakan puas dengan kemitraan dengan Gojek.”Lebih dari 80% mitra UMKM dan mitra driver di ekosistem Gojek semakin optimis terhadap tren pertumbuhan layanan online setelah pandemi dan ingin terus bermitra dengan Gojek ke depannya," jelas Alfindra.

Ekosistem dan solusi yang dimiliki Gojek juga membantu UMKM dan pengusaha pemula terus tumbuh di tengah pandemi. Buktinya, jumlah pengusaha pemula yang memanfaatkan GoFood meningkat selama masa pandemi sebesar 47%, dibanding periode sebelumnya 31%.

Selain itu, disebutkan 4 dari 5 UMKM percaya GoFood mendorong pertumbuhan usaha. Manfaat utama yang dirasakan UMKM dari kemitraan dengan GoFood adalah kesempatan promosi GoFood, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional melalui aplikasi GoBiz, dan pelatihan kewirausahaan. Apalagi 3 dari 4 mitra UMKM menganggap biaya komisi GoFood sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan."Hampir setengah atau 44% UMKM social seller menyatakan lebih sering atau selalu menggunakan GoSend untuk mengirimkan barang. Bisnis UMKM social seller mengalami rata-rata kenaikan pendapatan sebesar 18%," kata Alfiandri.

 

Menopang UMKM

 

Bayi Aminah (40), pemilik warung makan yang terletak di Rangkasbitung, Lebak Banten ini mengakui, geliat usaha makin berkembang sejak menjadi mitra bisnis Gojek. Pasalnya, pendampingan yang diberikan membantu pemasaran usahanya lewat digital laris manis,”Berkat bermitra dengan Gojek, pelanggan setia pecak bandeng buatan emak bisa dipesen lewat Gofood,”ungkapnya.

Selain itu, pengunjung yang makan ditempat bisa bayar dengan e-wallet Gopay untuk kemudahan transaksi. Kini berkat edukasi dan terbukanya wawasan bisnis lewat online, disampaikan ibu empat anak ini membuka potensi bisnisnya berkembang secara luas dengan memanfaatkan pemasaran berbasis online. “Gojek menjadi salah satu platform yang mendukung para pelaku UMKM untuk bermigrasi dan mengembangkan bisnis secara online,”tuturnya.

Sebelum pandemi, warung makan miliknya selalu ramai para pembeli, khususnya para wisatawan ataupun supir angkutan dan juga logistik yang singgah. Maklum saja, lokasinya tepat dipinggir jalan besar provinsi menjadi daya tarik para pengunjung, apalagi ciri kas pecak bandeng dan sambelnya selalu jadi buruan. Bahkan bila jelang weekend dan hari libur, pengunjung akan membludak hingga ke halaman parkir.

Namun gara-gara virus corona, bisnis warung makan yang sudah digeluti 5 tahun lalu turun drastis hingga harus merumahkan beberapa karyawan karena sepinya pembeli.”Tidak hanya bisnis lesu yang jadi beban pikiran saya, tetapi juga pinjaman bank untuk tambah modal belum terbayar dan apalagi buat gaji pegawai,”ceritanya.

Kini dengan berbisnis online, omzet pendapatan yang dikantongi meningkat. Padahal sebelumnya dia tidak pernah mengira bahwa berjualan secara online itu mudah. Menurut riset Tenggara Strategics yang diterbitkan pada Juni 2022 menyebutkan bahwa Gofood adalah penyedia layanan pesan antar makanan online yang paling diingat (top of mind) konsumen, serta menghasilkan tingkat pembelanjaan terbesar di industri.

Maka tak heran, Gofoood menjadi tumpuan para pelaku UMKM seperti Bayi Aminah dan tentunya pelaku UMKM lainnya.  Asal tahu saja, selama masa pandemi, Gojek telah mengeluarkan sekitar Rp 1 triliun untuk berbagai inisiatif mendukung mitra UMKM dan mitra driver. Inisiatif tersebut bertujuan membantu mitra bertahan, tumbuh, dan bangkit bersama menghadapi pandemi.

Ya, berkat dukungan mitra driver dan mitra UMKM selama 11 tahun ini, Gojek dapat terus memberikan dampak positif dalam memudahkan kehidupan sehari-hari masyarakat, yang tercermin melalui kontribusi ekosistem terhadap pertumbuhan dan pemulihan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dengan memahami bahwa kondisi pandemi merupakan masa-masa sulit bagi mitra ekosistem dalam dua tahun terakhir, Gojek telah menjalankan berbagai inisiatif bantuan kepada mitra-mitra agar bisa tetap memperoleh peluang pendapatan dan mitra UMKM tetap tumbuh usahanya. Semua ini merupakan bentuk dukungan berkelanjutan Gojek agar dapat #BangkitBersama. 

Khusus bagi mitra UMKM, Gojek memiliki berbagai inisiatif untuk membantu agar bisnis pelaku UMKM di ekosistem Gojek tetap bertahan dan tumbuh. “Kami secara konsisten memberikan subsidi promo bagi mitra UMKM yang tidak hanya bertujuan mendorong daya beli konsumen, tetapi juga menimbulkan efek bola salju sehingga mitra usaha dan mitra driver tetap bisa mendapatkan order.”kata CEO Gojek, Andre Soelistyo. 

Terlebih sejak merger Gojek dengan Tokopedia(GoTo) menjadi harapan pelaku UMKM akan mempermudah mempermudah pengadopsian teknologi digital oleh UMKM serta mempercepat naik kelas.  Co-founder UKM Indonesia, Dewi Meisari Haryanti mengatakan, kehadiran Goto harus bisa menyederhanakan proses pengadopsian teknologi bagi UMKM, terlebih kolaborasi dua startup ini akan membentuk superekosistem bisnis digital yang menaungi jutaan UMKM.”Dua raksasa itu memiliki DNA untuk pemberdayaan UMKM mestinya bisa membantu konsolidasi beberapa sumber dayanya sehingga menciptakan efisiensi dalam market education," ujarnya.

Kata Pakar Ekonomi Unair Wasiaturrahma, kolaborasi Gojek dan Tokopedia membawa angin segar bagi jutaan UMKM yang bernaung di bawahnya. “Ini akan menimbulkan efisiensi sekaligus peluang baru bagi UMKM," jelasnya.

Tak hanya itu, dia meyakini, dengan adanya mega merger Gojek dan Tokopedia bisa memperluas ekosistem ekonomi digital Indonesia. Dia menuturkan, UMKM yang bernaung di bawah Gojek dan Tokopedia akan mendapatkan peluang emas berkat mega merger ini. Pasalnya, kolaborasi tersebut tidak hanya melibatkan penggabungan jajaran direksi dan sistem, melainkan juga menggabungkan UMKM dan pelanggan kedua startup dalam satu naungan yang sama. "Bisnis yang hanya ada di Tokopedia kini bisa dipasarkan melalui Gojek, begitupun sebaliknya, pelanggan Gojek juga berpeluang menjadi konsumen Tokopedia," sebut dia.

Dari sudut pandang ekonomi makro, dia mengungkap adanya pengaruh dari perluasan pasar yang ditimbulkan akibat penggabung Gojek dan Tokopedia. "Ini sangat berpengaruh dengan ekonomi makro tentunya, karena proses pemasaran UMKM itu sendiri bisa membantu exposure dan daya jangkaunya," ujar dia.

Gayung pun bersambut, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (Grup GoTo) sebagai perusahaan”, ekosistem digital terbesar di Indonesia menghadirkan inovasi dengan tersedianya layanan GoFood di dalam aplikasi Tokopedia. Hadirnya layanan GoFood di dalam platform Tokopedia memperkuat sinergi cross-selling antar platform di ekosistem GoTo. 

Melalui layanan ini, pelanggan Tokopedia dapat menikmati beragam menu kuliner favorit dari merchant GoFood pilihan, dengan sangat mudah. Hal ini juga memberikan peluang lebih besar bagi merchant GoFood untuk meningkatkan jumlah transaksi sejalan dengan semakin luasnya akses kepada konsumen melalui Tokopedia, sehingga merchant bisa mendapatkan sumber pendapatan dan sarana promosi tambahan.

Disampaikan Anthony Wijaya, Direktur sekaligus Head of Marketplace GoTo dan CEO of Marketplace Tokopedia, kategori makanan dan minuman terus menjadi salah satu kategori yang paling laris di Tokopedia selama pandemi. Kehadiran layanan GoFood di Tokopedia dapat memperkaya pilihan pengguna dalam memenuhi berbagai kebutuhan - terutama sajian kuliner pilihan - lewat platform Tokopedia, tanpa perlu berpindah aplikasi. “Dengan layanan ini, Tokopedia berharap sinergi dalam ekosistem Grup GoTo bisa semakin memberdayakan UMKM lokal di tengah upaya pemulihan ekonomi nasional,” ungkapnya. Semoga.

 

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…