Penawaran Saham IPO BUKA Oversubscribed

NERACA

Jakarta – Meski penawaran harga saham Bukalapak menuai kritik karena dinilai terlalu kemahalan, namun pelaku pasar menilai aksi penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) selama masa bookbuilding (penawaran awal) berhasil melebihi jumlah saham yang ditawarkan ke pasar (oversubscribed) hingga empat kali.

Bahkan, oversubscribed itu terjadi pada harga yang dipatok perusahaan pada batas atas penawaran yakni Rp 850 per saham. Berdasarkan tiga sumber Reuters yang mengetahui informasi ini, pesanan IPO Bukalapak mencapai lebih dari US$ 6 miliar atau Rp 87,6 triliun. Padahal, Bukalapak hanya menargetkan dana IPO hingga US$ 1,5 miliar atau setara Rp 21,9 triliun pada aksi korporasinya ini. Calon emiten yang akan tercatat dengan kode BUKA tersebut seperti diketahui telah menggelar bookbuilding pada 9 Juli hingga 19 Juli 2021. “Bukalapak menetapkan harga IPO di batas atas dari harga Rp 750-850 per lembarnya dengan permintaan yang masuk lebih dari US$ 6 miliar,” tulis Reuters berdasarkan laporannya pada Rabu, (21/7).

Adapun, IPO oleh perusahaan e-commerce terbesar keempat di Indonesia ini turut didukung oleh investor pelat merah Singapura, yakni GIC dan juga Microsoft. Selain karena memiliki nilai jumbo, IPO Bukalapak juga dinilai menarik karena pasar e-commerce Indonesia senilai US$ 40 miliar diuntungkan dari permintaan yang kuat di masa pandemi. Sumber Bloomberg dan laporan The Edge Market juga menuliskan hal demikian.

Disebutkan bahwa permintaan investor yang lebih kuat dari perkiraan dipastikan membuat Bukalapak bisa menyentuh target dana IPO sebesar US$ 1,5 miliar. IPO Bukalapak dinilai berhasil menarik minat investor institusi jangka panjang, domestik investor, dan para sovereign wealth funds.

Sementara itu dari sisi penjamin emisi efek (underwriter), Direktur Mandiri Sekuritas Theodora Manik menyatakan, animo nasabah Mandiri Sekuritas terhadap IPO Bukalapak amatlah besar. Hal ini terlihat dari naiknya jumlah nasabah investor ritel baru, seiring informasi bahwa Mandiri Sekuritas merupakan salah satu penjamin emisi efek dalam hajatan besar ini. Apalagi Bukalapak merupakan perusahaan startup teknologi unicorn pertama yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). “Nasabah menyambut baik, tapi kita belum bisa bicarakan detailnya karena bookbuilding baru selesai. Yang pasti baik nasabah yang existing maupun nasabah baru yang berminat pada IPO ini animonya tinggi,” ujarnya.

 

 

BERITA TERKAIT

Peduli Lingkungan dan Berkelanjutan - Midea Indonesia Tanam Coral dan Rumput Laut

Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…

Bidik Pasar Menengah Atas - Lagi, PT Timah Properti Hadirkan Kluster Baru Alexandrite

Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…

Perpanjang Kemitraan JA Worldwide - FWD Group Dorong Pertumbuhan Literasi Keuangan

Perluas dampak positif bagi masyarakat dalam pemberdayaan,  FWD Group Holdings Limited (FWD) resmi memperpanjang kemitraan selama tiga tahun bersama JA…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Peduli Lingkungan dan Berkelanjutan - Midea Indonesia Tanam Coral dan Rumput Laut

Rayakan hari jadinya ke-15, Midea Electronics Indonesia menggelar kegiatan pelestarian lingkungan di Pulau Tidung Kecil, Jakarta. Dalam kegiatan ini, Midea…

Bidik Pasar Menengah Atas - Lagi, PT Timah Properti Hadirkan Kluster Baru Alexandrite

Mengulang kesuksesan penjualan properti di tahun sebelumnya, PT Timah Karya Persada Properti (Timah Properti) yang merupakan anak usaha dari PT…

Perpanjang Kemitraan JA Worldwide - FWD Group Dorong Pertumbuhan Literasi Keuangan

Perluas dampak positif bagi masyarakat dalam pemberdayaan,  FWD Group Holdings Limited (FWD) resmi memperpanjang kemitraan selama tiga tahun bersama JA…