Mega Manunggal Raih Utang US$ 32,7 Juta

NERACA

Jakarta - Danai pelunasan utang, PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) meraih fasilitas kredit US$ 32,7 juta dari Bank Credit Suisse AG Singapura. Rencananya, pinjaman ini akan digunakan untuk membayar pinjaman bank sebelumnya.

Sekretaris Perusahaan Mega Manunggal, Khrisna Daswara dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin mengatakan, penandatangan fasilitas kredit antara perseroan dengan Credit Suisse merupakan tindak lanjut dari keterbukaan informasi pada 13 November 2019 dan sudah mendapat persetujuan pemegang saham pada 20 Desember 2019. "Dalam facility agreement ini, PT Intirub yang merupakan anak usaha akan menanggung pembayaran dan melaksanakannya secara penuh dan tepat waktu,”ujarnya.

Adapun dana dari fasilitas kredit ini akan digunakan untuk membayar pinjaman dari Bangkok Bank Cabang Jakarta. Dengan pembayaran pinjaman ini diharapkan kelangsungan usaha dan kondisi keuangan perusahaan bisa lebih baik. Sementara itu, belum lama ini, Keppel Corporation melalui Alpha Investment Partners Ltd bersama PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dan PT Mega Manunggal Property Tbk membentuk perusahaan bersama yang fokus pada sektor properti logistik di Indonesia. Target awal dana investasi kerja sama ini sekitar US$ 200 juta. Alpha Investment akan bertindak sebagai manajer investasi pada kerja sama ini.

Sementara, Mega Manunggal bertindak sebagai penasihat strategis untuk Alpha Investment sekaligus pengelola ventura. Adapun perusahaan baru ini telah menerima komitmen modal awal sekitar US$ 93 juta dari mitra usaha, termasuk PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Dalam perjanjian disebutkan, pendirian perusahaan bertujuan untuk mengakuisisi empat aset logistik milik Mega Manunggal di sekitar wilayah Jabodetabek. Aset yang akan diakuisisi menjadi portofolio awal perusahaan baru tersebut.

Aset yang dimaksud adalah tiga pergudangan dengan penyewa tunggal dan satu pergudangan dengan beberapa penyewa. Total aset bersih aset pergudangan tersebut lebih dari 163.000 meter persegi. Sementara tingkat okupansi pergudangan mencapai 96%. Para penyewa gudang logistik ini merupakan perusahaan dari berbagai sektor, termasuk barang-barang konsumsi, industri e-commerce, serta logistik, yakni Unilever, Li & Fung dan DHL. (bani)

BERITA TERKAIT

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sentimen Bursa Asia Bawa IHSG Ke Zona Hijau

NERACA Jakarta – Mengakhiri perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (18/4) sore, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup…

Anggarkan Capex Rp84 Miliar - MCAS Pacu Pertumbuhan Kendaraan Listrik

NERACA Jakarta – Kejar pertumbuhan bisnisnya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) akan memperkuat pasar kendaraan listrik (electric vehicle/EV), bisnis…

Sektor Perbankan Dominasi Pasar Penerbitan Obligasi

NERACA Jakarta -Industri keuangan, seperti sektor perbankan masih akan mendominasi pasar penerbitan obligasi korporasi tahun ini. Hal tersebut disampaikan Kepala…