NERACA
Jakarta - PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) mencatatkan obligasi berkelanjutan V tahap III di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jum’at (4/3) akhir pekan kemarin. Total penerbitan obligasi TBIG V tahap III sebesar Rp2,2 triliun yang terdiri dari Rp1,7 triliun pada tingkat bunga tetap 3,75% untuk tenor 370 hari dan Rp0,5 triliun pada tingkat bunga tetap 5,90% untuk tenor 3 tahun. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, obligasi TBIG V tahap III adalah setara kewajiban senior tanpa jaminan khusus dari TBIG dan memiliki pembayaran bunga setiap kuartal. Chief Financial Officer TBIG, Helmy Yusman Santoso mengatakan, setelah penerbitan ini, TBIG masih memiliki kemampuan untuk menerbitkan sebanyak-banyaknya Rp10,145 triliun melalui program obligasi TBIG V yang berlaku sampai Agustus 2023."Kami berharap dapat secara reguler mengakses pasar obligasi rupiah seiring dengan pertumbuhan bisnis kami yang kuat," ujarnya.
Dia menuturkan, penggunaan dana dari penawaran ini, setelah dikurangi biaya penerbitan akan digunakan untuk pembayaran sebagian kewajiban finansial dari entitas anak perseroan. Khususnya untuk pembayaran fasilitas pinjaman revolving US$275 juta dari credit facilities yang ada. Per 30 September 2021, total pinjaman perseroan, jika pinjaman dalam mata uang dolar AS yang telah dilindung nilai diukur dengan menggunakan kurs lindung, nilainya adalah sebesar Rp27,14 triliun dan total pinjaman senior (gross senior debt) sebesar Rp11,41 triliun. Dengan saldo kas yang mencapai Rp842 miliar, maka total pinjaman bersih (net debt) menjadi Rp26,3 triliun dan total pinjaman senior bersih (net senior debt) perseroan menjadi Rp10,5 triliun.
Menggunakan EBITDA kuartal ketiga 2021 yang disetahunkan, maka rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,9 kali dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,7 kali. Tahun ini, perseroan mengalokasikan belanja modal tahun ini menjadi Rp3 triliun. Adapun, perseroan tahun lalu mengalokasikan belanja modal maksimal Rp2 triliun yang berasal dari kas internal dan pinjaman bank. Dimana penggunaan capex tahun ini untuk pembangunan organik
Perseroan saat ini memiliki menara sebanyak 19.938 unit dengan 37.983 penyewaan. Namun, emiten Grup Saratoga itu akan fokus pada perluasan cakupan ke luar Jawa. “Kami lebih banyak bangun di luar jawa sekarang. Soal proporsi menara itu kita 50% di jawa dan 50 persen di luar jawa,” kata Helmy.
Meski demikian, perseroan tengah dibayangi sejumlah obligasi yang akan jatuh tempo dengan nilai sebesar Rp5,51 triliun. Dengan rincian obligasi jatuh tempo pada kuartal I/2022 sebesar Rp1,89 triliun, pada kuartal II/2022 sebesar Rp970 miliar, pada kuartal IV/2022 sebesar Rp1,2 triliun, dan pada kuartal IV/2022 sebesar Rp1,45 triliun. "Semua bond rupiah akan kami lunasi menggunakan kas internal. Apabila kita ada penerbitan bond rupiah lagi. Penggunaannya adalah untuk refinancing pinjaman US$ kami," ungkap Helmy.
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…
NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…
NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…