Masuknya Ramin (Gonystylus bancanus) sebagai spesies yang terancam punah, sebagaimana yang dirilis oleh Organisasi International untuk Konservasi Alam, International Union for Conservation of Nature (IUCN) dan masuk Appendix II pada Konvensi Perdagangan Internasional Tumbuhan dan Satwa Liar Spesies Terancam (CITES) sejak tahun 2005, mendorong Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas untuk mengembangkan kembali spesies genetik Ramin untuk mendukung upaya konservasi spesies Ramin yang masih tersisa.
Dalam pengembangannya, APP menggandeng kerjasama dengan Balai Besar Penelitian Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BBPBPTH-KLHK). Kemitraan tersebut merupakan inisiatif konservasi Ramin pertama oleh sektor swasta di Indonesia.
Chief Sustainability Officer APP Sinar Mas, Elim Sritaba dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, usaha konservasi Ramin ini merupakan bagian penting dari kebijakan konservasi hutan (FCP) yang dimiliki APP Sinar Mas. “Kami telah melakukan analisis genetik populasi anakan Ramin untuk memahami struktur genetik dan hubungan antara berbagai populasi Ramin yang telah terkumpul. Melalui upaya tersebut, populasi yang terkumpul selama program konservasi cukup untuk mewakili populasi alami Ramin di Sumatera dan Kalimantan,”ujarnya.
Dirinya pun mengungkapkan, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan CFBTI telah mengakui bahwa koleksi genetika Ramin yang dimiliki R&D APP Sinar Mas merupakan koleksi terlengkap di Indonesian dan bahkan melebihi koleksi kedua organisasi tersebut. Lebih lanjut, materi genetik Ramin di R&D APP Sinar Mas dianggap murni yang berarti tidak ada campuran di antara populasi Ramin yang berbeda. Untuk mendukung penelitian budidaya Ramin lebih lanjut, APP Sinar Mas membangun fasilitas pembibitan khusus di wilayah PT Arara Abadi di Riau dengan kapasitas 65.000 bibit. Lokasi konservasi ini terletak pada lahan gambut dengan permukaan air dangkal yang dianggap ideal untuk pertumbuhan semai Ramin.
Selain membangun fasilitas pembibitan, tim APP Sinar Mas dan BBPBPTH-KLHK mengumpulkan sekitar 12.300 sampel Ramin liar dari 4 populasi alam; Cagar Biosfer Giam Siak Kecil di Riau, Ketapang di Kalimantan Barat, Palangkaraya dan Taman Nasional Tanjung Puting di Kalimantan Tengah, serta dari kawasan hutan produksi di pesisir timur di Jambi.
Elim menegaskan, perseroan terus memperkuat komitmennya untuk peduli pada lingkungan terlepas dari kendala dan tantangan dalam menyelamatkan spesies Ramin. “Keberhasilan yang telah kami capai sejauh ini telah membuka harapan dalam langkah konservasi spesies Ramin. Hingga pertengahan tahun 2020, telah tersedia lebih dari 8.500 bibit dan stek Ramin di persemaian, sekitar 6.500 di antaranya siap ditanam. Ke depannya, kami berharap dapat berbagi praktik terbaik dengan pihak lain yang memiliki perhatian yang sama,”kata Elim.
Menurut peneliti independen Ramin Prof. Dr. Tukirin Partomihardjo yang juga merupakan ketua Forum Pohon Langka Indonesia (FPLI), kelengkapan koleksi genetika Ramin yang bisa ditelusuri milik R&D APP Sinar Mas pun terbukti mendukung upaya konservasi spesies Ramin. “Hasil stek pucuk yang ditanam di lapangan dengan keragaman genetik yang tinggi membantu kelestarian Ramin. Hal ini penting dalam upaya konservasi, karena variasi genetik yang rendah dapat menurunkan tingkat ketahanan spesies,” jelas Tukirin.
Setelah lebih dari 7 tahun penelitian, tim peneliti BBPBPTH-KLHK dan APP Sinar Mas kini telah berhasil menumbuhkan perakaran tunas Ramin melalui teknik kultur jaringan. Meskipun kemajuan ini masih berada di tingkat laboratorium, tahap ini adalah yang paling maju yang telah dicapai dalam penelitian kultur jaringan Ramin di tingkat global. Asal tahu saja, Ramin merupakan salah satu spesies endemik Indonesia yang menjadi rumah bagi beragam jenis fauna di lahan gambut untuk mencari makan, bersarang dan berlindung.
Kata Tukirin, dibutuhkan studi lebih lanjut tentang spesies Ramin, misalnya informasi biologis Ramin secara rinci dan cara menghasilkan buah Ramin dengan baik, sehingga pelestarian varietas genetik dan adaptasi evolusi spesies tersebut di masa depan lebih terjamin. Pasalnya, masih banyak yang belum diketahui tentang Ramin. Terlebih, Ramin menjadi spesies yang harus dilindungi karena tergolong dalam kategori pohon kayu ringan dengan harga jual yang tinggi dan diincar pasar internasional untuk produksi furnitur.
NERACA Jakarta - Dalam momentum Hari Raya Idul Adha 1446 H, CEO TRIV, Gabriel Rey, kembali menunjukkan komitmennya untuk…
Menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tangan mendorong B. Braun Indonesia, perusahaan teknologi medis terdepan di dunia yang berkantor pusat…
Memberikan dampak lebih luas bagi masyarakat, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melanjutkan komitmen nyatanya dalam mendukung penurunan prevalensi kebutaan…
NERACA Jakarta - Dalam momentum Hari Raya Idul Adha 1446 H, CEO TRIV, Gabriel Rey, kembali menunjukkan komitmennya untuk…
Menanamkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan tangan mendorong B. Braun Indonesia, perusahaan teknologi medis terdepan di dunia yang berkantor pusat…
Memberikan dampak lebih luas bagi masyarakat, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) melanjutkan komitmen nyatanya dalam mendukung penurunan prevalensi kebutaan…