NERACA
Jakarta – Ekspansi bisnis PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) bakal tumbuh cepat seiring dengan rampungnya mengakuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk. (SUPR) atau STP melalui PT Profesional Telekomunikasi Indonesia atau Protelindo. “Skala bisnis yang lebih besar akan semakin memperkuat posisi keuangan Protelindo, memperluas layanan yang dapat disediakan kepada para pelanggan, dan juga memungkinkan terjadinya peningkatan efisiensi operasional serta menciptakan sinergi," kata Presiden Direktur dan CEO Sarana Menara Nusantara, Aming Santoso dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Disebutkan, emiten pengelola menara ini berpotensi mendapat tambahan pendapatan Rp2,1 triliun dan Ebitda hampir Rp1,9 triliun. Hal ini akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan infrastruktur telekomunikasi independen terbesar di Indonesia. Saat ini, STP merupakan perusahaan tower independen terbesar ke-3 di Indonesia dengan 6.780 tower, 12.500 penyewaan dan lebih dari 9.000 km jaringan kabel fiber optik.
Dalam enam tahun terakhir, transaksi ini adalah transaksi akuisisi Sarana Menara Nusantara yang ke-6 dan merupakan transaksi dengan nilai terbesar. Dengan akuisisi ini, Protelindo akan memiliki sekitar 28.300 tower dengan sekitar 53.000 tenant dan lebih dari 67.800 km jaringan kabel fiber optik. Sumber pendanaan transaksi akuisisi ini adalah pinjaman baru sebesar Rp 14 triliun ditambah dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang telah ada sekitar Rp 2,7 triliun.
Meskipun hutang Protelindo meningkat, paska akuisisi Fitch Ratings tetap mengafirmasi peringkat utang Protelindo di BBB dengan outlook stabil dan peringkat domestik AAA. Demikian pula dengan S&P yang tetap memandang Protelindo sebagai perusahaan berstatus investment grade dengan peringkat BBB-, outlook stabil. “Rekam jejak kami dalam mengelola keuangan dengan prudent memungkinkan kami mendapatkan pinjaman bank untuk mendanai akuisisi ini dan tetap mempertahankan peringkat investment grade,” jelas Aming.
Redpeak Advisers bertindak sebagai penasihat keuangan eksklusif untuk Protelindo dalam transaksi ini, dan Duane Morris dan Makes & Partners bertindak sebagai penasihat hukum. TOWR merupakan entitas bisnis Grup Djarum milik orang terkaya di Indonesia, Michael dan Bambang Hartono. Sebagai informasi, TOWR berhasil menyelesaikan proses akuisisi 94,03% saham pengendali SUPR dengan nilai transaksi Rp16,72 triliun.
Dalam enam tahun terakhir, transaksi ini adalah transaksi akuisisi Sarana Menara Nusantara yang ke-6 dan merupakan transaksi dengan nilai terbesar. “Kami bersyukur telah berhasil menyelesaikan transaksi strategis ini dalam waktu singkat. Dengan akuisisi ini, Protelindo akan memiliki sekitar 28.300 tower dengan sekitar 53.000 tenant dan lebih dari 67.800 km jaringan kabel fiber optik,” kata Aming Santoso.
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…
NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…
NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…