Penjualan Obat Tumbuh 28,97% - Phapros Masih Derita Rugi Rp 13,08 Miliar

NERACA

Jakarta – Bisnis farmasi milik PT Phapros Tbk (PEHA) di kuartal pertama 2020 masih positif. Dimana anak usaha dari PT Kimia Farma Tbk (KAEF) ini membukukan peningkatan penjualan sebesar 28,97% menjadi Rp 229,36 miliar, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 177,84 miliar. Meski demikian, perseroan justru mencetak rugi periode berjalan senilai Rp 13,08 miliar dibandingkan kuartal I-2019 dengan laba bersih Rp 4,68 miliar. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam laporan keuangan yang dirilis di Jakarta, kemarin.

Disebutkan, pendapatan perseroan berasal dari penjualan dari pihak berelasi, yakni Rp 215,98 miliar. Jumlah tersebut naik 33,46% dari periode sebelumnya yaitu Rp 161,83 miliar. Sedangkan penjualan pihak ketiga berkontribusi Rp 13,38 miliar atau turun 16,37%. Secara rinci perseroan menyebutkan penjualan yang melebihi 10% hingga akhir Maret 2020, yakni kepada PT Kimia Farma Trading and Distribution sebanyak Rp 130,79 miliar dan PT Rajawali Nusindo sejumlah Rp 84,27 miliar.

Sedangkan beban pokok penjualan melonjak hingga 30,70% menjadi Rp 103,15 miliar hingga Maret 2020, dalam segmen ini beban pabrikasi dan beban tenaga kerja langsung berkontribusi masing-masing 6,63% dan 7,24%. Selain itu, beban perseroan ditambah oleh bagian barang dalam proses awal sebesar 95,13%, sehingga laba bruto menjadi Rp 126,21 miliar.

Tekanan terus berlanjut lantaran pada segmen beban penjualan perseroan masih mencatatkan beban naik 11,82% menjadi Rp 66,69 miliar, diperparah dengan beban penurunan nilai instrumen keuangan yang harus dipenuhi sejumlah Rp 37,49 miliar. Padahal pada periode yang sama tahun 2019 tidak mengalami hal tersebut. Dengan peningkatan sejumlah beban tersebut menyebabkan perseroan harus menanggung rugi hingga Rp 13,08 miliar, dibandingkan akhir Maret 2019 mengantongi laba Rp 4,68 miliar.

Sementara itu, total aset perseroan saat ini berjumlah Rp 1,97 triliun yang terdiri dari aset lancar senilai Rp 1,07 triliun dan aset tidak lancar Rp 903,45 miliar. Sedangkan pada total kewajiban yang harus dipenuhi perseroan turun 2,36% atau setara dengan Rp 1,24 triliun. Tahun ini, perseroan menargetkan pertumbuhan bisnis double digit. Dimana untuk memenuhi target tersebut, PT Phapros Tbk tengah memperluas pasar ekspor untuk menggenjot kontribusi ekspor sebesar 5% terhadap total penjualan dalam tiga tahun mendatang. Setelah merealisasikan pengiriman perdana produk Tuberkolosis ke Peru pada Oktober 2019, perusahaan farmasi ini tengah mengincar pasar Nigeria.

Sekretaris Perusahaan Phapros, Zahmilia Akbar pernah bilang, perseroan berharap dapat merealisasikan pengiriman perdana ke Nigeria pada semester II/2020. Entitas anak dari PT Kimia Farma Tbk. itu, saat ini sedang menyelesaikan proses izin edar untuk penjualan produk Antimo di Nigeria.”Kami prediksikan semester II/2020. Saat ini masih proses registrasi di Nigeria," katanya.

Selain Nigeria, perseroan itu juga akan melakukan penetrasi pasar di Myanmar. Di Myanmar, Phapros sebenarnya telah masuk melalui anak usahanya yakni PT Lucas Djaja melalui penjualan produk anti influenza. Namun, perusahaan ingin menambah ekspor produk terapi lainnya ke negara tersebut.

BERITA TERKAIT

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Sukses Pengembangan Karyawan - BTN Tempati Posisi Top 3 Untuk Pengembangan Karier

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menempati posisi Top 3 tempat kerja terbaik untuk pengembangan karir di Indonesia versi…

Atlantis Subsea Bidik Pendapatan Tumbuh 20%

NERACA Jakarta – Resmi mencatatkan sahamnya di pasar modal, PT Atlantis Subsea Indonesia Tbk (ATLA) membidik pendapatan tumbuh 20% pada…

Tensi Politik Timur Tengah Penyebab Anjloknya IHSG

NERACA Jakarta- Tensi ketegangan politik di kawasan timur tengah menjadi sentimen negatif terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa…