Berikan Kesehatan Masyarakat, Lemonilo Founders Rayakan Hari Pahlawan

NERACA

Jakarta - Setiap 10 November, masyarakat Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan. Menurut sejarah, 10 November 1945 merupakan hari terjadinya pertempuran yang besar selepas kemerdekaan, yang dikenal dengan nama Pertempuran Surabaya. Semangat juang yang tinggi dari masyarakat Surabaya membuat kota ini dijuluki sebagai Kota Pahlawan. Tak hanya itu, pemerintah pun memutuskan tanggal 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan.

Semangat juang yang tinggi ini pun diteladani oleh Shinta Nurfauzia, Ronald Wijaya, dan Johannes Ardiant, Lemonilo Founders, untuk memberikan perhatian yang lebih pada kesehatan masyarakat. Mereka memiliki minat yang sama dalam hal menciptakan dampak dan memberikan kontribusi bagi Indonesia. Shinta, Ronald, dan Johannes selalu tertarik dengan kesehatan, karena menurut mereka kesehatan adalah sesuatu yang belum cukup mendapat perhatian di Indonesia. Masih banyak orang di Indonesia yang belum melakukan gaya hidup sehat. Hal ini pun diperkuat dari laporan WHO yang menyatakan bahwa 73% kematian di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular.

“Nama Lemonilo diambil dari dua kata, Lemon dan Nilo. Buah lemon seringkali diasosiasikan dengan hal-hal terkait kesehatan, sedangkan Nilo dalam bahasa Yunani dan Celtic berarti kemenangan dan kepahlawanan. Oleh karena itu, bisa dikatakan bahwa Lemonilo memiliki arti sebagai Pahlawan Kesehatan. Hal ini pun tercermin dari misi Lemonilo, yaitu untuk menjadikan gaya hidup sehat dapat diakses oleh semua orang melalui produk sehat, terjangkau, dan praktis bagi masyarakat Indonesia,” ujar Shinta, salah satu dari Lemonilo Founders yang menjabat sebagai Co-CEO.

Shinta mengakui bahwa dalam menjalankan misinya, ia memiliki tantangan yang tersendiri. Mengedukasi masyarakat akan pentingnya hidup sehat bukanlah hal yang mudah, karena pola makan masyarakat, serta kebiasaan untuk tidak menjalani gaya hidup sehat sudah mengakar. Namun, ia tak mudah menyerah dan terus mengedukasi melalui pesan-pesan pemasaran yang mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gaya hidup sehat. Adanya pandemi Covid-19 juga membuat konsumen menjadi lebih mudah menerima tren kesehatan dan kebugaran.

“Sebelum pandemi COVID-19, mendorong masyarakat untuk menerapkan gaya hidup sehat bukanlah hal yang mudah. Namun, sejak pandemi dimulai, fokus baru pada hidup sehat muncul. Masyarakat secara aktif mencari cara untuk menjaga kesehatannya dalam kondisi yang penuh ketidakpastian. Di situlah Lemonilo hadir sebagai solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tambah Shinta.

Kebiasaan Konsumsi Mi Instan

Produk pertama Lemonilo adalah mi instan, dengan varian mi instan rasa mi goreng yang masih mendominasi permintaan tertinggi. Ronald Wijaya, salah satu Lemonilo Founders yang juga menjabat sebagai Co-CEO, menjelaskan bahwa awalnya masyarakat justru bertanya-tanya tentang langkah Lemonilo sebagai perusahaan healthy lifestyle namun malah mengeluarkan produk mi instan. Ia mendapati fakta bahwa mayoritas masyarakat mengonsumsi mi instan setidaknya sekali dalam seminggu.

“Kita semua tahu bahwa mi instan mengandung banyak bahan sintetis yang memberi dampak buruk untuk tubuh jika dikonsumsi secara rutin. Sebagai jawaban dari hal tersebut, Lemonilo menghadirkan mi instan yang terbuat dari bayam pola tanam organik dan bebas trans-fat sehingga nyaman dikonsumsi kapan saja. Hal ini pun terus kami turunkan ke produk Lemonilo lainnya, seperti camilan, bumbu masakan, serta minuman. Semuanya bebas dari 3P (Pengawet, Penguat Rasa, dan Pewarna Buatan), dan bebas dari 100+ bahan sintetis berpotensi berbahaya bagi tubuh,” imbuh Ronald.

Johannes Ardiant, Lemonilo Founders yang menjabat sebagai Chief Technology & Operations pun turut mengamini apa yang dikatakan Ronald. Menurutnya, berdasarkan fakta di lapangan, mi instan menjadi salah satu produk yang perlu mendapatkan disrupsi terlebih dahulu, dengan mi instan alami yang lebih sehat dan terjangkau. Menurutnya, melalui teknologi, Lemonilo berhasil menciptakan formula baru dengan lebih cepat serta memudahkan pengenalan produknya ke pasar.

“Sejak awal kami percaya bahwa hidup sehat adalah kunci menuju generasi Indonesia yang lebih hebat. Terlebih kini, di tengah pandemi COVID-19, hidup sehat menjadi suatu hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Kesehatan jasmani dan mental adalah senjata utama kita untuk kembali bangkit. Kami yakin bahwa masa-masa sulit ini akan kita lewati bersama, dengan hidup sehat sebagai senjatanya. Pandemi ini bukanlah penghalang bagi semangat dan optimisme kita. Oleh karena itu, kami selalu mengajak masyarakat untuk menjadi pahlawan yang senantiasa menebarkan semangat hidup sehat untuk diri sendiri dan lingkungan,” tutup Shinta.

BERITA TERKAIT

Kolaborasi dan Sinkronisasi untuk Majukan UMKM Itu Penting

NERACA Surabaya - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menekankan pentingnya sinkronisasi dan kolaborasi dengan berbagai…

Mentan Amran Ungkap Kejanggalan Data Beras di Cipinang

NERACA Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan penelusuran dan menemukan adanya anomali dalam distribusi beras di Pasar Induk…

Sektor IHT Berkontribusi Signfikan Bagi Ekonomi

NERACA Jakarta – Ekosistem pertembakauan di Indonesia sudah terbentuk sejak zaman kolonial Belanda. Mulai dari petani tembakau, perajang tembakau, petani…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Kolaborasi dan Sinkronisasi untuk Majukan UMKM Itu Penting

NERACA Surabaya - Wakil Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Helvi Moraza menekankan pentingnya sinkronisasi dan kolaborasi dengan berbagai…

Mentan Amran Ungkap Kejanggalan Data Beras di Cipinang

NERACA Jakarta – Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman melakukan penelusuran dan menemukan adanya anomali dalam distribusi beras di Pasar Induk…

Sektor IHT Berkontribusi Signfikan Bagi Ekonomi

NERACA Jakarta – Ekosistem pertembakauan di Indonesia sudah terbentuk sejak zaman kolonial Belanda. Mulai dari petani tembakau, perajang tembakau, petani…