Komitmen untuk mengurangi limbah sampah plastik dengan terus perluas layanan pengelolaan limbah terus dilakukan PT Wasteforchange Alam Indonesia (Waste4Change). Teranyar, perseroan bersama PT Kuripan Raya (Telaga Kahuripan) umumkan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) pengelolaan sampah dan pembangunan rumah pemulihan material Waste4Change di kawasan Perumahan Telaga Kahuripan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Pembangunan Rumah Pemulihan Material Waste4Change yang baru ini juga diharapkan dapat turut mendorong pengelolaan sampah secara lebih bertanggung jawab di Kabupaten Bogor dan sekitarnya. Berdasar data terakhir pada 2021 lalu, dari 1.100 Kepala Keluarga (KK) yang menghuni Perumahan Telaga Kahuripan Bogor, terdapat timbulan sampah sebanyak 4.400 liter (1,1 ton) per hari dan 1.606.000 liter (401,5 ton) timbulan sampah per tahun.

CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan bahwa permasalahan sampah di Indonesia bersumbu dari pola perilaku masyarakat yang belum seluruhnya memahami bagaimana pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dapat dilakukan dari skala terkecil di rumah tangga.

Ditambah lagi, kurangnya infrastruktur yang dapat memfasilitasi masyarakat untuk mengelola sampah secara lebih bertanggung jawab.”Inisiatif pengelolaan sampah mandiri di Kawasan Telaga Kahuripan ini dapat mendorong perubahan pola perilaku masyarakat dari sektor rumah tangga. Semua usaha tersebut tentunya akan ditunjang dengan upaya edukasi berkelanjutan yang dilakukan bersama oleh Telaga Kahuripan dan Waste4Change khususnya untuk penghuni kawasan perumahan. Ini menunjukan betapa pentingnya kolaborasi untuk mempercepat penyelesaian masalah persampahan di Indonesia,” demikian ujar CEO Waste4Change, Mohamad Bijaksana Junerosano, atau akrab disapa Sano.

Kata Sano, semoga kerja sama yang akan terjalin dapat mempercepat pencapaian Telaga Kahuripan untuk menjadi kawasan perumahan yang bersih, asri dan berkelanjutan, serta menjadi contoh bagi kawasan hunian lainnya dalam hal pengelolaan sampah. “Kami juga berharap kehadiran Waste4Change dapat menjadi added value perumahan Telaga Kahuripan, sehingga Telaga Kahuripan dapat menjadi pilihan pemukiman bagi masyarakat, saat ini dan di masa depan,”ungkapnya.

Sementara CEO Telaga Kahuripan, Yulham Ferdiansyah Roestam mengungkapkan, perencanaan kerjasama strategis antara Telaga Kahuripan dan Waste4Change ini sudah dilakukan sejak Juni 2021 lalu sebagai wujud komitmen Telaga Kahuripan untuk meningkatkan kualitas hidup para penghuni residensial. “Bersamaan dengan rencana revitalisasi dan pengembangan kawasan, pengelolaan sampah menjadi salah satu fokus dari keseluruhan revitalisasi Telaga Kahuripan sebagai kota mandiri (township) terbesar di Kab Bogor Koridor Barat dengan luasan lahan sebesar 750 hektar”tandasnya.

Dua poin penting yang tertera dalam PKS tersebut di antaranya, pembangunan fasilitas Rumah Pemulihan Material (RPM) seluas lebih dari 2.000 meter persegi dan pengangkutan serta pengolahan sampah oleh Waste4Change dengan konsep Reduce-Waste to Landfill, yaitu mengoptimalkan pemilahan dan daur ulang untuk mengurangi sampah yang berakhir di TPA.

Fasilitas RPM yang akan dikelola langsung oleh Waste4Change ini terdiri dari beberapa bagian diantaranya bagian pemilahan serta pengolahan sampah organik dengan metode open windrow dan Black Soldier Fly. RPM dilengkapi juga dengan bagian penghancuran dan pemadatan material, serta bagian penampungan sampah residu. Pembangunan fasilitas RPM diperkirakan akan memakan waktu 3 bulan dan selesai di April 2022.