Waktunya Pengolahan Limbah Cair Berbasis Biologi

Jakarta - Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkomitmen untuk terus mewujudkan pembangunan industri nasional yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

NERACA

Benar, konsep industri hijau yang telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian.

“Pembangunan industri hijau mengedepankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, Doddy Rahadi di Jakarta.

Menurut Doddy, pendekatan industri hijau yang dapat dilakukan antara lain melalui tindakan hemat dan efisien dalam pemakaian sumber daya alam, air dan energi. Selain itu, penggunaan energi alternatif, penerapan 4R (reduce, reuse, recycle dan recovery), penggunaan teknologi rendah karbon, serta meminimalkan timbulan limbah.

“Untuk terus mendukung majunya pembangunan industri hijau di tanah air, BPPI terus berupaya menghasilkan berbagai inovasi,” ungkap Doddy.

Salah satu terobosan tersebut, menurut Doddy yakni invensi dari unit kerja BPPI di Semarang, yaitu Balai Besar Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI).

“BBTPPI mampu menciptakan teknologi pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020),” jelas Doddy.

Doddy menjelaskan Inti teknologi dari PLANET-2020 adalah  penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan air limbah. Hal ini karena bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan organik yang terdapat di dalam limbah  menjadi sumber makanan dan energi. Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan.

Inovasi teknologi PLANET-2020 meliputi tiga unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan.Unit anaerobik merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air upflow yang dikombinasikan dengan sistem resirkulasi.

“Sedangkan, unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, sedangkan unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi. Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95%, amoniak hingga 80% dan Fosfat sebesar 70%,” jelas Doddy.

Doddy menyebutkan, kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90-98%, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90%, atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90%).

 Selanjutnya, PLANET-2020 tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, menggunakan energi listrik yang lebih hemat, dan menggunakan bahan kimia yang jauh lebih sedikit. “Kelebihan lainnya, sistem tersebut tidak menggunakan unit pengolah lumpur, sehingga penguraian polutan dapat dipersingkat darisatu minggu menjadi maksimal empat hari. PLANET-2020 juga hanya membutuhkan biaya yang lebih rendah dibandingkan metode kimia,” sebut Doddy.

Kepala BBTPPI Ali Murtopo Simbolon mengemukakan, teknologi PLANET-2020 ini telah diterapkan untuk mengolah air limbah di 18 sektor industri, seperti industri kertas kerajinan, industri makanan dan minuman, industri batik, industri farmasi, serta industri pengolahan ikan.

“Reaktor PLANET-2020 dibuatsesuai kebutuhan, dengan dimensi yang disesuaikan dengan jumlah limbah industri yang akan diolah dalam satu hari. Untuk memperkuat kapasitas SDM Operator IPAL, BBTPPI  juga memberikan bimbingan teknis mengenai cara operasional dan pemeliharaan PLANET-2020,” papar Ali.

Lebih lanjut, kata Ali, teknologi PLANET-2020 akan terus dikembangkan dengan modifikasi unit dan proses. Unit anaerobik, aerobik, dan wetland yang membutuhkan lahan agak luas dimodifikasi dengan merancang reaktor vertikal, sehingga digunakan pada luasan lahan yang terbatas dan waktu tinggal yang lebih cepat. Hal ini akan memudahkan industri dengan lahan terbatas.

Selain itu, PLANET-2020 diharapkan dapat membantu recovery (pengambilan kembali) zat-zat yang masih bernilai ekonomis yang terkandung di dalam limbah. Oleh karena itu, BBTPPI akan selalu terbuka untuk terus melakukan kerja sama dengan industri yang membutuhkan konsultasi dan desain IPAL dan teknologi pencegahan pencemaran industri lainnya .

Disisi lain, industri kelapa sawit pun juga telah menerapkan penggunaan limbah limbah cair atau yang lebih dikenal dengan POME (palm oil mill effluent) sebagai sumber energi.

 

BERITA TERKAIT

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…

BERITA LAINNYA DI Industri

NRE dan VKTR Sepakat Kembangkan e-MaaS di Indonesia

NERACA Jakarta – Pertamina New & Renewable Energy ("Pertamina NRE"), subholding PT Pertamina (Persero) yang fokus pada pengembangan energi bersih, dan…

Produksi PHE ONWJ Dioptimalkan

NERACA Cirebon – Tim dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melakukan peninjauan proyek Offshore PT Pertamina Hulu Energi…

Investasi dan Ekspor Industri Mamin Semakin Lezat

NERACA Jakarta – Industri makanan dan minuman (mamin) merupakan salah satu sektor strategis dan memiliki peran penting dalam menopang pertumbuhan…