NERACA
Jakarta – Dukung pengembangan bisnis sektor pertambangan, pengendali PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yaitu PT Provident Capital Indonesia akan menyerahkan penguasaan PT Hamparan Logistik Nusantara (HLN) kepada PT Batutua Tambang Abadi (BTA) salah satu anak usaha MDKA. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, dalam aksi korporasi ini, BTA akan mengambil bagian saham baru yang diterbitkan HLN dengan jumlah mencapai 55,67% dari modal ditempatkan dan disetor penuh atau senilai Rp 5,359 triliun. Aksi korporasi ini sah setelah perseroan menandatangani suatu perjanjian pengambilan bagian saham bersyarat dengan HLN dan juga PCI yang berlaku efektif pada Kamis (24/04) lalu.
Dijelaskan bahwa transaksi dilakukan sebagai salah satu langkah strategis BTA yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah dan manfaat ekonomis bagi BTA. Dengan demikian, apabila seluruh persyaratan dan kondisi dalam transaksi telah terpenuhi, perseroan diharapkan dapat meningkatkan laba dan kinerja keuangannya di masa yang akan datang, yang mana hal ini akan memberikan dampak positif bagi grup perseroan.
Perusahaan yang salah satu kegiatan usahanya menjalankan kegiatan dari perusahaan holding, HLN baru-baru ini telah menyelesaikan akuisisi kepemilikan di PT J&P Indonesia (JPI) dan PT Jcorps Industri Mineral (JIM) dari PT JCorp Cahaya Semesta, di mana HLN memiliki 95,3% saham di JPI dan 99,9% saham di JIM. Aset-aset akuisisi terdiri dari berbagai investasi JPI dan JIM.
Secara rinci, JPI mengendalikan 51% saham di PT Sulawesi Cahaya Mineral, yang memegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk salah satu sumber daya nikel terbesar di dunia yang belum berkembang. Selain itu, memiliki saham minoritas di dua pabrik nikel Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF) yang beroperasi, yaitu 49% di PT Cahaya Smelter Indonesia dan 28,4% di PT Bukit Smelter Indonesia.
Selain itu, JIM memegang berbagai saham mayoritas di perusahaan-perusahaan yang memiliki IUP Batugamping dan proyek pembangkit listrik tenaga air. JIM juga memegang saham minoritas, yaitu 32% saham dari Indonesia Konawe Industrial Park. Adapun ketiga perusahaan tersebut bersifat hubungan afiliasi. Di mana, BTA merupakan perusahaan terkendali yang sahamnya dimiliki oleh MDKA secara langsung sebesar 99,5%.
Lalu, terdapat kesamaan anggota dewan komisaris BTA dengan anggota direksi perseroan. PCI juga merupakan salah satu pengendali perseroan melalui kepemilikan saham secara tidak langsung melalui PT Mitra Daya Mustika dan PT Suwarna Arta Mandiri. Serta, terdapat kesamaan anggota direksi PCI dengan anggota direksi perseroan. HLN pun merupakan afiliasi dari PC. Sebagai informasi, MDKA mengungkapkan target produksi tembaga tahun ini akan berkisar 18.000 - 22.000 ton.
Sementara analis BRI Danareksa Sekuritas, Hasan Barakwan dalam riset 7 Maret 2022 memprediksi, pendapatan dan laba bersih MDKA di tahun ini masing-masing bisa menjadi US$ 407 juta dan US$ 80 juta. Angka ini jauh lebih baik dari realisasi di 2021 dimana pendapatan MDKA di US$ 381 juta dan laba bersih US$ 33 juta.
Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…
Perkuat posisi dalam ekosistem keuangan digital di Indonesia, OVO (PT Visionet Internasional), platform pembayaran digital terkemuka di Indonesia bekerja sama…
NERACA Jakarta – Menurunnya daya beli masyarakat memberikan dampak berarti terhadap pelaku usaha dan industri ritel, termasuk Food and beverage…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) menargetkan produksi bauksit pada tahun 2025 di kisaran 4,7 juta…