NERACA
Jakarta –Pangkas beban utang dan juga menunjukkan eksistensi bahwa PT Timah Tbk (TINS) masih menjalankan keberlangsungan usaha yang positif ditengah tren meningkatnya surat utang korporasi gagal bayar, perseroan menyatakan siap membayar pokok dan bunga obligasi yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat hingga mencapai Rp600 miliar.
PT Timah Tbk dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menyampaikan, kesiapan dana untuk melunasi pokok obligasi berkelanjutan I Timah tahap I tahun 2017 seri A dan sukuk ijarah berkelanjutan I Timah tahap I tahun 2017 seri A yang akan jatuh tempo pada 28 September 2020. Perseroan mengungkapkan, dana untuk pembayaran pokok dan bunga obligasi berkelanjutan I Timah tahap I tahun 2017 seri A dan sukuk ijarah berkelanjutan I Timah tahap I tahun 2017 seri A telah tersedia di rekening bank milik perseroan.
Adapun, obligasi berkelanjutan I Timah tahap I tahun 2017 seri A memiliki nilai pokok obligasi senilai Rp480 miliar dengan bunga gross sebesar Rp10,2 miliar. Sementara itu, sukuk ijarah berkelanjutan I Timah tahap I tahun 2017 seri A memiliki nilai pokok Rp120 miliar dengan bunga gross Rp2,55 miliar. Dengan demikian, total nilai pokok obligasi yang akan dibayarkan TINS sebesar Rp600 miliar dengan total bunga gross sebesar Rp12,75 miliar.
Pembayaran obligasi dan sukuk itu kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dilakukan paling lambat pada 25 September 2020. Asal tahu saja, adanya perbaikan harga komoditas di pasar dunia pada semester kedua tahun ini menjadi harapan besar bagi PT Timah Tbk bisa membalikkan kinerja keuangan lebih baik lagi dibandingkan pada semester pertama 2020. Sebagai informasi, perseroan mencatat rugi bersih di kuartal dua sebesar Rp390,07 miliar atau turun dari posisi kuartal I sebesar Rp412,86 miliar.
Direktur Keuangan PT Timah Tbk, Wibisono meyakini pada paruh kedua tahun ini harga logam timah akan membaik dan membantu pemulihan pasar timah dunia.”Kami optimistis bahwa harga logam timah akan pulih di semester IIâ€2020. Ini akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan," ujarnya.
Harga logam timah di London Metal Exchange (LME) berangsur membaik dengan rataâ€rata harga pada Juni 2020 sebesar US$ 17,12 atau naik 9% dibandingkan bulan sebelumnya. Sinyal positif tersebut menumbuhkan optimisme akan pulihnya pasar timah dunia setelah terpukul beberapa waktu akibat Covidâ€19. Sebagai produsen terbesar timah dunia, perseroan menjadi salah satu merek yang paling digemari di industri timah dengan merek dagang yang sudah terdaftar di London Metal Exchange.
Menurut Wibisono, hal tersebut menjadi keunggulan kompetitif bagi TINS untuk mewujudkan strategi penetrasi ke pasar-pasar baru. Pada semester pertama 2020, PT Timah mencatat produksi bijih timah sebesar 24.990 ton atau turun 47,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 47.423 ton. Adapun produksi logam turun 26,2% menjadi 27.833 ton, serta penjualan logam turun 0,3% menjadi 31.508 ton.
Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…
Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…
Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…
Di kuartal pertama 2024, PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) atau Adira Finance membukukan peningkatan laba bersih sebesar 4%…
Aksi demonstrasi yang terjadi di kantor pusat PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mulai meresahkan, pada hari kedua aksi unjuk…
Di kuartal pertama 2024, bank bjb berhasil meraup laba sebelum pajak hingga Rp453 miliar tumbuh 1,6% year on year (yoy)…