NERACA
Jakarta – Pacu pertumbuhan bisnisnya, PT Pelita Samudera Shipping Tbk (PSSI) akan melakukan pemisahan (spin off) segmen usaha pengangkutan kapal kargo curah dari perseroan ke entitas anak. Dimana aksi korporasi tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Emiten pelayaran ini akan mendirikan anak usaha baru dengan nama PT Pelita Global Logistik untuk menerima pemisahan segmen usaha.
Adapun modal yang disetor dalam anak usaha ini sebesar Rp 595,22 miliar atau setara 99% dan nilai transaksi pemisahan sebesar US$ 40,88 juta. Direktur Utama Pelita Samudera Shipping, Iriawan Ibarat mengatakan, pemisahan ini diharapkan akan memberikan konsentrasi pengembangan usaha yaitu secara khusus, kemudahan bagi entitas anak untuk memperoleh akses pendanaan baik dari perbankan maupun dari para investor strategis.”Tidak menutup kemungkinan, entitas anak akan menawarkan sahamnya kepada masyarakat melalui Penawaran Umum apabila kajian menyatakan siap,” ujarnya dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Perlu dikeatahui, proses pemisahan ini dilakukan dengan memindahkan enam unit kapal kargo curah besar milik perseroan, berikut persediaan dan pinjaman terkait pemisahan ke entitas anak yang akan didirikan, dimana kepemilikan saham perseroan dalam entitas anak tersebut adalah sebesar 99%.
Aksi korporasi tersebut telah dikaji dan diproses dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan yang berlaku. Dengan pemisahahan ini, diharapkan pengembangan dan pengelolaan aset dapat lebih intensif dan lebih optimal, sehingga kedua perusahaan, baik perseroan sebagai induk maupun entitas anak, dapat memberikan kontribusi yang lebih baik kepada semua pemangku kepentingan.
Iriawan menambahkan, perseroan saat ini sedang melakukan penjajakan pasar dengan para investor strategis dalam rangka pengembangan segmen usaha pengangkutan kapal kargo curah tersebut.
Di sisi lain, Corporate Secretary Pelita Samudera Shipping, Imelda Agustina Kiagoes mengumumkan bahwa per September 2021 perseroan meraih kontrak jangka panjang sebesar US$ 103 juta untuk semua unit bisnis kapal, yakni FLF/FC, TNB dan Mother Vessel (MV).“Untuk komposisi kontrak saat ini, unit bisnis TNB per September 2021 memperoleh kontrak 87% dan spot 13%, dibandingkan dengan year to date (ytd) 2020 yaitu kontrak 86% dan spot 14%,” ujarnya.
Imelda melanjutkan, unit bisnis FLF/FC per September 2021 membukukan kontrak 92% dan spot 8%, dibandingkan dengan ytd tahun 2020 yakni kontrak 95% dan spot 5%. Sementara unit bisnis MV, kontrak didapatkan 50% dan spot 50%, sedangkan ytd 2020 kontrak 55% dan spot 45%.
Perseroan sampai saat ini memiliki 3 Unit Floating Loading Facilities (FLF) dengan kapasitas 40,000 MT/day, kapasitas blending batubara 30,000 MT/day. Kemudian 1 Unit Floating Crane (FC) berkapasitas 20,000 MT/day. Selanjutnya 41 Unit Kapal Tunda & 39 Unit Tongkang (TNB), dengan tongkat berukuran 270ft (1 unit), 300ft (29 unit), 330ft (11 unit). Selain itu, 6 Unit Kapal Curah Besar (MV) Kelas Handysize & Supramax, di mana Handysize berkapasitas 32.000 MT (4 unit) dan Supramax kapasitas 56.000 MT (2 unit).
NERACA Jakarta — Perkuat likuiditas, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Medco Power Indonesia menerbitkan Obligasi Berkelanjutan…
NERACA Jakarta - PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Keberlanjutan I Sarana Multi…
NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Fimperkasa Utama Tbk (FIMP) akan membidik proyek pemerintah. Oleh karena itu, emiten kontruksi…
Sebagai apresiasi transformasi industri jasa keuangan, Plus Idea Komunika bersama goodmoney.id menggelar Innovative Future Finance Awards 2025 dan The 25…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) 2025 PT Mahaka Media Tbk (mahakaX) (ABBA) menetapkan arah kebijakan strategis ke depan, serta…
Menabung adalah kebiasaan yang telah dilakukan oleh hampir setiap orang. Pilihan aset untuk ditabung saat ini juga semakin beragam, mulai…