Saat pandemi Covid-19 dan disrupsi teknologi saat ini, peran divisi Human Resources (HR) atau Sumber Daya Manusia (SDM) sangat menantang. HR menjadi tumpuan dalam menyiapkan organisasi dan mengelola SDM dalam situasi yang tidak menentu dan sulit ditebak kapan pandemi akan berakhir. Pasalnya, HR tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan kesehatan karyawan di masa pandemi ini, tapi juga menjaga produktivitas dan efektivitas kerja karyawan.
Menurut pakar senior bidang HR, Josef Bataona, itu semua menjadi tantangan dan tanggung jawab baru organisasi atau Divisi HR. Sebab, banyak perusahaan, divisi HR-nya diberi tugas mengelola pengembangan organisasi (organizational development) dan penerapan budaya perusahaan (corporate culture). Disampaikannya, kondisi saat ini belum pernah terjadi sebelumnya, sehingga peran HR menjadi begitu penting di atas pentas bisnis. “Pertanyaannya, apakah kesempatan ini bisa dimanfaatkan? Ke depan, organisasi HR dan para personilnya memang dituntut untuk bisa agile dan adaptif,” tegas Josef di Jakarta, Selasa (28/9).
Perubahan cepat itu, lanjut Josef, tidak hanya berkaitan dengan penggunaan teknologi, tetapi juga dengan paradigma baru, perubahan mindset, dan perilaku seputar hal itu. Sementara Priyantono Rudito, praktisi senior lainnya di bidang HR, berpendapat, dalam konteks future readiness ini, terjadi suatu fenomena, yaitu setiap industri menghadapi dan tengah mengalami perkembangan tatanan ekosistem bisnis yang bergerak ke masa depan secara lebih cepat. Fenomena ini, kata Priyantono, dikenal dengan istilah ‘The Future Mega Trend’.
Pakar HR senior Herdy Harman menegaskan, ke depan mindset HR bukan lagi sifatnya administratif, melainkan harus menjalankan strategic human capital management. Jadi, orang HR harus bisa mengerti bisnis dan mau dibawa ke mana bisnisnya. Jadi, selain hard skills, soft skills orang-orang HR pun harus dibangun guna memastikan keberhasilan dalam menjalankan peran masa depannya.
Mencermati fenomena tersebut, tahun 2021 ini Majalah SWA melakukan rating mengenai kesiapan dunia korporasi di Indonesia di bidang HR dalam menyongsong masa depan SDM (HR Future Readiness).”Ada 30 perusahaan yang diundang untuk mengikuti rating. Daftar pendek (short list) partisipan rating itu diperoleh setelah tim SWA melakukan survei pemetaan (mapping) dengan tema yang sama (HR Future Readiness) terhadap seratusan perusahaan yang beroperasi di Indonesia, yang respondennya diwakili para Chief Human Resource Officer (CHRO) masing-masing,”kata Kemal Effendi Gani, Group Chief Editor SWA.
Disampaikannya, ada 188 CHRO yang mengikuti survei ini. Berdasarkan jawaban survei itulah, dipilih daftar pendek perusahaan yang dinilai relatif paling memiliki kesiapan untuk masa depan di bidang HR. Untuk melakukan rating kesiapan masa depan ini, SWA menggunakan kerangka “5S” (sebagai hasil adaptasi konsep 7S dari McKinsey & Co.), yang terdiri dari elemen-elemen: Strategy, Structure, System, Skills, dan Shared Values.
Ke-5 elemen ini juga menjadi variabel untuk pendalaman informasi yang harus dipaparkan secara tertulis oleh para CHRO perusahaan dalam daftar pendek ini. Intinya, bagaimana organisasi/divisi HR masing-masing dalam mengembangkan dan menjalankan inisiatif-inisiatif pada kelima elemen tersebut. Variabel 5S untuk Penilaian HR Future Readines terdiri dari (1) Strategy: Rencana bidang HR yang dirancang untuk mempertahankan dan membangun keunggulan kompetitif perusahaan dalam persaingan. (2) Structure: Organisasi bagian HR yang dirancang/dibuat sesuai dengan kebutuhan organisasi dan skala perusahaan, yang membuat kebijakan dan komunikasi jadi efektif serta keputusan dapat dibuat dengan cepat, tepat, dan sistematis). (3) System: Prosedur atau tata cara penggunaan teknologi untuk mengatur aktivitas yang dijalankan organisasi HR. (4) Skill: Keterampilan atau kompetensi yang dibutuhkan setiap insan di organisasi HR untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan dengan efektif dan efisien. (5) Shared Values: Nilai-nilai utama atau penting yang menjadi pegangan semua karyawan di bagian HR dan semua bagian perusahaan agar tumbuh berkelanjutan.
Priyantono Rudito, anggota Dewan Juri menilai, mayoritas peserta telah memiliki awareness yang baik dan memahami apa yang terjadi di industri masing-masing. Namun, menurutnya, masih ada sejumlah perusahaan yang belum sepenuhnya memahami implikasi masa depan atas fenomena the Future Mega Trend terhadap portofolio bisnis mereka yang saat ini dijalankan, juga terhadap kesiapan HR.
Dari penilaian dewan juri menyebutkan sejumlah pemenang award HR Future Readiness adalah Lazada, Sreeya Sewu, Samora Group, Sinar Mas Mining, Pefindo, dan Maybank.
NERACA Jakarta – Pemerintah akan mengevaluasi insentif mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) pada akhir 2025, seiring masih rendahnya…
NERACA Jakarta – Industri pengolahan kopi nasional terus menunjukkan kinerja yang positif dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sektor industri…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mencetak wirausaha baru di berbagai daerah untuk menjadi pelaku industri yang adaptif,…
NERACA Jakarta – Pemerintah akan mengevaluasi insentif mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) pada akhir 2025, seiring masih rendahnya…
NERACA Jakarta – Industri pengolahan kopi nasional terus menunjukkan kinerja yang positif dan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan sektor industri…
NERACA Jakarta – Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus berupaya mencetak wirausaha baru di berbagai daerah untuk menjadi pelaku industri yang adaptif,…