Produksi Batu bara Adaro Energy Naik 5%

NERACA

Jakarta - Meskipun harga batu bara di pasar turun, kondisi tersebut tidak mempengaruhi produktivitas PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Tengok saja, di kuartal pertama 2020, perseroan mencatatkan produksi batu bara sebanyak 14,41 juta ton atau naik 5% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar 13,75 juta ton. Informasi tersebut disampaikan perseroan dalam siaran persnya di Jakarta, kemarin.

Sementara itu, perseroan membukukan EBITDA operasional senilai US$ 265 juta dan laba inti US$ 136 juta. “Kinerja kami pada kuartal I-2020 merupakan refleksi keunggulan operasional aset batu bara yang utama dengan tercapainya volume produksi yang tinggi di tengah kondisi pasar yang sulit,” kata Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy, Garibaldi Thohir.

Disampaikannya, di situasi yang penuh tantangan bagi ekonomi dan pasar batu bara global ini, perseroan senantiasa meningkatkan efisiensi, memastikan disiplin pengeluaran, dan menjaga posisi keuangan yang sehat. Sebab, pasar batu bara yang lemah semakin terpukul dengan adanya pandemi Covid-19 yang memicu penurunan aktivitas bisnis maupun industri. Adapun kenaikan sebesar 5% untuk volume produksi batu bara perseroan disebabkan oleh kuatnya permintaan pada awal kuartal I-2020, walaupun pasar batu bara mengalami kondisi yang sulit.

Lebih lanjut Garibaldi mengungkapkan, pihaknya tetap bertahan di posisi yang baik untuk mengatasi tantangan jangka pendek ini dengan dukungan operasi dan posisi keuangan yang solid. “Model bisnis yang terintegrasi dan efisien telah terbukti sukses dalam menghadapi siklus batu bara dan pilar-pilar non-batu bara akan terus memberikan kontribusi yang stabil kepada Adaro Energy serta menjadi penyeimbang volatilitas batu bara,” tutur dia.

Adapun pendapatan usaha Adaro Energy pada kuartal-I 2020 mencapai US$ 750 juta atau turun 11% dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$ 846 juta. Penurunan harga jual rata-rata batu bara sebesar 17% menjadi penyebab turunnya pendapatan perseroan. Sedangkan beban pokok pendapatan pada kuartal I-2020 turun 5% menjadi US$ 552 juta dibanding periode sama tahun lalu sebesar US$ 581 juta. Efisiensi tersebut disebabkan penurunan nisbah kupas yang sejalan dengan panduan perusahaan.

Di sisi lain, untuk mengantisipasi kondisi yang sulit di pasar batu bara, Adaro telah menurunkan panduan untuk nisbah kupas tahunan menjadi 4,3 kali. Biaya kas batu bara per ton (tidak termasuk royalti) turun 12% sepanjang tahun berjalan karena kenaikan produksi, penurunan nisbah kupas, dan penurunan biaya bahan bakar secara year on year (yoy). Hingga kuartal I-2020, Adaro telah menggunakan anggaran belanja modal bersih sebesar US$ 56 juta.

Kata Garibaldi, belanja modal digunakan untuk pembelian dan penggantian alat berat dan pengembangan Adaro MetCoal Companies (AMC). Arus kas bersih yang digunakan dalam aktivitas pembiayaan pada kuartal-I 2020 mencapai US$ 223 juta, yang disebabkan kenaikan pembayaran dividen. Perseroan membayarkan dividen interim pada 15 Januari 2020 sebesar US$ 150 juta. Sementara itu, total aset perseroan tercatat sebesar US$ 6,92 miliar hingga kuartal I-2020.

BERITA TERKAIT

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…

BERITA LAINNYA DI Bursa Saham

Metropolitan Land Raih Marketing Sales Rp438 Miliar

NERACA Jakarta – Emiten properti, PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) atau Metland membukukan marketing sales hingga kuartal I-2024 sebesar Rp…

Hartadinata Tebar Dividen Final Rp15 Per Saham

Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) akan memberikan dividen final tahun buku 2023 sebesar Rp15…

Kenaikan BI-Rate Positif Bagi Pasar Modal

NERACA Jakarta  - Ekonom keuangan dan praktisi pasar modal, Hans Kwee menyampaikan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI-Rate…