Ini Petinggi Pelindo Bersatu

 

Oleh: Siswanto Rusdi

Direktur The National Maritime Institute (Namarin)

 

Peraturan Pemerintah penggabungan Pelindo rencananya akan dikeluarkan pada 1 Oktober nanti. Apakah soal siapa yang akan menjadi direktur utama Pelindo Bersatu juga akan sekaligus ditetapkan pada saat PP dikeluarkan oleh pemerintah? Bisa ya. Bisa juga tidak. Opsi yang mana yang akan dipilih terkait penetapan petinggi Pelindo, biarkan menjadi misteri sampai masanya nanti diungkap ke publik oleh Kementerian Negara BUMN. Mumpung masih ada kesempatan, tulisan ini mencoba menyajikan kualitas atau kriteria seperti apa yang sebaiknya melekat pada diri dirut.

Yang diperlukan oleh dirut Pelindo adalah kemampuan memahami isu-isu strategis kepelabuhanan. Ini kriteria pertama. Isu strategis ya, bukan melulu teknis membangun pelabuhan. Kriteria kedua, sang kandidat harus mampu menguasa segala macam teknik menggali dana (sebut saja financial engineering) dari berbagai sumber. Kemampuan ini amat sangat dibutuhkan karena Pelindo Bersatu amat sangat diharapkan untuk bisa bertempur di kancah global pascamerger. Satu tarikan nafas dengan kriteria ini adalah aksesibilitas yang bersangkutan ke komunitas keuangan internasional

Kriteria ketiga, dirut Pelindo Bersatu haruslah seorang komunikator yang baik. Kepiawaian ini diperlukan untuk menavigasi proses komunikasi yang tiba-tiba menjadi begitu masif dengan penggabungan empat Pelindo. Ada ribuan karyawan yang perlu diatur kembali assignment-nya, atau barangkali bakal ada yang terpental. Ini semua memerlukan komunikasi agar tidak terjadi riak besar yang bisa menghambat keinerja Pelindo Bersatu.

Bisnis pelabuhan adalah bidang usaha yang unik dan khusus.  Ia unik karena memadukan berbagai sektor dan keahlian yang ada dan memanfaatkannya untuk mendorong peradaban. Ya, peradaban. Sejarah menceritakan kepada kita bahwa peradaban besar dunia yang ada saat ini berawal dari sebuah pemukiman yang bertempat di pinggiran sungai atau laut yang di dalamnya ada pelabuhan.

Dalam zaman modern ini, pelabuhan mendorong berkembangnya teknologi, salah satunya, automated guided vehicles (AGV) yang memudahkan proses bongkar-muat peti kemas. Pada giliran selanjutnya, teknologi itu mengangkat derajat pelabuhan yang menggunakannya ke level mega port. Sementara itu, bisnis pelabuhan disebut khusus karena ia memiliki model yang sudah paten, tinggal di-copy-paste bagi yang ingin menjalankannya. Pikiran utama dari model ini bertumpu pada hubungan antara pemerintah dan pembangunan pelabuhan. Adapun model itu meliputi landlord port, tool port dan service port.

Di Indonesia, model pengelolaan pelabuhannya tergolong tidak jelas. Sepertinya hal ini disebabkan oleh tidak adanya ketiga konsepsi tersebut di dalam ketentuan umum dan penjelasan UU No. 17/2008 tentang Pelayaran. Aturan ini hanya memuat tentang hirarki/tatanan pelabuhan nasional yang terdiri dari pelabuhan utama, pelabuhan pengumpul dan pelabuhan pengumpan. Tentu saja calon dirut Pelindo Bersatu tidak perlu hafal semua konsepsi di muka.

BERITA TERKAIT

Dampak Ekonomi Perang Israel-Iran

  Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta   Seberapa rapuhkah jalinan perekonomian global dan nasional di tengah gejolak…

Wakaf & Pembiayaan "Back to Back"

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Lembaga atau badan wakaf yang ada di Tanah Air jumlahnya sangat banyak, baik berbasis…

Otda vs Perantauan

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo   Rilis terbaru menegaskan bahwa jumlah kemiskinan di…

BERITA LAINNYA DI

Dampak Ekonomi Perang Israel-Iran

  Oleh: Achmad Nur Hidayat Ekonom UPN Veteran Jakarta   Seberapa rapuhkah jalinan perekonomian global dan nasional di tengah gejolak…

Wakaf & Pembiayaan "Back to Back"

Oleh: Agus Yuliawan Pemerhati Ekonomi Syariah Lembaga atau badan wakaf yang ada di Tanah Air jumlahnya sangat banyak, baik berbasis…

Otda vs Perantauan

  Oleh: Dr. Edy Purwo Saputro, MSi Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Solo   Rilis terbaru menegaskan bahwa jumlah kemiskinan di…