NERACA
Benar apa yang dikatakan Jean De La Bruyere, ahli filsafat asal Perancis, bila orang yang tidak memanfaatkan waktu dengan baik adalah orang-orang yang mengeluhkan betapa singkatnya waktu yang mereka miliki. Inilah semangat yang memotivasi Suwandi Chandra, Direktur PT URC Indonesia dalam memanfaatkan waktu dengan segudang aktivitas usaha yang dilakukannya.
Perjalanan karier Country Director PT United Robina Corporation (URC) Indonesia, anak perusahaan dari URC Internasional yang bermarkas di Manila dengan bendera JG Summit Holdings Inc sebagai Holding Company, memang penuh lika-liku yang dilaluinya dengan semangat berusaha untuk memberi yang terbaik.
Pria dengan 23 tahun pengalaman kerja di pelbagai perusahaan dan mumpuni di bidang sales distribution (retail sales) FMCG, marketing strategic plan, manufacturing production, human resources, financial projection dan negotiation ini, menuturkan kisah masa lalunya.
Pada 1982, perusahaan yang dibangun sang ayah dengan nama PT Sayap Mas, yang memproduksi sabun dengan merek Sayap Mas dan Colek Biru Cap Kunci dinyatakan mengalami persoalan keuangan.
“Kami sangat terkejut,” kenang Chandra akrab ia disapa.
Semua administrasi keuangan perusahaan, memang dipercayakan kepada pamannya. “Kami baru tahu kalau perusahaan bermasalah setelah keluar surat pengadilan,” ungkap Chandra yang saat itu berusia 14 tahun.
Pada usia remaja dan kondisi sang ayah yang sangat terpukul, Chandra mengambil alih persoalan. Ia datang ke PTUN Jakarta untuk mengurus kemelut perusahaan milik sang ayah, meski tak jarang pula ia diusir pihak pengadilan karena mereka menilai Chandra masih belum cukup umur.
“Papa saya sakit Pak, saya anaknya dan saya mewakili papa,” ujarnya mengenang pembelaan saat petugas pengadilan mengusirnya.
Chandra bersama keluarganya lalu mengosongkan rumahnya di bilangan Kapuk atas perintah pengadilan. Dengan tabungan yang tersisa, mereka membeli rumah. “Untung mama punya gelang dan kalung untuk dijual. Dengan modal itulah kami hidup keluarganya,” ungkapnya mengenang pengorbanan sang bunda.
Namun kemelut keuangan keluarga, tak mengubah sosok Chandra yang cerdas untuk belajar, bahkan saat lulus pada SMA St Yoseph Jakarta, ia memperoleh nilai NEM tertinggi se-DKI Jakarta. Meski memperoleh kesempatan kuliah dengan beasiswa di Ujung Pandang, dia urung mengambilnya lantaran beban biaya hidup selama perkuliahan.
Sang pendulum waktu pun terus bergerak. Kemauan keras untuk maju dan mengisi waktu dengan kegiatan yang memberi added value bagi kehidupannya terus ia lakukan. berbagai usaha telah ia lakukan, termasuk berjualan, hingga menjadi pengajar private khusus matematika bagi anak-anak SD dan SMP.
Dan akhirnya Chandra pun lulus strata 1 di UPI YAI jurusan business management pada 1994 atas bantuan kakak perempuannya dan uang yang ia kumpulkan dengan bekerja.
Lalu ia meraih gelar MBA pada Institute Pengembangan Manajemen Indonesia tahun 2003 di bidang marketing management, dan menyandang gelar Phd dari Global Business Institute tahun 2006.
Selama perkuliahan pribadi aktif Chandra terakomodir dalam pelbagai kegiatan dan organisasi kampus hingga organisasi profesi.
“Saya aktif dalam memimpin pelbagai organisasi,” ucapnya.
Terlebih ia memiliki kemampuan dalam bernegosiasi, tak aneh sejak September 2009 lalu, perusahaan besar sekelas URC Internasional memintanya untuk bergabung.
Sebelum dia bergabung dengan produsen produk bermerek permen Dynamite, Alush, cokelat Cloud 9 Classic, Chooey Choco, Sea Crunch, Piatos, Lush, serta snack Roller Coater, ia berkiprah di sejumlah perusahaan.
Tengok saja pada tahun 1990 hingga Januari 1995, dia dipercaya sebagai Deputy General Manager PT Rana Sankara, sebuah perusahaan di bidang tekstil dan pakaian jadi. Lalu sebagai Senior Managing Director PT Ultra Prima Abadi, sebuah perusahaan di bawah Orang Tua Group yang memproduksi aneka food and beverages ternama di Indonesia pada Februari 1995 hingga Mei 2009.
Saat bergabung pada Orang Tua Group, ia termasuk erat berinteraksi dengan sang owner Hamid Djojonegoro, dia mengenang kalimat yang dipesankan oleh sang Guru.
“Jangan pernah berpikir segala sesuatu itu tidak mungkin, tidak bisa dan tidak mampu. Karena yang ada adalah kamu tidak mau,” ucapnya mengenang. Beliau adalah Guru saya, “Saya banyak belajar dari beliau,” ungkapnya bahagia dan bangga.
Karena terus belajar, termasuk yang diharapkan putra Chandra Djojonegoro pendiri Orang Tua Group ini, kepada dirinya.
“Teruslah belajar. Belajarlah dari siapapun, meski dari bawahan kita. Agar kamu dapat tegar apapun persoalan yang akan kamu hadapi,” ujarya.
Kini Chandra boleh bernafas lega, sukses yang dicapainya dari pelbagai bisnis yang kini dia geluti merupakan hasil dari proses pembelajaran dari perjalanan sang waktu. Meski ia menyadari, no time to stop to be learning
“Kita jangan mudah puas dan merasa besar karena kepuasan dan kebesaran yang dirasakan akan menjadi pangkal dari keruntuhan,” ucapnya memetik hikmah dari pengalaman hidupnya.
Yudi Candra Pakar Membaca Wajah Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…
Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…
KCD Wilayah III Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…
Yudi Candra Pakar Membaca Wajah Menggali Potensi SDM Melalui Baca Wajah Memang garis takdir manusia sudah ditentukan oleh tuhan.…
Prof. Dr. Erna Hernawati, Ak., CPMA., CA., CGOP.Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta Predikat KARTINI MASA KINI pantas disematkan…
KCD Wilayah III Disdik Jawa Barat, H.Herry Pansila M.Sc Saatnya Untuk selamatkan 250 Ribu Siswa dari Keluarga Ekonomi tidak…