NERACA
Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT Dewata Freightinternational Tbk (DEAL) terus perluas kerjasama. Teranyar, perseroan telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT Promosindo Medika (Promedik) untuk menjalin kemitraan strategis dalam bidang farmasi. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.
Kata Direktur Utama Dewata Freightinternational, Bimada, aksi korporasi tersebut penting bagi perseroan untuk mendukung pertumbuhan dan kesempatan pengembangan usaha. Aksi ini merupakan langkah awal untuk dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pelanggan dalam mengelola logistiknya agar efisien dan efektif “Penandantangan nota kesepahaman tersebut diharapkan akan membangun kerjasama strategis yang saling menguntungkan dalam bidang logistik terintegrasi, mulai dari pergudangan dingin dan kering, pusat logistik berikat, freight forwarding, dan transport distribusi,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, aksi yang dilakukan perseroan tersebut akan membuka peluang bagi anak usaha, yakni PT Arrow Chain Management Logistics (ACML) untuk dapat mengembangkan pergudangan dan transportasi distribusi rantai pasok dingin (Coldchain). “Pengembangan ini membuat perseroan dapat memiliki sumber pendapatan baru (secara konsolidasi) untuk mendukung kinerja keuangan Perseroan,”kata Bimada.
Sementara Corporate Secretary Dewata Freightinternational, Nur Hasanah menyampaikan, penandatanganan nota kesepahaman ini merupakan langkah awal memasuki industri farmasi dan alat kesehatan dimana saat ini perseroan lebih berfokus kepada penanganan kargo infrastruktur, pembangkit tenaga listrik dan pengiriman alat-alat berat.
Untuk diketahui, pada Oktober 2020, nilai import dari industri pengolahan barang konsumsi untuk industri farmasi, seperti produk obat kimia dan produk obat tradisional mencapai US$ 65,89 Miliar. Pihaknya menilai industri ini akan menjadi pasar yang cukup potensial bagi perseroan untuk memulai model bisnis logistik terintegrasi. Sehubungan dengan kemitraan strategis, perseroan pada tahun ini menargetkan pertumbuhan penjualan secara konsolidasi sebesar 300% year on year (YoY).
Pada kuartal III-2020, perseroan membukukan penjualan turun 26% YoY dengan DER 1,63 kali. Kemudian untuk tahun ini, perseroan pada tahun ini menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 100 miliar. Adapun sumber pendanaan capex berasal dari penambahan hutang kepada perbankan dan non perbankan serta kas perseroan. Belanja modal tersebut rencananya akan digunakan untuk pembangunan infrastruktur rantai pasok dingin, pusat logistik berikat dan logistik pertambangan (logistic mining). “Rencana ini diperkirakan terealisasi pada semester II-2021,” ujarnya.
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…
PT Bank DKI dan PT Bank Maluku Malut (BMM) resmi menjalin kerja sama strategis melalui pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB).…
Resmi mengakuisisi PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang ditandai dengan penandatanganan akta jual beli dan pengambilan saham, PT Bank Tabungan…
Dalam rangka mendukung Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yakni ekonomi hijau, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menegaskan komitmennya…