Selama ini selalu diberitakan bahwa kemasan plastik polikarbonat dengan kode plastik no 7 mengandung bisphenol A alias BPA berbahaya. Tapi tidak pernah dijelaskan bagaimana BPA yang berbahaya ini melakukan migrasi dari kemasan plastik polikarbonat ke air yang disimpannya?
Menurut Danish Ministry of the Environment dalam tulisan Environment project no 1710 tahun 2015 tentang Migration of Bisphenol A from Polycarbonate Plastic of different qualities, berkesimpulan bahwa pelepasan BPA dari PC dalam kontak dengan simulasi makanan berkorelasi positif dengan suhu (T) dan waktu (t) kontak. Pada suhu yang lebih rendah (misalnya 0 - 70C) pelepasan BPA lambat dan dikendalikan oleh difusivitas dalam jumlah besar dan polimer padat. Pelepasan BPA lambat ini tentu saja tetap berbahaya karena walaupun kecil jumlah migrasi BPA nya tetap saja dapat mencemari makanan atau minuman.
Begitu juga dengan galon guna ulang yang berkode plastik No.7. Kita tidak pernah tahu bagaimana galon guna ulang tersebut mengalami beberapa kali paparan matahari. Saat baru keluar dari pabrik kemudian diangkut dengan truk menuju ke gudang distributor kemudian dari distributor dikirim ke star outlet juga menggunakan truk, dari star outlet dikirim ke toko - toko, semua menggunakan truk. Yang sangat mungkin terkena paparan matahari. Kemudian saat dipajang di toko - toko tak sedikit yang terkena matahari juga. Saat galon mengalami pencucian, untuk kemudian digunakan lagi, galon disemport dengan air panas bersuhu sekitar 70 derajat Celcius. Nah pada kesempatan ini, galon mengalami pemanasan yang bukan tidak mungkin mengaktifkan zat BPA-nya yang berbahaya.
BPA yang luruh ke air tentu saja sangat berbahaya bagi bayi, balita dan janin pada ibu hamil. Botol susu bayi sudah diwajibkan terbebas dari BPA, karena bersentuhan langsung. Nah air yang digunakan untuk mencampur susu bubuk,misalnya harus juga terbebas dari bahan yang mengandung BPA. “Kalau botolnya sudah free BPA tapi airnya dari galon yang belum free BPA hal itu jelas sangat berisiko," kata Roso Daras, Ketua Perkumpulan Jurnalis Peduli Kesehatan dan Lingkungan dalam siaran persnya di Jakarta, Selasa (16/2).
Disampaikannya, bahaya terpapar BPA dapat mengakibatkan terganggunya hormonal, perkembangan organ tubuh dan perilaku serta gangguan kanker di kemudian hari. "Jadi soal bagaimana migrasi BPA ke air? Jelas faktor yang menentukan adalah suhu dan lamanya kontak dengan galon yang berkode plastik No.7 tersebut. Semakin panas dan semakin lama, maka konsentrasi BPA makin tinggi. Misal, galon guna ulang yang berbahan polikarbonat diangkut dari pabrik menuju gudang dan terkena paparan matahari, disitu jelas berpegaruh kepada pelepasan BPA," ungkapnya.
Sayangnya, hingga kini belum ada peraturan pemerintah tentang penggunaan kemasan plastik berbahan polikarbonat dengan kode No.7 yang digunakan berulang kali secara mendetail, seperti bagaimana standar distribusinya, bagaimana standar kualitasnya dan standard bagaimana mencegah agar BPA yang berbahaya tidak terlepas dan bermigrasi larut dalam air.
Itu sebabnya, langkah dirinya mendesak BPOM untuk memberi label pada galon guna ulang supaya tidak dikonsumsi oleh bayi, balita dan janin sungguh tepat mengingat wadahnya mengandung BPA.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan, pembagian dividen oleh bank-bank BUMN harus mengedepankan aspek transparansi kepada seluruh pemangku kepentingan di dalam…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) atau Metland akan membagikan dividen tunai sebesar Rp86,12 miliar…
Tahun ini, PT Ace Oldfields Tbk (KUAS) menargetkan penjualan bersih sebesar Rp192 miliar. Target ini, 3,95% lebih tinggi dibanding realisasi…
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengingatkan, pembagian dividen oleh bank-bank BUMN harus mengedepankan aspek transparansi kepada seluruh pemangku kepentingan di dalam…
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Metropolitan Land Tbk. (MTLA) atau Metland akan membagikan dividen tunai sebesar Rp86,12 miliar…
Tahun ini, PT Ace Oldfields Tbk (KUAS) menargetkan penjualan bersih sebesar Rp192 miliar. Target ini, 3,95% lebih tinggi dibanding realisasi…