NERACA
Jakarta - Danai pelunasan utang atau refinancing, produsen polypropylene resin terbesar kedua di Indonesia yang terafiliasi dengan Pertamina (Persero), PT Polytama Propindo (Polytama) berencana menerbitkan obligasi senilai Rp 450 miliar dan sukuk ijarah senilai Rp 300 miliar.
Direktur Keuangan PT Polytama Propindo, Uray Azhari mengatakan, dalam aksi korporasi ini, Polytama menawarkan obligasi dan sukuk ijarah, masing-masing terdiri dari tiga seri. "Seri A dengan tenor 1 tahun menawarkan indikasi kupon 9% -10%, seri B tiga tahun 10,25% - 11,25% dan seri C lima tahun 11%- 12%," kata Uray di Jakarta, kemarin.
Direktur Utama PT Polytama Propindo Didik Susilo mengatakan, dana obligasi dan sukuk ijarah digunakan seluruhnya untuk melunasi sebagian utang sehingga perseroan bisa menekan cost of fund. Sebagai perusahaan penghasil polypropylene resin terbesar kedua di Indonesia, bahkan satu-satunya di Asia Pasifik dalam bentuk granule, perusahaan optimistis dapat terus mengembangkan sayapnya di pasar polypropylene Indonesia. "Apalagi saat ini industri petrokmia yang merupakan industri hulu memiliki peran vital bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Didik.
Meski ekonomi global tertekan, namun permintaan polypropylene dari sektor packaging cenderung bertahan selama pandemi. Disebutkan, sektor packaging adalah kontributor terbesar sebagai PP end-user. Head of Investment Banking BNI Sekuritas Tulus Nababan mengatakan periode bookbuilding telah dimulai sejak 13 Agustus dan berakhir pada 25 Agustus 2020. Jika pernyataan efektif didapat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 31 Agustus 2020, maka penawaran umum dilaksanakan pada 1-4 September 2020, "Diharapkan bisa dicatatkan di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 10 September 2020," kata dia.
Selain PT BNI Sekuritas, bertindak seagai penjamin emisi adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Indo Premier Sekuritas dan PT CIMB Niaga Sekuritas. Perusahaan menunjukkan kinerja keuangan baik dengan berhasil membukukan volume produksi yang terus bertumbuh dengan CAGR sebesar 6,9% untuk periode 2016-2019, yang diikuti pertumbuhan penjualan dengan CAGR sebesar 6,4 persen dan EBITDA dengan CAGR sebesar 14,6%. Sepanjang 2019 pendapatan Polytama mencapai US$ 242 juta dengan laba sebelum pajak US$ 21,1 juta.
Kepemilikan saham PT Polytama Propindo dikuasai PT Tuban Petrochemical Industries yang merupakan anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yakni sebesar 80 persen. Sedangkan sisanya 20 persen dimiliki Pasio Investment BV (Belanda) yang merupakan anak perusahaan Pasio Holding N.V Curacao (Dutch Caribbean). PT Tuban Petrochemical Industries resmi menjadi bagian Pertamina Group setelah PT Pertamina (Persero) melakukan penyetoran modal sebesar Rp 3,1 triliun dan menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan 51%.
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…
NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…
NERACA Jakarta – Dorong pertumbuhan literasi pasar modal, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan dua media edukasi terbaru yang dirancang…
NERACA Jakarta — PT RMK Energy Tbk. (RMKE) mencatatkan laba bersih sebesar Rp51,5 miliar pada kuartal I/2025 atau meningkat sebesar…
NERACA Jakarta — Kuartal pertama 2025, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) mencatatkan kinerja positif. Dimana laba bersih tumbuh signifikan…