NERACA
Jakarta – Emiten pertambangan batu bara, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (Capex) sebesar US$ 1,84 juta guna memacu pertumbuhan bisnisnya. Dimana dalam mengejar pertumbuhan bisnis, perseroan akan terus mengoptimalkan kinerja tiga anak usahanya. Optimalisasi ini diharapkan menopang pertumbuhan kinerja perseroan ke depan.
Direktur Keuangan Mitrabara Adiperdana, Eric Rahardja mengatakan, hingga kini, perseroan memiliki lima anak usaha, yakni PT Baradinamika Mudasukses, PT Duta Bara Utama, PT Engie Cipta Tenaga Surya, PT Mitra Malinau Energi, dan PT Malinau Hijau Lestari. "Tahun ini, kami akan memfokuskan pengembangan tiga anak usaha, yaitu Duta Bara Utama, Engie Cipta Tenaga Surya dan Malinau Hijau Lestari,"ujarnya di Jakarta, kemarin.
Pengembangan anak usaha pertama, yakni Malinau Hijau Lestari, melalui pengembangan wood pellet atau perkebunan energi. Melalui anak usaha tersebut, Mitrabara menargetkan bisa memproduksi wood pellet sebanyak 100-120 ribu ton per tahun mulai 2023. Selanjutnya melalui anak usahanya Engie Cipta Tenaga Surya, Mitrabara akan membangun proyek rooftop solar panel dengan target kapasitas sebesar 20 megawatt pada 2021. Perseroan berharap kapasitas tersebut bisa terus meningkat setiap tahunnya. "Kami menargetkan kapasitas rooftop solar panel bisa meningkat menjadi 100 megawatt pada 2025," jelas dia.
Terakhir, perseroan akan mengembangkan Duta Bara Utama yang fokus pada pertambangan batubara. Presiden Direktur Mitrabara Adiperdana Khoirudin mengungkapkan, saat ini Dutabara Utama masih memiliki life on mine sebesar 24 juta ton dengan cadangan mencapai 16 juta ton, sehingga potensinya masih besar untuk dikembangkan. Mitrabara memang baru memegang 26% saham Duta Bara Utama. "Sampai saat ini belum ada rencana untuk menambah kepemilikan, namun lebih kepada mengoptimalkan operasi yang diharapkan pada semester dua ini bisa restart kembali," jelas Eric.
Terkait pertambangan batubara ini, Mitrabara sedang menjajaki akuisisi tambang batubara dan jenis mineral lainnya. Akuisisi jenis mineral lainnya, menurut Eric, bertujuan untuk mendiversifikasi bisnis usaha dan juga untuk memanfaatkan sumber daya perseroan di bidang pertambangan. Hingga kuartal I-2021, bisnis batubara masih menjadi bisnis utama Mitrabara. Mitrabara mencatatkan produksi batubara sebanyak 1,1 juta ton hingga akhir Maret 2021.
Di periode yang sama, perseroan bisa menjual sebanyak 1,2 juta ton batu bara dengan pasar terbesar ke Korea Selatan dan Tiongkok. Sementara Ebitda dan laba bersih pada kuartal I-2021 mencapai US$ 21,77 juta dan US$ 14,61 juta. Dari sisi belanja modal, Mitrabara sudah mengeluarkan belanja modal sebesar US$ 224 ribu hingga kuartal I-2021. Sementara sampai akhir 2021, perseroan mengalokasikan belanja modal sebesar US$ 1,84 juta yang banyak digunakan untuk perawatan dan penggantian alat berat.
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…
Emiten properti, PT Modernland Realty Tbk. (MDLN) membukukan laba bersih konsolidasian di kuartal pertama 2025 sebesar Rp761,3 miliar, berbalik arah…
NERACA Jakarta -Kuartal pertama 2025, PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,31 triliun atau meningkat 1,26%…
NERACA Jakarta – Dalam rangka menjaga kesehatan keuangan, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) tengah fokus pada bisnis inti dan akan…