Lepas 1,6 Miliar Saham MNC Kapital - MNC Investama Raup Dana Rp 281,24 Miliar

NERACA

Jakarta – Kurangi porsi saham di PT MNC Kapital Indonesia Tbk (BCAP), PT MNC Investama Tbk (BHIT) telah menjual 1.644.678.363 lembar atau setara dengan 5,31% kepemilikan di BCAP pada tanggal 22 Juni 2020. Direktur Utama BHIT, Darma Putra dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin menjelaskan, tujuan transaksi ini adalah divestasi.

Disebutkan harga penjualan pada level Rp171 Per lembar. Dengan demikian nilai transaksi tersebut sebesar Rp 281,24 miliar. Dengan demikian, BHIT saat ini memegang 21.228.044.760 lembar saham atau setara dengan 53,48%. Sedangkan sebelum transaksi memegang 22.872.723.123 lembar saham atau 58,79%. Untuk diketahui BHIT merupakan induk usaha dari Grup MNC, dengan anak usaah dibidang media, keuangan, properti. Hingga penutupan perdagangan Kamis (2/7) sore kemarin, BHIT berada di level 50 dengan nilai transaksi Rp6,9 juta.

Sedangkan BCAP merupakan anak usaha BHIT yang bergerak dbidang jasa keuangan. Hingga penutupan perdaganan, Kamis (2/7) kemarin, BCAP berada pada leve 157 dengan nilia transaksi Rp2,3 miliar. Geliat investasi PT MNC Investama Tbk di tahun lalu cukup agresif dan begitu juga dengan kinerja keuangannya. Tengok saja, perseroan mencatatkan pendapatan bersih Rp 15,97 triliun, tumbuh 8,42% dibandingkan pendapatan bersih 2018 senilai Rp 14,73 triliun.

Adapun laba bersihnya melonjak 398,91% year-on-year (yoy) menjadi Rp 430,81 miliar. Mengacu data RTI per 30 April 2020, komposisi pemegang saham BHIT meliputi HT Investment Development Ltd yang menguasai 19,54%, DBS Bank Ltd S/A Caravaggio Holdings Limited 12,28%, DBS Bank Ltd S/A New Ascend Limited 11,08%. Kemudian PT Bhakti Panjiwira memegang 7,77% saham, Hary Tanoesoedibjo sebesar 3,20%, investor publik 45,57%, serta saham treasury 0,56%.

Namun kini melambatnya kondisi perekonomian global memberikan dampak terhadap bisnis perseroan. Sebelumnya, lembaga rating S&P Global Ratings menurunkan peringkat PT MNC Investama Tbk (BHIT) dan surat utang seniornya menjadi 'CC' dari sebelumnya 'CCC'. Lembaga pemeringkat global ini juga menempatkan rating BHIT dalam creditwatch dengan implikasi negatif.

Maka atas permintaan BHIT, S&P Global Ratings kemudian menarik peringkat utang tersebut. Asal tahu saja, harga saham MNC Investama selama tiga bulan terakhir memang cenderung lesu. Bahkan sejak akhir April lalu, harga saham BHIT sudah tengkurap di level gocap alias Rp 50 per saham. Harga tertinggi BHIT tahun ini berada di level Rp 67 per saham pada 22 Januari 2020.

Setelah itu, harga saham emiten Grup MNC ini terus melorot hingga akhirnya terjebak ke  level gocap. S&P Global Ratings dalam pernyataan resminya menyebutkan, langkah pemeringkatan mereka mengikuti perkembangan terakhir terkait sidang di Pengadilan Singapura tentang permohonan moratorium MNC Investama pada 4 Juni 2020.

Permohonan tersebut mengisyaratkan kemungkinan besar bahwa BHIT akan memilih merestrukturisasi surat utang senilai US$ 231 juta yang jatuh tempo pada Mei 2021, ketimbang terus mengejar opsi refinancing atau pembiayaan kembali utangnya. Seiring dengan semakin dekatnya jangka waktu, S&P Global Ratings meyakini fleksibilitas MNC Investama semakin terbatas untuk menemukan opsi pendanaan alternatif.

 

 

 

BERITA TERKAIT

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Buka Era Baru Investasi Obligasi di Indonesia, Indo Premier Sekuritas Luncurkan IPOT Bond

    NERACA Jakarta – Adopsi obligasi di pasar sekunder di Indonesia masih tergolong rendah, terutama akibat kurangnya pemahaman investor…

Panca Budi Incar Penjualan Rp5,78 Triliun

NERACA Jakarta -Emiten produsen kemasan plastik, PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) membidik penjualan sebesar Rp5,78 triliun pada 2025. Target…

Optimalkan Pasar Domestik - Indonesian Tobacco Bidik Penjualan Tumbuh 10%

NERACA Jakarta – Tahun ini, PT Indonesian Tobacco Tbk. (ITIC) menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga 10% di tengah tantangan penurunan daya…