NERACA
Bali - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan memperkuat link and match antara pendidikan dan pelatihan vokasi di Perguruan Tinggi Negeri Pariwisata (PTNP) yang berada di bawah naungan Kemenparekraf/Baparekraf, untuk disesuaikan dengan kebutuhan sumber daya manusia pada industri pariwisata. Sehingga PTNP akan menghasilkan lulusan-lulusan yang dibutuhkan pasar (industri pariwisata) ke depan.
"Lulusan pendidikan dan pelatihan vokasi harus mampu beradaptasi dengan dunia kerja. Sehingga link and match antara pendidikan dan pelatihan vokasi harus difokuskan sesuai kebutuhan pasar kerja," kata Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Sekretaris Utama Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Ni Wayan Giri Adnyani.
Mendukung hal tersebut,lanjut Giri, kerja sama dengan industri harus diperkuat. Termasuk dalam penyusunan kurikulum vokasi yang akan melibatkan industri.
"Up-skilling guru dan dosen (serta infrastruktur) pendidikan dan pelatihan vokasi juga harus selalu melek teknologi," kata Giri.
Giri menjelaskan, pandemi Covid-19 yang berdampak pada seluruh aspek kehidupan manusia membuat berbagai perubahan yang cukup pesat. Karenanya, berbagai akselerasi harus dilakukan pemerintah termasuk PTNP sebagai upaya mengatasi permasalahan yang timbul dalam menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas. Sehingga cita-cita menghasilkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dapat terwujud.
“Pandemi Covid-19 telah memacu kita untuk berubah. Mengembangkan cara-cara baru, meninggalkan kebiasaan lama yang tidak relevan, dan menerobos ketidakmungkinan," kata Giri.
Di tengah dunia yang penuh disrupsi sekarang ini, karakter pemimpin perguruan tinggi yang berani untuk berubah, mengubah, dan mengkreasi hal-hal baru serta berkolaborasi menciptakan SDM unggul dan berdaya saing merupakan fondasi untuk membangun perguruan tinggi pariwisata ke depan. Sumber daya manusia unggul menjadi salah satu faktor yang dapat membantu mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
"Karenanya, pengembangan sumber daya manusia (SDM) berkualitas tetap menjadi agenda utama. Mutu perguruan tinggi menjadi penentu kemajuan suatu bangsa. Di tengah transformasi dunia yang sangat cepat, penciptaan sumber daya manusia unggul perlu dilakukan. Untuk itu kualitas mutu perguruan tinggi pariwisata perlu terus ditingkatkan. Pendidikan yang lebih baik, inklusif, dan berdampak luas bagi pembangunan SDM Indonesia," jelas Giri.
Lebih lanjut, sebelumnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, pun mengajak para dosen, dan mahasiswa untuk membantu memulihkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terdampak pandemi Covid-19.
“Sebanyak 98 persen pelaku ekonomi kreatif telah terdampak pandemi Covid-19, dimana 70 persen pelaku ekonomi kreatif di Indonesia mengalami penundaan dalam pelaksanaan projek, dan 67 persen pelaku ekonomi kreatif juga mengalami penurunan penjualan. Dan hanya 8 persen pelaku ekonomi kreatif mengaku mengalami penambahan omzet,” papar Sandiaga.
Sandiaga menjelaskan, upaya yang bisa dilakukan untuk membangkitkan sektor parekraf di masa pandemi Covid-19, yakni dengan berinovasi, beradaptasi, dan berkolaborasi.
"Saya mengajak mahasiswa untuk terlibat memulihkan pariwisata dan ekonomi kreatif. Dosen-dosen, profesor ciptakan solusi-solusi dengan basis kearifan lokal dan juga dengan basis berwawasan global. Tingkatkan kompetensi mahasiswa dan ayo percepat pertumbuhan ekonomi," jelas Sandiaga.
Menurut Sandiaga, perguruan tinggi memiliki peran yang penting di masa pandemi Covid-19, di antaranya dalam hal riset dan memperoleh data, kolaborasi pentahelix, mendorong solusi-solusi lokal, serta memperkuat kapasitas masyarakat.
"Sinergi perguruan tinggi ini juga memperkuat kompetensi mahasiswa, dosen, peneliti, dan masyarakat. Sehingga hal ini dapat mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional," ujar Sandiaga.
Saat ini, ada 5 pilar yang dilakukan Kemenparekraf dalam pemulihan ekonomi kreatif, yaitu dengan meningkatkan kapasitas SDM, revitalisasi destinasi pariwisata dan infrastruktur ekraf, peningkatan resiliensi dan daya saing usaha, inovasi produk dan jasa kreatif, serta pemulihan dan perluasan pasar.
Lebih lanjut, Sandiaga mengungkapkan, di sektor ekonomi kreatif, terdapat beberapa program untuk membangkitkan demand. Yakni melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia, serta Bangga Beli Kreatif Lokal.
Tidak hanya itu, terdapat beberapa program untuk membangkitkan demand bagi para pelaku ekonomi kreatif melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia. Ditargetkan lebih dari 30 juta UMKM on boarding ke digital pada 2024.
"Kontribusi ekonomi kreatif pada perekonomian Indonesia ini sudah sangat terasa, Rp1100 triliun lebih kontribusinya, menempatkan Indonesia di posisi 3 dari segi presentasi ekonomi kreatif terhadap PDB, dengan andalan kriya kuliner dan fesyen. Oleh karena itu, yuk hari ini kita gerak bersama dengan Universitas Terbuka, garap semua potensi yang ada, gaspol, karena inilah kunci kebangkitan kita agar lapangan kerja terbuka luas," ungkap Sandiaga.
NERACA Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bekerja sama dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan platform…
NERACA Jakrta – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.…
NERACA Jakarta – Harga Referensi (HR) biji kakao periode Juni 2025 ditetapkan sebesar USD9.591,52/MT, meningkat sebesar USD1.207,77 atau 14,41 persen…
NERACA Jakarta - Kementerian Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bekerja sama dengan Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) dan platform…
NERACA Jakrta – Stok cadangan beras pemerintah (CBP) resmi menembus 4 juta ton, pencapaian tertinggi sejak Bulog berdiri pada 1969.…
NERACA Jakarta – Harga Referensi (HR) biji kakao periode Juni 2025 ditetapkan sebesar USD9.591,52/MT, meningkat sebesar USD1.207,77 atau 14,41 persen…