Pemerintah Pastikan Stok dan Distribusi BBM Wilayah Jabar Aman

NERACA

Bandung – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok dan distribusi bahan bakar minyak (BBM) di Jawa Barat dalam kondisi aman dan lancar serta tepat ukurannya. Sehingga masyarakat Jawa Barat tidak perlu khawatir terjadi kekurangan BBM selama pandemi COVID-19.

Setelah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jawa Barat (Jabar) pada 6 Mei lalu, Kemendag memutuskan meninjau langsung Depo BBM Grup Pertamina di Bandung Jabar. Hasilnya, stok BBM di Jabar terpantau sangat cukup dan tidak terjadi gangguan distribusi selama pelaksanaan PSBB. “Ukurannya juga tepat karena telah ditera oleh Pemerintah. Sehingga kebutuhan BBM untuk masyarakat di Jawa Barat dapat tercukupi dengan baik,” tegas Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.

Dalam kesempatan ini, Kemendag juga secara resmi muluncurkan Tangki Ukur Mobil (TUM). Peluncuran dilakukan secara simbolis dengan memecahkan kendi.

“Tangki ukur mobil ini memiliki ketepatan dan akurasi volume BBM. Ketetapan ini sangat penting untuk melindungi konsumen agar tidak dirugikan,” tambah Agus.

Seperti diketahui, terminal BBM Bandung Group merupakan salah satu dari unit operasional Supply & Distribution BBM/BBK milik PT Pertamina (Persero), yang terdiri atas 2 lokasi, yaitu lokasi Ujung Berung, Kota Bandung dan lokasi Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Kapasitas penyimpanan BBM di TBBM Ujung Berung mencapai 95.112 KL dengan ketahanan stok 18 hari, sementara untuk TBBM Padalarang sebesar 56.243 KL dengan ketahanan stok 27,9 hari. Setiap harinya, kedua terminal BBM ini menyalurkan BBM sejumlah 5.220 KL/day (Ujung Berung) dan 2.255 KL /day (Padalarang). Jumlah mobil tangki 91 mobil tangki (Ujung Berung) dan 79 mobil tangki (Padalarang).

Disisi lain, sebelumnya PT Pertamina (Persero) tengah perangkat digital Automatic Tank Gauge (ATG) di setiap tangki pendam SPBU. Dengan adanya alat ini, maka SPBU maupun Pertamina dapat memantau stok BBM di tangki tersebut secara otomatis.

“Sehingga ke depannya jaminan ketersediaan stok di SPBU menjadi lebih baik. Karena jika stok mencapai batas minimum, langsung terkomunikasikan secara otomatis ke ATG yang ada di Terminal BBM. Sehingga ketersediaan stok selalu terjaga,” kata Direktur Pemasaran Ritel Pertamina Mas’ud Khamid.

Selain itu, menurut Mas’ud untuk memantau ketersediaan stok, dengan adanya ATG di tangki pendam SPBU ini maka titik serah produk yang sebelumnya di Terminal BBM Pertamina, kini bisa digeser ke tangki pendam SPBU. Dengan demikian, maka jika terjadi losses selama pengiriman dari Terminal BBM Pertamina ke SPBU, akan menjadi tanggung jawab Pertamina.

“Ini merupakan upaya Pertamina untuk terus menjalankan proses bisnis dengan lebih akuntabel dan transparan terutama kepada mitra bisnis kami yaitu SPBU,” ucap Mas’ud.

Pemasangan ATG, Mas’ud mengakui merupakan bagian dari program digitalisasi SPBU. Pertamina berencana memasang 24.000 ATG di 5.518 SPBU. Hingga saat ini sekitar 75 persen dari semua SPBU telah selesai dipasangi ATG. 

“Melalui program ini, maka konsumen dapat terlayani dengan lebih baik lagi, baik dari sisi ketepatan liter maupun juga kualitas produk," jelas Mas’ud.

Manfaat pemasangan ATG ini diakui oleh Ketua DPD III Hiswana Migas Juan Tarigan sebagai perwakilan pengusaha SPBU. 

“Ini cita cita kami selaku pemilik SPBU dari dulu. Dengan sistem ini maka memudahkan kami mengontrol losses dengan sistem yang dikeluarkan Pertamina. Dan ini juga bisa meminimalisir tingkat losses di SPBU. Semua teman teman SPBU menyambut positif program ini  khsusunya digitalisasi karena program ini membantu kami selaku pemilik SPBU  dalam mengontrol bisnis ke depan nantinya, dan ini sangat ditunggu-tunggu dan disambut baik oleh kita semua,” papar Juan.

Disisi lain, Pertamina membentuk Satgas Ramadan, Idulfitri, dan COVID-19 Tahun 2020 (Rafico 2020). Satgas mulai bertugas sejak 8 April hingga 8 Juni, bertugas memastikan kehandalan dan keselamatan layanan distribusi energi ke masyarakat.

Berbagai persiapan terus digencarkan untuk memastikan stok BBM dan Elpiji aman untuk kebutuhan masyarakat. Kehandalan armada mobil tangki, aktivitas penerimaan dan penyaluran BBM serta elpiji di fuel terminal (FT) dan SPBE. Kesemuanya dilaksanakan dengan menerapkan protokol pencegahan COVID-19.

BERITA TERKAIT

Transaksi Business Matching UMKM April 2025 Capai Rp722,76 Miliar

NERACA Jakarta – Sepanjang April 2025, penjajakan bisnis (business matching) yang difasilitasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp722,76…

Pasar Ekspor Rajungan Terus Meningkat

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan budidaya rajungan di Indonesia. Minat pasar yang begitu tinggi…

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

NERACA Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi dan standardisasi mutu menjadi kunci…

BERITA LAINNYA DI Perdagangan

Transaksi Business Matching UMKM April 2025 Capai Rp722,76 Miliar

NERACA Jakarta – Sepanjang April 2025, penjajakan bisnis (business matching) yang difasilitasi Kementerian Perdagangan (Kemendag) berhasil mencatatkan transaksi sebesar Rp722,76…

Pasar Ekspor Rajungan Terus Meningkat

NERACA Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya mengembangkan budidaya rajungan di Indonesia. Minat pasar yang begitu tinggi…

Sertifikasi dan Standar Mutu Jadi Kunci Daya Saing UMKM Kuliner

NERACA Jakarta — Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Maman Abdurrahman menegaskan bahwa sertifikasi dan standardisasi mutu menjadi kunci…