NERACA
Jakarta – Mempertimbangkan alasan restrukturisasi, PT Multipolar Tbk. (MLPL) mengumumkan penjualan saham atau kepemilikan pada emiten ritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) senilai total Rp1,19 triliun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
MLPL melepas saham LPPF kepada anak usaha perseroan PT Cahaya Investama, PT Surya Cipta Investama, dan PT Reksa Puspita Karya sebanyak 300 juta saham melalui mekanisme perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Adapun, perinciannya PT Cahaya Investama, anak perusahaan MLPL dimiliki secara langsung dan tidak langsung sebesar 100% melakukan pembelian 100 juta saham dengan nilai transaksi Rp397 miliar.
Kemudian, PT Surya Cipta Investama, yang juga merupakan anak perusahaan MLPL yang dimiliki sebesar 100% membeli 100 juta saham dengan nilai transaksi Rp397 miliar, dan PT Reksa Puspita Karya, yang dimiliki MLPL sebesar 100% juga membeli 100 juta saham dengan nilai transaksi Rp397 miliar.“Total nilai transaksi sebesar Rp1,19 triliun atau 26,3% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan perseroan per 31 Desember 2021. Latar belakang dan tujuan dari transaksi bersifat penataan dan restrukturisasi internal,”kata Sekretaris Perusahaan Multipolar, Natalie Lie.
Manajemen MLPL menegaskan bahwa informasi dan fakta material tersebut di atas tidak berdampak secara negatif terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha perseroan. Transaksi ini juga merupakan transaksi material dan transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf a dan Pasal 33 huruf a POJK 17 serta Pasal 6 ayat 1.b.1 dan Pasal 6 ayat 2 POJK 42. Sesuai dengan Pasal 33.a POJK 17 bahwa jika transaksi material merupakan transaksi afiliasi maka hanya wajib memenuhi ketentuan POJK 17.
Semester pertama 2022, PT Multipolar Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp78,52 miliar, padahal di periode yang sama setahun sebelumnya masih membukukan laba bersih mencapai Rp223,91 miliar. Sementara enam bulan pertama tahun ini, perseroan membukukan nilai penjualan bersih sebesar Rp5,58 triliun atau bertumbuh 8,77%(year-on-year).
Seiring dengan peningkatan penjualan tersebut, beban pokok penjualan MLPL di semester I-2022 tercatat meningkat menjadi Rp4,6 triliun dari Rp4,14 triliun pada semester I-2021. Sehingga, laba bruto pada paruh pertama tahun ini menjadi Rp979,48 miliar. Sementara itu, laba sebelum pajak di semester I-2022 tercatat sebesar Rp19,77 miliar. Setelah dikurangi beban pajak final dan pajak penghasilan, maka laba periode berjalan MLPL untuk Tahun Buku 2022 menjadi Rp3,54 miliar.
Tetapi, besaran laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk di semester I-2022 mencapai Rp78,52 miliar. Pada semester I-2021, MLPL masih mencatatkan rugi bersih sebesar RpRp223,91 miliar. Per 30 Juni 2022, total liabilitas MLPL sebesar Rp8,98 triliun atau mengalami penurunan dibanding posisi per 31 Desember 2021 yang mencapai Rp10,23 triliun.
Lahan bekas tambang selalu menyisakan dampak masalah pada kerusakan lingkungan dan juga ekonomi masyarakat sekitar. Maka guna menekan dampak dan…
Melengkapi fasilitas kesehatan bagi penghuninya dan juga menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berkualitas di Kota Bekasi, Rumah Sakit Permata…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
Melengkapi fasilitas kesehatan bagi penghuninya dan juga menjawab kebutuhan masyarakat akan layanan kesehatan berkualitas di Kota Bekasi, Rumah Sakit Permata…
NERACA Jakarta - PT PP (Persero) Tbk (PTPP) melaporkan proyek pembangunan Bendungan Manikin Paket 2 yang berlokasi di Kabupaten Kupang,…
NERACA Jakarta – Mempertimbangkan melemahnya daya beli masyarakat dan perlambatan ekonomi global menjadi alasan PT Astra International Tbk (ASII) memangkas…